, Jakarta - Puja Bakti merupakan ibadah rutin yang dilakukan oleh umat Buddha untuk memberikan penghormatan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Diceritakan pada Rabu malam, (15/12/2021), jemaat Vihara Kertadjati di bilangan Jalan Monjali, Yogyakarta, tengah melakukan tersebut.
Salah satu pemuka agama bernama Romo Pandita Muda Totok Tejamano baru sampai di Vihara sekitar pukul 7 malam. Puluhan umat Buddha aliran Theravada sudah menunggu di dalam Vihara.
Advertisement
Baca Juga
Dengan beralaskan karpet merah mereka tampak duduk bersila di depan patung Buddha berwarna emas. Tak lama setelah Pandita Totok datang, ibadah pun dimulai.
Paritta Suci secara kompak dibacakan, senada dan seirama dengan suara Pandita di depan dan ditemani semerbak wewangian dupa. Namun ada yang menarik perhatian, di antara puluhan orang yang membaca ajaran Siddhartha Gautama dalam bahasa Pali, terdapat kumpulan orang yang diam menyimak.
Sesekali terlihat menoleh kiri-kanan memperhatikan ruangan Vihara. Siapakah mereka? Ternyata mereka adalah para santri.
Berikut kisah selengkapnya dirangkum dari laman islami.co.
Saksikan Video Pilihan ini:
Detik-Detik Menegangkan Kelahiran Bayi Kembar 3 di Cilacap
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Santri Belajar Toleransi
Mereka terlihat diam saja ketika yang lainnya membaca lima sila atau doa-doa lainnya. Mereka juga duduk bersila saja ketika jemaat lain bersujud memberi hormat pada sang Buddha.
Pakaian orang-orang yang diam menyimak itu pun kontras dengan para jemaat vihara. Orang-orang ini mengenakan pakaian khas orang Islam, yang laki-laki memakai sarung dan kopiah, yang perempuan memakai jilbab dan baju yang longgar.
Delapan orang itu adalah para santri Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan, Cirebon. Mereka adalah Uswah, Sofwa, Rohim, Teguh, Pijar, Romi, Syarif, dan Hamdan.
Ini kali pertama mereka menginjakkan kaki di Vihara. Delapan santri tersebut sengaja datang untuk melihat sendiri bagaimana beragam agama dapat hidup secara beriringan. Para santri itu hendak belajar tentang toleransi.
Mereka berdelapan memiliki latar belakang yang mirip, bertahun-tahun hidup mereka habiskan untuk belajar di pondok pesantren dengan situasi yang serba homogen. Sehari-hari mereka bertemu dengan sesama muslim dan jarang bersinggungan dengan umat agama lain.
Pola interaksi yang homogen tersebut, menurut mereka, potensial menciptakan prasangka buruk terhadap agama lain. “Sebelum datang ke sini ya saya juga rada sinis, ‘ih itu orang non-islam, di Al-Qur’an disebutkan celaka dan masuk neraka’,” kata Ramdan. “Tapi setelah bersosialisasi dengan mereka ya biasa saja, nyaman-nyaman aja.”
Awalnya Teguh juga memiliki pikiran serupa Ramdan, cenderung melabeli umat agama lain, “Paradigma yang kebentuk sebelum ke sini, ya, begitu,” katanya. “Umat agama lain itu begini-begitu, padahal dalam realitanya, ya, belum tentu seperti itu. Kami ingin melihat langsung.”
Setelah Puja Bakti selesai dan ditutup dengan mendoakan semua makhluk agar hidup berbahagia, Pandita Totok meraih pelantang suara, mengajak para hadirin untuk makan bersama. Kebetulan, kata Pendita Totok, seorang jemaat baru saja ulang tahun dan memberikan makanan sebagai bentuk sedekah.
Pendita Totok kemudian meminta hadirin duduk melingkar, sebagaimana biasanya dilakukan dalam pengajian-pengajian di rumah-rumah orang Jawa. Sembari makan, Pendita Totok menyilakan Uswah, Sofwa, Rohim, Teguh, Pijar, Romi, Syarif, Hamdan, dan semua jemaat untuk bertanya apa pun tentang agama Buddha.
Dalam kesempatan tersebut, Rohim bertanya tentang maksud patung Buddha yang selalu ada di Vihara yang mana dalam Islam dekat dengan gambaran berhala. Hamdan bertanya tentang falsafah “kosong adalah isi” yang terkenal, sedang Sofwa bertanya tentang bahasa Pali yang tak ia mengerti, juga bagaimana cara menghapuskan dosa dalam ajaran Buddha.
Pandita Totok menjawab satu persatu pertanyaan para santri dengan ramah, sekali dua kali diselingi dengan candaan yang membuat orang lain tertawa. Ia memang terkenal sebagai sosok yang luwes dan gampang bergaul, serta mudah membuat lawan bicaranya jadi akrab. Tak ada jarak yang biasa terasa ketika bicara dengan pemuka agama.
“Orang Buddha itu orang yang enggak taat beribadah. Kalian (menunjuk para santri) setiap hari datang ke masjid untuk sholat, kalau kami, ya, datang ke vihara bagus, enggak, ya tanggung sendiri,” katanya sembari bercanda.
Advertisement
Hidup Beriringan Membuat Kami Teguh Beriman
Uswah, Sofwa, Rohim, Teguh, Pijar, Romi, Syarif, dan Hamdan datang ke Yogyakarta sebenarnya untuk menyelesaikan tugas dari kampus mereka: Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly Cirebon. Delapan santri itu merupakan angkatan kedua sekolah itu, dan datang ke Yogyakarta untuk menjalankan Studi Praksis Sosial (SPS), program sejenis KKN di Universitas.
Di Yogyakarta, sebagai seorang santri, Uswah dan Sofwa kedapatan untuk belajar toleransi lewat Srikandi Lintas Iman, sebuah LSM yang berfokus pada isu keberagaman beragama. Selama di sana, mereka menumpang di Syantikara Youth Center, lini bakti sosial dari Kongregasi Suster Katolik Yogyakarta. Hal ini membuat Uswah dan Sofwa sehari-hari bersinggungan dengan komunitas Katolik.
“Awal datang ke Syantikara, kami enggak bisa tidur,” kata Sofwa. “Biasanya kan kami lihatnya kaligrafi, ini liatnya salib, Bunda Maria, Yesus, dan lain-lain.”
Mereka berdua juga sempat canggung untuk sholat di Syantikara, lantaran keberadaan salib yang tertempel di dinding. “Di kamar tidur, arah kiblat itu mengarah ke salib,” kata Sofwa. “Mau dipindah tapi kok tinggi,” ujar Uswah. Namun, selang beberapa hari mereka berdua tak lagi canggung dan dapat beribadah dengan tenang.
Dua minggu berada di Syantikara juga membuat mereka ikut rutinitas dan membantu kegiatan yang ada di sana. Sofwa dan Uswah mengikuti doa pagi yang rutin dilakukan di Syantikara, mereka juga belum lama ini ikut membagikan makanan dalam rangka perayaan Natal.
Meskipun berhari-hari hidup dan ikut dalam aktivitas komunitas Katolik, baik Sofwa maupun Uswah tak merasa kehilangan iman. Mereka berdua justru merasakan arti keimanan ketika dua minggu berada di komunitas selain Islam.
“Kami justru lebih yakin dengan agama kami,” kata Sofwa. “Kami dibilangin juga sama suster di sana, ‘Kalau kalian, karena acara ini, terus pindah agama, berarti kalian enggak setia dengan iman kalian, saya enggak setuju dengan kalian kalau seperti itu,’” kata Uswah menirukan perkataan seorang suster.
Hidup berdampingan dengan orang-orang selain muslim juga membuat Uswah dan Sofwa melihat komunitas muslim dengan lebih objektif. Menurut mereka berdua, terdapat nilai-nilai yang ada di agama lain yang seharusnya juga dipunyai komunitas Islam.
Sofwa misalnya, terkagum dengan ramah tamah dan keterbukaan para suster di Syantikara. “Mereka sangat welcome dengan kami, sifat ini malah kadang enggak saya rasakan di komunitas Islam.”
Uswah juga terkagum dengan kehidupan para suster di Syantikara yang begitu menghargai makanan. “Di sini makan kudu dihabisin, kalau di pondok kan biasanya malah disisain.”
“Bagimu Agamamu, Bagiku Kau Saudaraku”
Sofwa, Uswah, dan enam santri lainnya belajar banyak tentang toleransi selama di Yogyakarta. Kini mereka menghayati salah satu perkataan Gus Dur, mantan Presiden dan pemimpin PBNU, “Bagimu agamamu, bagiku kau saudaraku.”
Label-label negatif yang sebelumnya mereka tujukan untuk orang-orang non-islam pun luruh. Teguh misalnya, kini merasa perlu untuk menegakkan pluralisme. “Meski Islam agama mayoritas, bukan berarti bisa menindas yang minoritas.”
Teguh juga mengatakan bahwa hidup beriringan dengan umat agama lain membuat ia bisa meluruhkan ego sebagai orang Islam ketika menghadapi setiap masalah. Tanpa rasa egois, kata Teguh, ia jadi dapat melihat persoalan dari banyak sudut pandang.
Senada dengan Rohim, perjalanannya ke Yogyakarta ini membuatnya belajar bahwa hidup beriringan dengan agama lain juga diperlukan. Ia menilai bahwa mengenal agama lain membuatnya tak terjebak dalam fanatisme yang dapat memicu konflik berbasis agama.
Penulis: Rizal Amril Yahya, Yogyakarta
Terkini Lainnya
Apakah Janji Manis Kampanye Pilpres Sama dengan Nadzar?
Kematian Bisa Datang Tiba-Tiba, Jangan Tunda 5 Amalan Ini Agar Selamat Dunia Akhirat
Kumpulan Puisi Hari Santri Nasional, Beri Apresiasi Mendalam
Saksikan Video Pilihan ini:
Santri Belajar Toleransi
Hidup Beriringan Membuat Kami Teguh Beriman
“Bagimu Agamamu, Bagiku Kau Saudaraku”
Hari Santri
Yogyakarta
Islam
Berita Islami
kisah santri
Santri
Toleransi
ibadah
Buddha
vihara
Rekomendasi
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Kisah Keajaiban Surah Al-Isra yang Sebabkan Davina Karamoy Mualaf
Bacaan Doa Sholat Tahajud Rasulullah SAW, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Teks Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru Hijriah dengan Semangat Berhijrah
Naskah Khutbah Jumat Akhir Tahun 1445 H: Muhasabah Diri Menyambut Tahun Baru Islam 1446 H
Manfaat Tak Terbatas Berbakti kepada Orang Tua, Akan Kembali ke Kita Kata UAH
Perangi Dajjal, Berapa Lama Imam Mahdi Jadi Pelindung Umat Akhir Zaman?
Resep Spritual Menjaga Hati Bersih tanpa Dengki ala Buya Yahya
Doa Agar Diberikah Kecukupan Rezeki dan Bebas Utang dari Ali bin Abi Thalib
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
TOPIK POPULER
Populer
Resep Spritual Menjaga Hati Bersih tanpa Dengki ala Buya Yahya
Kisah Ulama Tuli yang Bikin Setan Lari Terbirit-birit, Tenyata Lakukan Hal Ini
Sering Disepelekan, Ini 2 Cara Bersedekah yang Tak Diterima Allah
Naskah Khutbah Jumat Akhir Tahun 1445 H: Muhasabah Diri Menyambut Tahun Baru Islam 1446 H
Perangi Dajjal, Berapa Lama Imam Mahdi Jadi Pelindung Umat Akhir Zaman?
Pingin Dunia Serasa Kecil dalam Pandangan Anda? Simak Kata Ustadz Adi Hidayat
Bacaan Doa Sholat Tahajud Rasulullah SAW, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Miskin di Dunia Bisa Kaya di Akhirat, Miskin Akhirat Miskin Selamanya Kata UAH
Puasa Muharram Tasu’a dan Asyura 2024: Dalil, Keutamaan, Jadwal, Niat dan Tata Caranya
Kisah Ibunda Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Mengandung di Usia 60 Tahun
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Dahlan Iskan Dicecar KPK soal Perannya Sebagai Kuasa Pemegang Saham PT Pertamina di Kasus Korupsi LNG
Duga Penyidik Tak Profesional, Petani Lapor Propam Polda Kalteng
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Viral, Pengemudi Berpelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Semanggi Jakpus
Vonis Salman Raziq, Perekrut 12 Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditunda
Lumut Berpotensi Dapat Tumbuh di Mars
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Kisah Keajaiban Surah Al-Isra yang Sebabkan Davina Karamoy Mualaf
Sidik Faqih, Sosok Influencer yang Membangun Bisnis dan Menginsiprasi Anak Muda
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Starting XI yang Bisa Direkrut Gratis Musim Panas 2024: Ada 4 Mantan Pemain Manchester United