, Jakarta - Aryo Budhi Wicaksono, pemuda 28 tahun kini sudah sepenuhnya sembuh dari virus Corona Covid-19. Pria yang tinggal di Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat itu berhasil menjadi penyintas Covid-19.
Dilansir Antara, Minggu (31/5/2020), kesembuhan Aryo hingga akhirnya berhasil jadi penyintas Covid-19 bukanlah perkara mudah.
Selama satu bulan terinfeksi Covid-19, Aryo pernah mengalami intimidasi dari lingkungan tempatnya tinggal. Ada perundung yang menyebut dirinya dan keluarganya sebagai pembawa virus.
Advertisement
Pada awal masa isolasi mandirinya, pemilik kontrakan bahkan menolak Aryo untuk melakukan karantina di rumah sewanya itu.
Tak cukup itu saja, bahkan ketika ada kerabat yang datang memberi kebutuhan sehari-hari kepada Aryo, beberapa tetangganya mencibir.
Berangkat dari pengalaman kurang menyenangkan itu, Aryo pun saat ini mempunyai misi mengubah stigma negatif masyarakat tentang pasien-pasien Covid-19 hingga bisa diterima oleh lingkungan sekitar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kasus Positif covid-19 bertambah 557 kasus, sehingga jumlah total mencapai 25.773 kasus. 7.015 orang dinyatakan sembuh, sementara pasien meninggal dunia kini berjumlah 1.573 orang.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Awal Mula Kisah Aryo
![Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/hBU2skG1_JR11Zv-tJPXja8icKU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3119689/original/005086500_1588652412-20200505-Penumpang-KRL-Antre-di-Stasiun-Bekasi-Jalani-Tes-Swab-HERMAN-8.jpg)
Aryo menceritakan, pada awalnya, ia tak langsung dinyatakan sebagai pasien Covid-19. Kala itu, ia berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) pada 15 April 2020.
"Awalnya saya berstatus ODP. Itu karena mertua saya harus dirawat di rumah sakit dan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Saya lalu berinisiatif melakukan isolasi mandiri. Saya juga laporkan kegiatan saya itu ke RT sama RW tempat saya tinggal," cerita Aryo.
Tidak hanya Aryo, seluruh anggota keluarga yang tinggal di rumahnya juga harus menjalani isolasi mandiri karena telah berinteraksi langsung dengan pasien PDP.
Aryo lalu melakukan pelaporan kepada pemimpin di lingkungan rumah agar keluarganya mendapatkan akses pengawasan kesehatan dari tenaga medis di kelurahan terdekat.
Kemudian, kegiatan isolasi mandiri keluarganya selama dua hari pun berjalan cukup lancar.
Pada hari ketiga, Ketua RW mendatangi kediaman Aryo untuk memberikan makanan serta kebutuhan sehari-hari bagi keluarganya.
Ternyata selain mengantarkan makanan, Ketua RW dan Ketua RT di tempatnya tinggal bahkan memberikan sosialisasi kepada tetangga lainnya.
Sosialisasi yang awalnya diharapkan dapat menggerakkan hati warga di sekitar dapat membantu memberikan bantuan kepada keluarga Aryo, justru berubah menjadi ketakutan.
"Sosialisasi bahwa keluarga saya melakukan isolasi mandiri itu ada, tapi ternyata warga sekitar menerima pesannya berbeda. Mereka tidak bisa menerima kondisi keluarga saya yang menjalankan isolasi mandiri," kata Aryo.
Sehari usai kedatangan Ketua RW-nya, Aryo dihubungi oleh Ketua RT yang memintanya dan keluarga melakukan isolasi mandiri di Rumah Dinas milik Lurah.
"Pemilik kontrakannya tidak mau kamu tinggal di situ. Jadi nanti isolasinya di rumah dinas Lurah atau RPTRA," ujar Aryo menirukan Ketua RT menyampaikan penolakan dari pemilik rumah yang disewa.
