uefau17.com

Geopolitik Soekarno Bertujuan Bangun Indonesia Sebagai Pemimpin Dunia - News

, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP yang juga Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto mengatakan, geopolitik yang digagas oleh founding father Soekarno, bertujuan untuk membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Hal ini disampaikannya saat dalam seminar ilmiah dosen dalam rangka dies natalies Universitas Sanata Dharma (Sadar) Yogyakarta, pada Jumat (16/12/2022).

Menurut Hasto, untuk memujudkan hal tersebut, memerlukan tradisi intelektual berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan diplomasi internasional.

“Karena itulah kampus menjadi medium yang sangat baik untuk menyampaikan pemikiran geopolitik Soekarno,” kata dia.

Menurut Hasto, itu pula yang membuat dirinya kerap berbicara dengan civitas akademika dan kampus, termasuk Sadar Yogyakarta. Menurutnya, menggelorakan pemikiran Geopolitik Bung Karno dan peran dari perguruan tinggi menjadi relevan.

“Sehingga dari kampus inilah bergelora semangat untuk menjadikan Indonesia terdepan dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar, ilmu dan teknologi dan kemudian meletakkan pilar-pilar kemajuan bagi bangsa dan negara,” ujarnya.

Menurut Hasto, pemikiran Soekarno basisnya kepentingan nasional bangsa Indonesia. Dan mengandung spirit untuk membebaskan dunia dari imperialisme dan kolonialisme.

“Dan melalui pendidikan kita membangun kekuatan intelektual itu. Membangun daya imajinasi bagi seluruh mahasiswa dan civitas akademika di kampus. Dengan demikian akan terbangun spirit memajukan Indonesia raya kita,” tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Poin Kunci

Dalam paparannya di seminar, Hasto juga menjelaskan sejumlah poin kunci kemajuan universitas di Indonesia.

Yakni kampus harus mengedepankan model pendidikan yang berkemajuan, develop the intellectual firepower, serta developing skills and talent pools.

Kedua, kampus harus bertumpu pada kompetensi dasar, sehingga harus concern pada literasi, numerasi, dan sains.

Ketiga, universitas harus menjadi pusat riset, inkubasi, dan inovasi, update dengan case-study dan isu terkini.

“Seperti misalnya: food security, energy security, aging societies, renewable and green energy, maupun health care,” urai Hasto.

Selanjutnya kampus harus berorientasi masa depan dengan multi-disciplinary studies. Lalu universitas harus memperkuat Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics sebagai akses kemajuan.

“Terakhir universitas harus memanfaatkan teknologi informasi untuk meleverage kemajuan tanpa terjebak pada kemapanan sosial media,” pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat