uefau17.com

Menlu Papua New Guinea Mundur dari Jabatannya Gara-Gara Perjalanan Menghadiri Upacara Penobatan Raja Charles III - Lifestyle

, Jakarta - Menteri Luar Negeri Papua New Guinea (PNG) Justin Tkatchenko memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat, 12 Mei 2023, menyusul kontroversi yang ditimbulkan seusai menghadiri upacara penobatan Raja Charles III di London, pada 6 Mei 2023. Ia mengambil keputusan mundur setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri PNG Jamer Marape.

Meski demikian, Tkatchenko tetap bergabung di dalam parlemen. "Saya ingin memastikan bahwa kejadian baru-baru ini tidak memengaruhi kunjungan dan pertemuan resmi yang akan kita selenggarakan dengan seluruh Pemimpin Dunia di pekan-pekan mendatang," kata Tkatchenko, dikutip dari CNN, Senin (15/5/2023).

"Saya juga ingin memastikan kebenaran masalah ini dijernihkan dan misinformasi dan kebohongan dikoreksi," ia menambahkan.

Rencananya, negara itu akan menyambut Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi pada 22 Mei 2023 sebagai bagian kunjungan bersejarah. Pada Rabu, 23 Mei 2023, Tkatchenko mengatakan bahwa Biden akan menandatangani pakta pertahanan dengan PNG yang didekati oleh China dan Amerika Serikat di tengah perebutan pengaruh di kawasan kepulauan Pasifik.

Tkachenko diketahui terlibat erat dalam proses negosiasi dengan AS. Karena itu, Marape mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam, 12 Mei 2023, bahwa ia akan mengambil alih pengawasan persiapan kedatangan Biden, Modi, dan lebih dari selusin pemimpin kepulauan Pasifik. Ia memuji Tkachenko karena mengutamakan kepentingan nasional.

Sebelumnya, media dan situs berita online di PNG mengkritisi biaya perjalanan delegasi PNG yang dipimpin Tkatchenko untuk menghadiri upacara penobatan di Westminster Abbey, London, Inggris. Total delegasi yang berangkat mencapai 30 orang dengan masing-masing menghabiskan 50 ribu kina atau hampir Rp209 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anak Menlu Dibela Perdana Menteri PNG

Biaya perjalanan dinas itu terutama untuk membayar hotel dan tiket pesawat. Total anggaran yang dihabiskan lebih dari Rp6 miliar. Dengan biaya sedemikian besar, warganet dan media menyayangkannya. Banyak yang mengatakan uang tersebut akan lebih baik dihabiskan untuk anggaran rumah sakit.

Meski demikian, PM tetap membela menterinya. Ia mengatakan ingin meminta maaf pada keluarga Tkatchenko, terutama pada putrinya, Savannah, yang ia sebut mengalami 'pengalaman traumatis selama beberapa hari terakhir.' "Tidak seorang perempuan pun berhak diperlakukan seperti Savannah diperlakukan selama beberapa hari terakhir," katanya.

Putri Tkatchenko, yang menemaninya dalam perjalanan ke Inggris, telah jadi pusat kemarahan setelah mengunggah video TikTok yang membahas tentang belanja barang mewah sebelum menaiki pesawat di Singapura. Sebelumnya, Tkatchenko telah meminta maaf atas pernyataan yang ia buat pada penyiar negara bagian Australia karena menyebut orang-orang yang mengkritik putrinya di media sosial sebagai "binatang primitif," yang memicu reaksi lebih lanjut.

Marape mengatakan itu adalah "pilihan kata yang buruk."

3 dari 4 halaman

Kehadiran Jokowi Diwakili Dubes RI di Inggris

Sementara itu, Presiden Joko Widodo tidak bisa memenuhi undangan Kerajaan Inggris di acara penobatan Raja Charles III. Kehadirannya kemudian diwakili Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, beserta istri. Keduanya datang dengan mengenakan pakaian adat Lampung.

Ia membagikan pengalaman bersejarah tersebut dalam akun Instagram pribadinya @desrapercaya. Dubes Desra Percaya mendapat kesempatan langka tersebut dan menyebut puncak penobatan Charles sebagai Raja Inggris sebagai 'once in a lifetime event'.

"Prosesi coronation sendiri, terakhir digelar tahun 1953. Jadi bisa dibayangkan ini adalah kesempatan sekali seumur hidup," tulis Desra dalam unggahannya, Sabtu, 6 Mei 2023. Ia juga menambahkan, jika tradisi coronation ini konon sudah dilakukan sejak 1.000 tahun lamanya dan kali ini hadir dengan corak modernitas monarki yang dirasakannya sendiri.

"Mulai dari durasi yang dipersingkat, pembacaan liturgi oleh PM Rishi Sunak yang seorang penganut Hindu, hingga keberagaman latar belakang, agama, dan gender para tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan yang turut andil dalam ritual kali ini," tulisnya dalam unggahannya.

"Selama dua hari, saya mendapat kesempatan langka sebagai salah satu saksi sejarah mewakili Bapak Presiden @jokowi dalam kegiatan resepsi oleh Raja," tambah Desra.

Desra mengikuti prosesi acara penobatan Raja Charles III dan jamuan makan siang oleh Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly yang termasuk dalam bagian prosesi penobatan. Perayaan keberagaman tersebut juga dimanfaatkan Dubes Desra dan istri untuk memperkenalkan Indonesia lewat pakaian.

4 dari 4 halaman

Perkiraan Biaya Penobatan Raja Charles III

Sementara itu, dikutip dari CNBC, 6 Mei 2023, Istana Buckingham tidak memberikan angka pasti untuk biaya penobatan Raja Charles III ini. Mereka juga tidak menanggapi permintaan komentar dari CNBC.

Namun, Raja Charles telah meminta kepada pihak istana untuk mengadakan perayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan ibunya dulu. Dengan upacara yang lebih pendek, lebih kecil, lebih murah, dan lebih representatif, ini merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk monarki yang lebih ramping.

Upacara di Westminster Abbey, misalnya, hanya dihadiri oleh sekitar 2.000 tamu VIP. Sekitar seperempat dari jumlah yang hadir pada penobatan mendiang Ratu Elizabeth II. Prosesnya akan berlangsung sekitar satu jam, bukan beberapa jam.

Namun, biaya untuk prosesi akhir pekan ini yang meliputi prosesi Raja dan konser bertabur bintang di Windsor Gardens, diperkirakan mencapai antara 50 juta euro hingga 100 juta euro atau sekitar 63 juta--125 juta dolar AS. Angka ini menurut perkiraan yang ditulis oleh BBC yang bukan dari sumber resmi.

Jika dikonversikan ke dalam rupiah, biaya yang dihabiskan tersebut mencapai Rp 1,8 triliun dengan estimasi kurs 14.647 per dolar AS. Angka ini jauh lebih besar dibanding pada penobatan ratu pada 1953 dan juga penobatan Raja George VI pada 1937.

Acara ini, seperti kebanyakan acara publik, didanai pemerintah Inggris dan pada akhirnya adalah uang dari pembayar pajak Inggris. Namun, Istana Buckingham juga memberikan kontribusi yang dirahasiakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat