uefau17.com

Gerr... Kisah Konyol bin Lucu Gus Iqdam Kesetrum Mikrofon di Tengah Pengajian - Islami

, Cilacap - Ternyata bukan hanya jemaah Gus Iqdam saja yang memiliki kisah kocak dan konyol. Pengalaman kocak dan konyol ini juga pernah dialami suami Ning Nila ini. Gus Iqdam pernah kesetrum microphone ketika mengisi pengajian di suatu  tempat.

Ia mengisahkan hal ini untuk menampik anggapan keliru bahwa kesediaannya mengisi tausiyah atau pengajian karena pertimbangan materiil alias amplop atau besar kecilnya acara yang diselengarakan oleh panitia.

“Kadang saya mangkel ada ucapan bahwa saya diundang tidak hadir sebab amplopnya kurang tebal,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Chapung Pusat ST, Sabtu (11/11).

Ia kemudian mengisahkan ketika menghadiri acara yang bukan skala besar. Bahkan lokasi pengajiannya cukup mengerikan, yakni di sekitar makam atau kuburan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesetrum Microphone

Ada kejadian kocak sekaligus konyol, yakni mikrofon yang ia pegang ini ternyata mengandung aliran listrik atau setrum. Untungnya saja setrum itu kebetulan tegangannya tidak tinggi.

“Lah ini Pak Toyo ngundang saya malah disetrum di atas kuburan,” kata Gus Iqdam menceritakan kocaknya peristiwa yang dialaminya.

“Ha…….ha………ha………,” tentu saja jemaah yang hadir tertawa terbahak-bahak mendengar kisah lucu Gus Iqdam ini.

“Mik-nya nyetrum ya Dol ya, kan saudara Toyo ini,” imbuh Gus Iqdam sembari menengok ke arah Pak Toyo yang kebetulan hadir.

3 dari 3 halaman

Badol Tidak Percaya

Salah seorang penderek Gus Iqdam yang bernama Badol ini awalnya tidak percaya kalau mik itu mengandung setrum. Namun, setelah membuktikannya sendiri, ia percaya dan spontan membuang mikrofon tersebut.

“Mik seperti ini nyetrum, Badol tidak percaya. Alaah tidak Gus,” kata Gus Iqdam.

“Jajal kamu, wah kesetrum juga, akhirnya sama Badol mixnya dilempar,” imbuhnya.

Gus Iqdam kembali menegaskan bahwa bukan amplop atau besar kecilnya acara yang terselenggara yang menjadi pertimbangan ia bersedia menghadiri sebuah undangan untuk mengisi tausiyah atau oeng

“Saya pasti datang meskipun agak telat, saya diundang siapa saja datang, begitu luh,” paparnya.

“Tidak peduli itu amplopnya, tidak peduli acara besar atau kecil,” tandasnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat