uefau17.com

Japandi, Konsep Desain Rumah yang Bisa Penuhi Kebutuhan Para Milenial - Lifestyle

, Jakarta - Sedikit-sedikit foto adalah kebiasaan rata-rata kaum milenial. Apapun yang terlihat di unggahan media sosial adalah tampilan yang Instagrammable. Tak heran bila hal itu memengaruhi pola pemilihan desain hunian.

Dimas Harry Priawan, CEO Dekoruma menyebut semua sudut rumah diharapkan layak untuk ditampilkan di akun media sosial masing-masing. Tetapi, indah dipotret belum cukup, kebanyakan milenial juga menuntut desain interior yang minimalis.

"Tapi bukan minimalis seperti di dunia Western, yang Skandinavia murni itu," katanya saat ditemui di sela acara 'Rumah Kecil Tapi Nyaman Bersama Samsung' di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.

Gaya Skandinavia murni, terang Dimas, didominasi warna putih, mulai dari cat hingga material yang digunakan. Kalaupun menggunakan kayu, jenisnya adalah kayu oak yang lebih terang.

Konsep tersebut ternyata tak masuk bagi kalangan milenial di Indonesia. Meski menyukai furnitur kayu dengan desain minimalis, jenis kayu yang disukai tetap kayu mahoni ataupun jati.

"Jadi, mungkin lebih tepat itu konsep Japandi, Japanese Skandinavia. Ukurannya lebih mungil dan ruangan juga enggak terlalu semrawut," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Aksen

Meski minimalis, bukan berarti milenial tak menuntut adanya warna di dalam ruangan. Bahkan, keberadaan warna bisa menghidupkan ruang yang ada.

Dimas mengungkapkan kalangan milenial kini meminati warna-warna pastel, seperti merah, biru, dan kuning, untuk membuat tampilan rumah menjadi lebih segar. Tapi, ia tak menyarankan semua dinding dicat demikian, melainkan hanya di satu dinding saja.

"Rata-rata hunian sekarang itu kecil-kecil. Kalau semua dicat berwarna semua, jadinya terkesan lebih sempit," ujarnya.

Hal lain yang tak boleh diabaikan adalah sistem pencahayaan yang tepat. Tanpa ini, ruangan akan terasa lebih suram. Yang terbaik tetap pencahayaan alami, tetapi tak semua rumah seberuntung itu.

"Sebagus apapun furnitur, akan tetap terlihat jelek kalau pencahayaannya enggak bagus. Karena itu, pencahayaan menjadi semakin penting. Kini, bahkan ada pencahayaan untuk siang dan untuk malam," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat