uefau17.com

Kisah Gunung Gamalama, Mulai dari Lokasi Makam Suci hingga Jalur Pendakian - Lifestyle

, Jakarta Pulau Ternate yang terletak di Provinsi Maluku Utara menyimpan sejuta keindahan alam. Salah satu keindahan alam yang menjadi ikon dari The Spice Island ini adalah Gunung Gamalama.

Gunung Gamalama berasal dari kata Kie Gam Lamo yang memiliki arti "Negeri yang Besar". Selaras dengan namanya, gunung ini pun menjadi simbol kebesaran bangsa yang mendiami Pulau Ternate.

Gunung Gamalama memiliki ketinggian 1.715 mdpl dan terbilang menjadi salah satu gunung api tertinggi yang ada di Indonesia. Dengan ketinggian tersebut, hamparan hutan hijau lebat yang mencapai ketinggian 1.500 mdpl pun mampu memanjakan mata bagi siapa pun yang melihatnya.

Seperti gunung lainnnya di Indonesia, Gunung Gamalama tak hanya menghadirkan keindahan yang luar biasa, namun juga memiliki nilai historis yang kental. Pasalnya, gunung ini disebut berkaitan erat dengan perjalanan panjang manusia yang mendiami Ternate sejak masa lampau.

Salah satu kisah historis atau lebih tepatnya legenda gunung ini yang terkenal adalah asal muasal terjadinya Danau Tolire. Ketika Gunung Gamalama meletus pada 1775, sebuah desa bernama Soela Takomi hancur bersamaan dengan penduduknya. Desa yang tertutup oleh muntahan Gunung Gamalama tersebut menghasilkan Danau Tolire.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terdapat Makam Suci

Puncak Gunung Gamalama diyakini sebagai tempat suci oleh masyarakat setempat. Pasalnya, lokasi tersebut dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para raja dan imam-imam masjid Kesultanan Ternate serta para penyebar agama Islam.

Keyakinan bahwa puncak Gunung Gamalama merupakan tempat yang suci semakin dikuatkan dengan lokasi makam-makam suci yang berada di puncak Gunung Gamalama yang biasa disebut sebaga jere. Jere tersebar dan secara misterius muncul sendiri di Puncak Gunung Gamalama.

Keberadaan jere tidak hanya di Puncak Gunung Gamalama semata, namun makam yang diyakini miliki para aulia dan anbia itu pun berada di beberapa kelurahan Kota Ternate. Seperti di Kelurahan Kulaba yang dipercaya milik para raja Kesultanan Ternate dan Kelurahan Sangaji Utara yang dipercaya milik Sangaji atau panglima perang Kesultanan Ternate.

Selain itu, jere yang berlokasi di Kelurahan Sulamadaha dipercaya milik para penyebar agama Islam. Sedangkan, di Kelurahan Sasa, jere dipercaya milik para penasihat empat kesultanan di Maluku Utara.

Tak hanya itu, jere yang berada di Kelurahan Tobona dipercaya milik para imam-imam masjid Kesultanan Ternate dan jere di Kelurahan Foramadiahi milik Sultan Khairun Ternate.

 

3 dari 4 halaman

Lebih dari 60 Kali Letusan

Sebagai gunung yang masih memiliki status aktif dan termasuk ke dalam jenis stratovolcano, Gunung Gamalama masih sering memuntahkan isinya hingga kini. Gunung Gamalama tercatat sudah lebih dari 60 kali mengalami letusan.

Letusan pertama gunung ini yang tercatat adalah pada tahun 1538 dan memakan korban jiwa hingga ratusan orang. Letusan ini terbilang luar biasa, karena mampu menutupi langit Ternate hingga memaksa warga di sana mengungsi ke Pulau Tidore.

Di medio sekarang, letusan tercatat pernah terjadi pada tanggal 5 Desember 2011 yang memaksa warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2 ribu meter. Selang setahun kemudian, gunung ini kembali meletus pada tanggal 16 September yang membuat statusnya naik, dari waspada level 2 menjadi siaga level 3.

Dan terakhir, pada tahun 2018, Gunung Gamalama mengalami letusan kecil dan mengeluarkan asap setinggi 250 meter dari puncak. 

4 dari 4 halaman

Jalur Pendakian Gunung Gamalama

Walaupun berstatus gunung api aktif, pendakian ke puncak Gunung Gamalama tetap diperbolehkan. Start pendakian untuk mencapai puncak Gunung Gamalama dimulai dari Kampung Moya yang berada di ketinggian 341 mdpl dan untuk mendaki hingga puncak, dibutuhkan waktu 7 hingga 8 jam perjalanan normal.

Selama kurang lebih 8 jam tersebut, Anda akan melewati 5 pos dengan total jarak 9 km vertikal. Secara rinci, jalur pendakian memakan waktu sebagai berikut,

  • Basecamp - Pos 1 150 menit
  • Pos 1 - Pos 2 90 menit
  • Pos 2 - Pos 3 60 menit
  • Pos 3 - Pos 4 30 menit
  • Pos 4 - Pos 5 30 menit
  • Pos 5 - Puncak 60 menit

Dari lima pos tersebut, terdapat dua sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi ulang botol minum, yakni Air Belanda yang terletak di pos 1 dan Air Abdas yang terletak di pos 4.

Ada hal menarik ketika Anda akan memasuki pos 5. Di sana, terdapat Pintu Suba yang mewajibkan para pendaki untuk melantunkan azan dan mengarah ke kiblat sebagai penanda Anda ingin memasuki puncak Gunung Gamalama.

Bagaimana, Anda tertarik untuk mendaki Gunung Gamalama? Jika iya, Anda perlu mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu, ya! Mulai dari fisik, mental, dan juga akomodasi yang diperlukan.

Nah, berbicara terkait akomodasi, Anda bisa memilih aplikasi pembelian tiket yang terus memberika promo menarik setiap minggunya. Dengan promo tersebut, dijamin pengeluaran Anda ketika melancong ke Ternate, khususnya Gunung Gamalama semakin hemat.

 

(*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat