Perbankan Syariah Jadi Program Studi Terfavorit Peserta SPAN PTKIN

Perbankan Syariah Jadi Program Studi Terfavorit Peserta SPAN PTKIN - News

, Jakarta - Program Studi Perbankan Syariah menjadi program studi favorit calon mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang mendaftar melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN).

"Prodi Perbankan Syariah menjadi primadona dengan total pendaftar lebih dari 30 ribu siswa di tiga Universitas Islam Negeri (UIN)," kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin di Jakarta, Senin (30/4/2018) yang dikutip dari Antara.

Sementara, jumlah pendaftar keseluruhan PTKIN lewat SPAN untuk berbagai prodi, mencapai total 218.449 dengan 88.783 diterima masuk kampus keagamaan Islam negeri.

Menurut Komaruddin, saat ini Perbankan Syariah terbilang sedang naik daun seiring kebutuhan dunia kerja yang membutuhkan lulusan prodi tersebut.

Selain prodi Perbankan Syariah, beberapa jurusan di PTKIN juga tak kalah diminati, di antaranya Ekonomi Syariah dan Manajemen Keuangan Syariah.

"Perbankan syariah semakin booming. Contoh sekarang kita punya Badan Pengelola Keuangan Haji yang mengelola dana haji senilai Rp 100 triliun. Sekarang Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sedang merekrut pegawai yang jumlahnya besar. Itu dibutuhkan lulusan perbankan syariah, mereka butuh secara besar-besaran," tuturnya.

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan cara pihak sekolah meminjam 180 unit laptop milik orang tua siswa.

2 dari 2 halaman

Program Studi Favorit

20170209-Bank-Syariah-Jakarta-AY — Suasana transaksi perbankan Syariah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Sampai akhir 2016 pertumbuhan perbankan syariah mencapai 19,67 persen. (/Angga Yuniar)

Terkait hal itu, Kamaruddin mengatakan, jurusan perbankan syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi program studi pilihan terfavorit peserta SPAN PTKIN. Dengan total 11.326 peminat, sementara yang diterima hanya 56 siswa.

Terkait kecilnya jumlah kuota calon mahasiswa yang diterima, dia mengatakan, karena adanya keterbatasan jumlah ruang belajar dan sumber daya manusia (SDM). Tidak hanya UIN Syarif Hidayatullah, hal itu juga terjadi di berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam negeri lainnya.