Advertisement
Keluar Rumah Kontrakan dan Pindah ke Rumah Ayah
![Tekan Penyebaran Covid-19, Pegawai Lapas Jalani Rapid Test di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Tangerang.](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/EclCMFYgtB5OcoXu9_s5gq4M6lg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140016/original/030808500_1590834975-Kemenkumham-Rapid-Test6.jpg)
Aryo pun berdiskusi dengan anggota keluarga lainnya. Mereka sepakat keluar dari rumah kontrakan dan tidak menjalani isolasi di rumah dinas milik Lurah atau RPTRA.
"Kami putuskan untuk tinggal di rumah Ayah saya. Kebetulan bisa untuk 10 orang karena itu tiga lantai," ucap Aryo.
Usai tinggal di rumah ayahnya, petugas medis mendatangi keluarga Aryo untuk melakukan tes swab, yakni pengambilan cairan di tenggorokan dan hidung.
Hasilnya menunjukkan bahwa lima dari sepuluh anggota keluarga yang menjalani isolasi mandiri itu positif Covid-19.
"Lima orang itu yang positif semuanya anak muda. Sepupu saya, anak saya usia empat bulan, saya, dan dua keponakan saya. Kami semua diberi catatan khusus sebagai orang tanpa gejala (OTG)," tutur Aryo.
Aryo yang mengetahui dirinya positif Covid-19 itu tetap disarankan menjalani isolasi mandiri oleh petugas medis dari Puskesmas setempat.
Dengan keadaannya itu, Aryo justru semangat melakukan konsultasi dengan dokter dari Puskesmas Kelurahan Pegangsaan terkait tata cara isolasi mandiri yang benar.
Perundungan Terjadi
![TINDAK PERUNDUNGAN](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/3Hv3vSEFcx_xvMa_y52mpw9pfi4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3054573/original/027902100_1582097250-CEGAH_DAN_LAPORKAN_PERUNDUNGAN_.jpg)
Aryo pun segera memberi kabar kepada teman-temannya melalui aplikasi pesan singkat terkait kondisinya.
Ia lalu bercerita tentang perundungan yang membuatnya melakukan adu mulut dengan tetangga.
"Saya sempat diteriakin, waktu ada tetangga yang nyinyir ke temen saya yang membawa kebutuhan saya sama keluarga. Saya bilang aja, kalau memang tidak mau tertular, di rumah aja, jangan kelayapan. Pake masker, bukan jalan-jalan," ucap Aryo.
Adu mulut itu merupakan puncak dari serangkaian penolakan warga terhadap Aryo yang saat itu berstatus pasien Covid-19.
Kejadian itu dipicu pada saat Aryo yang berada di lantai dua dan akan menerima bantuan dari temannya.
Ia menurunkan keranjang yang terikat agar temannya dapat menaruh kebutuhan Aryo selama menjalani isolasi mandiri.
Tetangganya yang tak suka justru mencibir, melirik tidak suka teman Aryo yang memberi bantuan. Akibat adu mulut tersebut, tetangga lainnya justru malah semakin menganggap Aryo sebagai gangguan.
"Saya yang saat itu sakit, disebut tukang berisik. Padahal nada saya meninggi karena membela diri," kata Aryo.
Selama 14 hari sejak kejadian itu, petugas medis kembali melakukan tes swab untuk mengetahui kondisi terbaru dari Aryo dan keluarga.
Advertisement
Sembuh Namun Perundungan Masih Terjadi
![Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/kYEt27NpS98USmvurt0Dky144Pc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3136330/original/020688100_1590373170-covid-19-5073811.jpg)
Berkat kedisiplinannya menjalani isolasi mandiri, hasilnya Aryo pun dinyatakan negatif. Meski sudah dinyatakan sembuh, namun perundungan tidak berhenti diterima oleh keluarga Aryo.
Ia mencontohkan, salah satunya ketika ayah Aryo ingin melakukan salat Subuh di musala yang mengadakan salat berjemaah di lingkungannya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Ketika ayah Aryo datang, tiba-tiba seluruh jemaah keluar meninggalkan ayahnya.
"Ayah saya sejak saat itu tidak lagi pergi ke musala. Dia kaget dengan perlakuan itu," kata Aryo.
Aryo pun akhirnya menjadi tidak percaya diri, ia mengaku kesehatan mentalnya tertekan karena penolakan warga pada orang-orang yang terkena Covid-19.
Aryo lalu menceritakan momen putus asa menghadapi perundungan warga di lingkungannya.
"Saya bahkan sampai minta sama dokter Puskesmas yang nanganin saya. Bisa tidak saya dibuatkan surat keterangan, kalau saya bebas Covid-19 biar masyarakat itu mau nerima saya lagi," cerita Aryo.
Untungnya pada saat putus asa, Aryo diberikan saran oleh temannya untuk berkonsultasi daring melalui program Sapa Kamu untuk menghadapi masalah perundungan yang dialaminya.
"Saya jujur saja masih kadang tidak percaya diri kalau beraktivitas di luar ruangan. Apalagi kalau ingat diintimidasi itu kan. Saya bete (bosan), tapi saya jadi punya misi buat edukasi masyarakat, gimana caranya orang kayak saya (penyintas Covid-19) tidak dicap buruk," kata Aryo.
Kini Punya Misi baru
![Polisi di India Gunakan Helm Virus Corona](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/MQ8domuHMeoPMvnGlGL2Ta1Lv7U=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3087993/original/090139000_1585457273-20200328-Polisi-India-Pakai-Helm-Corona-agar-Warga-Tetap-di-Rumah-Saat-Lockdown-AFP-1.jpg)
Sebelum terkena Covid-19, Aryo sudah aktif melakukan hal-hal untuk mendukung lingkungannya terhindar dari virus yang menyerang sistem pernafasan itu.
Ia mengajak tiga temannya yang merupakan pemuda aktif di lingkungannya untuk membuat tempat-tempat cuci tangan di setiap titik-titik masuk menuju lingkungannya yang merupakan pemukiman padat penduduk.
"Saya juga sosialisasi di Puskesmas dekat rumah saya, sebelum ada arahan tempat cuci tangan. Saya sama teman saya, pakai masker, menyemprotkan handsanitizer ke pengunjung Puskesmas mengingatkan agar rajin cuci tangan, biar tidak kena Covid-19," terang Aryo.
Usai menjadi penyintas Covid-19, Aryo mengaku dirinya memang sempat kecewa kepada warga sekitar. Namun dia semakin semangat ingin menyosialisasikan beragam hal tentang Covid-19.
Misi Aryo saat ini di RW-nya tidak ada lagi keluarga pasien Covid-19 yang mengalami perundungan.
Ia memulai pendekatan kepada keluarga yang masih menjalani isolasi mandiri karena Covid-19.
"Saya sempat datangi keluarga lain yang kena Covid-19, mereka juga takut. Tapi begitu saya bilang, saya mau bantu keluarga itu jika ada kebutuhan yang perlu diantarkan mereka akhirnya menerima," kata Aryo.
Advertisement
Pendekatan Sosial Media
![Ilustrasi viral di media sosial.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/eUxfNbJKw1j-FTre2ROM3Fr-fBc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2993101/original/095058300_1576051014-istockphoto-1133848951-170x170.jpg)
Langkah lainnya, Aryo memaksimalkan tren sosial media dengan melakukan siaran langsung.
"Saya sempat bersama selebgram diwawancara juga. Saya live, saya buka kondisi dan cerita saya sama penonton. Saya mau membuka pandangan baru bahwa pasien Covid-19 ini bukan aib. Dari situ mungkin orang-orang di lingkungan saya melihat dan mulai komunikasi sama saya," kata dia.
Dari komunikasi itu, Aryo mengetahui bahwa dirinya masih berstatus positif Covid-19 di situs corona.jakarta.go.id.
"Mungkin dari situs itu orang-orang masih ngira saya positif. Karena di situ kan terlihat berapa kasus dalam satu kelurahan. Padahal cuma tercantum umur dan jenis kelamin tapi orang-orang mengira saya masih positif. Mungkin dari situ juga orang-orang jadi masih takut," ucapnya.
Ia berharap dengan segera status Covid-19 di situs itu cepat dihapuskan karena saat ini dirinya telah sembuh.
Selanjutnya, ia berharap juga agar para pemilik kekuasaan di wilayahnya dapat membantu idenya untuk kembali menggalakkan sosialisasi pencegahan dan penanganan Covid-19.
Sehingga, nantinya tak ada lagi stigma buruk bagi keluarga terkait virus yang merebak pertama kali di Negeri Tirai Bambu itu.
"Saya sebenarnya sangat berharap ide saya ini bisa sampai ke birokrasi lebih tinggi. Saya mau banget. Namun karena saya pernah berkomunikasi dengan RW setempat namun tidak direspons, ya saat ini saya cari cara lain," tutup Aryo.
Terkini Lainnya
Gejala DBD Berubah pada Tubuh Penyintas COVID-19 karena Reaksi Imunologi
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Awal Mula Kisah Aryo
Keluar Rumah Kontrakan dan Pindah ke Rumah Ayah
Perundungan Terjadi
Sembuh Namun Perundungan Masih Terjadi
Kini Punya Misi baru
Pendekatan Sosial Media
Corona
COVID-19
virus corona
Virus Corona COVID-19
penyintas
penyintas corona
penyintas covid-19
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
TOPIK POPULER
Populer
Kasus Korupsi BTS 4G, Mantan Komisaris Ini Divonis Hukuman 5 Tahun Penjara
Gibran Sapa Langsung Peserta Rapimnas II Pemuda Katolik 2024
Hujan Masih Bertahan di Tengah Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Alasannya
Ada Peran Bahlil soal Berdirinya Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
300 Pompa Dibagikan ke Petani Sulsel, Diharapkan Pacu Upaya Swasembada Pangan
Dirjen Aptika Mundur Pasca Serangan Siber, DPR: Harus Menterinya yang Mundur
Ma’ruf Amin: Masalah Palestina Bukan Isu Agama, Tapi Politik Kemanusiaan
Jokowi Tekankan Pentingnya Back Up Data untuk Antisipasi Peretasan di Masa Depan
Megawati Tantang Penyidik KPK yang Panggil Hasto: AKBP Rossa Suruh Dateng Ngadepi Aku
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Sierra Leone Resmi Larang Perkawinan Anak, Penjara 15 Tahun dan Denda Rp65 Juta Menanti Pelanggar
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Nasib Djakarta Lloyd Ditentukan Pekan Depan, Janjikan Bisnis Positif Usai PKPU
Nintendo Tutup Layanan Perbaikan Konsol Game Wii U, Ini Alasannya
6 Mitos dan Larangan Malam 1 Suro Menurut Adat Jawa, Bisa Membawa Sial
Ancaman Serius yang Perlu Diwaspadai, Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Paru-paru?
12 Lokasi Parkir di Festival Asia Afrika 2024 Bandung 6-7 Juli
Donghae Ngaku Sempat Ingin Keluar dari Super Junior Gara-Gara Merasa Enggak Lucu
Pemprov DKI Luncurkan Platform Digital Pemantau Kualitas Udara di Jakarta
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
3 Resep Sop Kepala Sapi yang Lezat dan Segar, Cocok Jadi Menu Makan Siang
Singgung soal UKT, Megawati: Kurangi Bansos, Pendidikan Harus Gratis
Sinopsis Film Komedi Baby Assassins: 2 Babies di Vidio, Akrobasi Maut dan Humor Garing
Hasil MotoGP Jerman 2024: Asapi Marc Marquez, Jorge Martin Kuasai FP1