uefau17.com

Nasib Perempuan Afghanistan Kian Terkekang, Kini Dilarang Taliban Kunjungi Taman Nasional Populer - Lifestyle

, Jakarta - Pemerintah Taliban melarang perempuan Afghanistan mengunjungi taman nasional Band-e-Amir di provinsi Bamiyan. Penjabat Menteri Kebajikan dan Keburukan Afganistan, Mohammad Khaled Hanafi menyebut ada perempuan tidak mengenakan hijab saat berada di taman. Dikutip dari BBC, Senin (28/8/2023), Hanafi meminta para ulama dan badan keamanan untuk melarang perempuan masuk sampai solusi ditemukan.

Sejak 2009, Band-e-Amir adalah daya tarik wisata yang menjadi taman nasional pertama di Afghanistan. Taman ini merupakan destinasi populer bagi keluarga. Dengan larangan tersebut, jelas akan mengurangi jumlah wisatawan perempuan ke taman tersebut.

Band-e-Amir, menurut UNESCO, merupakan danau yang tercipta secara alami dengan formasi dan struktur geologi khusus. Dari proses geologinya, menciptakan keindahan alam yang unik. Keindahan ini yang mengundang banyak wisatawan untuk datang berkunjung.

Sayangnya, banyak keluhan yang muncul dengan kehadiran wisatawan perempuan dari luar Bamiyan. Menurut salah seorang ulama di Bamiyan, wisatawan perempuan yang datang tidak mengikuti peraturan yang berlaku.

"Ada keluhan soal hijab yang kurang atau buruk, ini bukan warga Bamiyan. Mereka datang ke sini dari tempat lain," kata Sayed Nasrullah Waezi, ketua Majelis Ulama Syiah Bamiyan kepada Tolo News. Hanafi dengan tegas mengatakan pergi ke taman untuk melihat-lihat bukanlah hal yang wajib, lapor kantor berita Afghanistan, Tolo News

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makin Terkekang

Larangan tersebut direspons oleh banyak pihak, contohnya, dari mantan anggota parlemen Afghanistan Mariam Solaimankhil. Ia membuat puisi yang dibagikan di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), "Kami akan kembali, saya yakin akan hal itu."

Penentangan lain juga dilontarkan Fereshta Abbasi dari Human Rights Watch menulis bahwa pelarangan itu adalah tindakan yang tidak menghormati perempuan Afghanistan. Apalagi, larangan berkunjung terjadi di Hari Kesetaraan Perempuan. 

Richard Bennett, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di Afghanistan, mempertanyakan mengapa menghentikan kunjungan wisatawan perempuan di Band-e-Amir, "Apakah perlu untuk mematuhi Syariah dan budaya Afghanistan?.

Taliban memiliki sejarah menerapkan larangan terhadap perempuan untuk aktivitas tertentu. Larangan itu awalnya bersifat sementara, seperti melarang mereka bersekolah pada Desember 2022.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021, larangan terbaru yang mereka keluarkan adalah mengunjungi taman nasional Band-E-Amir. Sebelumnya, Taliban memerintahkan penutupan salon rambut dan kecantikan di Afghanistan. Lalu, pada pertengahan Juli 2023 melarang perempuan mengikuti ujian masuk universitas nasional.

3 dari 4 halaman

Salon Ditutup

Penutupan salon ini menyebabkan hilangnya sekitar 60.000 mata pencaharian. Salon telah diizinkan untuk tetap beroperasi sejak Taliban mengambil alih kekuasaan dua tahun lalu, tetapi mereka mengubah pendiriannya pada Juni 2023. Keputusan tersebut semakin membatasi kesempatan bagi perempuan Afghanistan.

Zarmina, 23 tahun, sedang berada di salon kecantikan untuk mengecat rambutnya menjadi cokelat tua ketika berita tentang penutupan salon tersiar. "Pemilik salon sangat terkejut dan mulai menangis. Dia adalah tulang punggung bagi keluarganya," kata ibu dua anak ini. "Saya bahkan tidak bisa melihat ke cermin ketika alis saya sedang dirapikan. Semua orang menangis. Ada keheningan."

Menurut Zarmina, adalah hal yang lumrah bagi pria untuk melarang anak perempuan mereka memakai riasan dan perawatan kecantikan. "Kebanyakan perempuan berjalan-jalan dengan mengenakan burqa atau hijab di sini. Kami menerimanya sebagai bagian dari budaya kami," katanya.

Zarmina menikah pada usia 16 tahun. Berkunjung dan mengobrol dengan ahli kecantikan adalah kesempatan yang langka dan itu memberinya rasa kebebasan.

"Saya tidak diizinkan meninggalkan rumah sendirian, namun saya berhasil membujuk suami saya, dan diizinkan mengunjungi salon kecantikan dua atau tiga kali setahun," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Cerita Perempuan Afghanistan

Zarmina biasa pergi ke salon bersama seorang perempuan dari lingkungannya, bersahabat dengan salah satu pekerjanya. "Di masa lalu, perempuan sering membicarakan cara-cara untuk memengaruhi suami mereka. Beberapa di antara mereka terbuka tentang rasa tidak aman mereka," terangnya.

Namun krisis ekonomi perlahan-lahan mengganggu kehidupan mereka setelah Taliban merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021 menyusul penarikan pasukan AS dari negara tersebut. Kebebasan perempuan terus menyusut sejak saat itu.

"Sekarang perempuan hanya berbicara tentang pengangguran, diskriminasi dan kemiskinan," kata Zarmina.

Cerita lain datang dari Madina yang menutupi kepalanya dengan syal saat meninggalkan rumah. Hanya suami dan anggota keluarganya yang perempuan yang dapat melihat rambutnya yang diwarnai.

Madina sangat mengikuti tren kecantikan terkini secara online. "Setiap perempuan yang saya kenal suka bergaya. Saya suka fashion terkini dan memakai riasan," ungkapnya.

Ia mengatakan pergi ke salon kecantikan membuat pernikahannya tetap segar. "Suamiku sangat suka melihat rambutku dengan warna berbeda dan dipotong dengan gaya berbeda. Dia selalu mengajakku ke salon kecantikan dan menunggu dengan sabar di depan pintu," ujarnya bangga. "Dia memuji penampilanku saat aku keluar, dan itu membuatku merasa senang."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat