, Jakarta - Kewalian atau kemampuan supranatural KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sudah kondang. Banyak yang menyaksikan atau menjadi saksi karomah Presiden Indonesia ke 4 ini.
Gus Dur, dikenal karena kebijaksanaan, toleransi, dan pandangan moderatnya dalam Islam. Dia adalah seorang pemimpin agama, politik, dan sosial yang dihormati karena kontribusinya pada kehidupan beragama dan masyarakat di Indonesia.
Banyak pengikut Gus Dur percaya bahwa dia memiliki "karomah" atau kemampuan supranatural karena ketaatannya kepada Allah, dan beberapa kisah tentang peristiwa-peristiwa luar biasa yang terkait dengannya dapat ditemukan dalam cerita-cerita dan tradisi lisan.
Advertisement
Namun, seperti halnya dengan karomah atau kewalian tokoh-tokoh spiritual dalam tradisi Islam lainnya, ini adalah hal yang terkait dengan keyakinan dan iman individu, dan tidak selalu dapat diukur atau dijelaskan secara ilmiah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Update Operasi SAR Hari 3 Penambang Terjebak di Sumur Tambang Emas di Banyumas
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gus Dur dan Makam Surya Memesa dan Syekh Ali Uraidi
![Guyonan Gus Dur yang Bisa Bikin Ceria Puasa 2015-mu](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/nX4pO5GzE0sUKVHB9jwgRildsCw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/901892/original/078514000_1434372676-header.jpg)
Mengutip beritasantri.net, berikut ulasan fakta karomah Gus Dur yang diambil dari berbagai sumber terpercaya:
1. Kisah Makam Surya Memesa dan Ziarah Syekh Ali Uraidi bin Imam Ja’far Shadiq
Di sela-sela acara tahlilan hari ke-7 wafatnya Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, KH Said Agil bercerita, dirinya pernah diajak ziarah ke pedalaman Tasikmalaya, Panjulan. Gus Dur membawanya ke sebuah kuburan yang sepi. Untuk mencapai lokasi saja, harus menyebrang sebuah situ (danau).
Saat tiba, Gus Dur menuju sebuah makam. Saat ditanya Said Agil, siapa jenazah yang telah dikebumikan di tanah ini? Gus Dur tidak langsung menjawab. “Dia orang sakti. Dia mencari musuh agar dia bisa dikalahkan,” ujar Said Agil meniru ucapan Gus Dur.
Orang sakti yang dimaksud Gus Dur, sambung Said Agil, ternyata bernama Surya Mesesa, seorang penyebar agama Islam di pulau Jawa. Gus Dur memberitahukan kepada Said Agil, mengapa Surya Mesesa bisa masuk Islam.
“Untuk mendapatkan musuh, Surya Memesa sampai ke Madinah, dan bertemu Syeikh Ali. Sama Syeikh Ali, Surya Mesesa disuruh mengangkat sebuah tongkat, dan tidak bisa. Karena itu, dia masuk Islam,” ujarnya.
Ceritanya, Gus Dur bersama Said Aqil ingin membacakan surat Al-Fatihah untuk Syekh Ali sebanyak seribu kali. Namun ketika mereka baru membacakan al-Fatihah sebanyak 30 kali tiba-tiba seorang polisi datang mengusir mereka dan mengatakan, “Musyrik, haram!”
Untung saja mereka bukan penduduk setempat, sehingga tidak dihukum berat, karena bagi mereka ziarah kubur adalah larangan berat. Namun Gus Dur sempat marah kepada polisi itu, “Kamu musuh Allah, Wahabi,” kata Gus Dur seperti dikutip Said Aqil saat memberikan testimoninya usai memimpin tahlilal di Ciganjur.
Said Aqil bercerita, Gus Dur berziarah ke makam Syekh Ali al-Uraidhi karena Syekh ini konon sempat mengalahkan seorang yang hebat bernama Surya Mesesa. Ia merasa tak terkalahkan. Bahkan untuk mendapatkan musuh, Surya Memesa sampai ke Madinah, dan bertemu Syekh Ali al-Uraidhi.
“Sama Syeikh Ali, Surya Mesesa disuruh mengangkat sebuah tongkat, dan tidak bisa. Karena itu, dia masuk Islam,” ujar Said Aqil. Cerita ini diperolehnya dari Gus Dur saat ia diajak berziarah ke pedalaman Tasikmalaya, Panjulan.
Said Aqil bertanya, “Makam siapa Gus?” Gus Dur menjawab, “Dia orang sakti. Dia mencari musuh agar dia bisa dikalahkan.” Karena itulah Gus Dur berziarah ke makam tersebut dan kemudian ke makam Syekh Ali al-Uraidhi.
Menurut Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siradj, Gus Dur memang gemar berziarah ke makam para ulama dan sesepuh. Selain mendoakan mereka, dengan cara itu Gus Dur merangkai sejarah peristiwa yang terjadi beberapa ratus tahun yang lalu, yang bahkan tidak tertulis dalam buku-buku sejarah.
Namun ada yang yang menarik ketika Gus Dur berziarah kesuatu makam, kata Kang Said. ”Kalau ada makam yang diziarahi Gus Dur, pasti kemudian makam itu ramai diziarahi orang. Gus Dur memang tidak hanya memberkahi orang yang hidup, tapi juga orang yang sudah mati,” katanya disambut tawa hadirin.
Advertisement
2. Bertemu dan Didoakan Wali di Madinah
![Kisah Kesederhanaan Gus Dur Saat Foto Kepresidenan, Rela Tunggu Jas Disetrika](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/EgXARcMI6bVznRjOVieP3WgbPaE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3097000/original/001321100_1586329613-091264700_1471431829-guyonan-gus-dur-agama-khong-guan.jpg)
Setelah berziarah Gus Dur berdoa di Raudah, malamnya Gus Dur ngajak Kiai Agil jalan-jalan ke masjid untuk mencari seorang wali.Setelah muter masjid, Kiai Agil bertemu orang pakai surban tinggi, sedang ngajar santrinya banyak, lalu tanya sama Gus Dur:
"Apa ini walinya Gus ?’Gus Dur bilang, ‘bukan’Akhirnya mencari lagi, ketemu sama orang yang pakai surban dengan jidat hitam, Gus Dur bilang ‘bukan ini’
Kemudian Gus Dur menghentikan langkah di dekat orang yg pake surban kecil biasa, duduk di atas sajadah, baru Gus Dur bilang, ‘ini adalah wali’.
Kemudian Kiai Agil memperkenalkan pada wali tersebut, dalam bahasa arab, dan terjemahannya seperti ini
‘Syekh, ini saya perkenalkan namanya ustad Abdurrahman Wahid, Ketua Organisasi Islam Terbesar di Asia’,
Kiai Said Agil menceritakan, tujuan dari mencari wali ini ialah ingin didoakan oleh seorang wali. Akhirnya wali ini berdoa untuk Gus Dur semoga diridhoi, diampuni, dan hidupnya sukses.
Setelah itu, wali tersebut pergi sambil menyeret sajadahnya dan mengatakan "dosa apa saya? sampai2 maqom kedudukan saya diketahui oleh orang…"
Dalam sebuah atsar (perkataan ulama) menyatakan bahwa ‘yang mengetahui kedudukan seorang wali adalah sesama wali itu sendiri’.
3. Pilot Takjub, Langit Sangat Gelap Tiba-tiba Terbuka
![Jelajah Kebangsaan, Mahfud MD dan Romo Benny Ziarah ke Makam Gus Dur](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/WLNF0pKBvgVSaE1q4uUsZsUwqW8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2734111/original/058388400_1550681734-Suluh-Kebangsaan8.jpg)
Semasa menjadi Presiden Indonesia, Gus Dur sangat rajin menjalin silaturrahmi dengan pemimpin negara lain, satu kebiasaan baik yang telah dikembangkan sejak sebelum ia menjadi presiden kepada masyarakat.
Salah satu lawatan pentingnya adalah ke India di awal Februari 2000, setelah perjalanan panjang dari Eropa. Di negeri yang dialiri sungai Gangga ini, Gus Dur bertemu dengan PM Atal Behari Vejpaye dan Sonia Gandhi dan menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Jawaharlal Nehru.
Perjalanan panjang keliling Eropa dan pulangnya melewati India dan dilanjutkan ke Korea Selatan ini menggunakan pesawat kepresidenan, yang tentu saja memiliki standar keamanan dan pelayanan yang terbaik untuk orang paling penting di Indonesia.
Pada kunjungan tersebut, ketika pesawat udara mendekati New Delhi, terdapat awan yang sangat gelap yang menutupi bandar udara sehingga tidak mungkin untuk mendarat di bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi, sehingga direncanakan mendarat di bandara lain terdekat sebagai alternatif.
Bagi seorang presiden dengan jadwal yang sudah diatur secara ketat karena terbatasnya waktu, kondisi ini tentu akan membuat rencana kegiatan menjadi berantakan. Ditengah-tengah situasi seperti itu, tiba-tiba terjadi sebuah fenomena alam yang sangat ajaib, tiba-tiba saja langit terbuka dan sehingga pesawat bisa melewati awan dan begitu bisa mendarat, langit kembali tertutup awan hitam kembali.
Kisah ini disampaikan oleh pilot pesawat kepresidenan yang sedang bertugas kepada adik Gus Dur, Umar Wahid yang merasa takjub dengan kejadian tersebut.
“Ini kebetulan atau tidak, tapi pilot tersebut mengatakan dalam karirnya sebagai pilot, ia tidak pernah mengalami kondisi seperti itu,” katanya.
Sebagai pilot kepresidenan, tentu saja telah dipilih orang dengan jam terbang tinggi dan kemampuan terbaik, kondisi seperti itu merupakan fenomena alam aneh yang baginya juga luar biasa dan tak terlupakan.
Advertisement
4. Gus Dur dan Mahfud MD
![Mengenang Gus Dur dalam Pameran Lukis Sang Maha Guru](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/kpzDItHJg8M7tz3MmO0zXGmn520=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2418785/original/003919100_1542892556-20181122-Gus-Dur-1.jpg)
Kisah tentang Gus Dur kali ini dituturkan Mahfud MD , mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ( MK ). Sebagai orang dekat Gus Dur, Mahfud tentu memiliki kenangan-kenangan kisah yang masih menancap, misalnya dalam bentuk humor atau dalam bentuk karomah.
Ditemui saat dalam acara deklarasi Mahfud MD sebagai Capres 2014 di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (Ponpes API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, politisi asal Madura itu antusias bercerita soal Gus Dur . Misalnya kisah ketika dia diangkat menjadi Menteri Pertahanan.
“Saya cerita pada suatu hari Presiden Abdurrahman Wahid memanggil saya dan mengatakan, ‘Pak Mahfud saya perlu tiga ahli tata negara. Saya sudah punya dua tapi kurang satu’. Pertama ahli yang dimiliki Yusril. ‘Yusril akan saya angkat kembali jadi Menkumham. Yang kedua Marsilam Simanjuntak akan saya angkat menteri sekretaris kabinet. Lalu yang ketiga antum’,” kata Gus Dur .
Mahfud pun merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan Gus Dur tersebut. Bahkan dia langsung menawar beberapa kali supaya tidak dijadikan menteri pertahanan. Namun beberapa kali penolakan tidak digubris sama sekali oleh Gus Dur .
“Saya tidak percaya. Saya kira saat itu bukan menteri pertanahan. Ternyata menteri pertanahan. Saya lalu bilang, tidak pernah belajar ketahanan. Gus Dur menjawab, ‘saya saja tidak belajar jadi presiden, bisa jadi presiden, politik itu sifatnya umum,” kata Mahfud menirukan Gus Dur .
Mahfud lalu menawar, bagaimana kalau menteri kehakiman? Gus Dur mengatakan tidak bisa karena Yusril senang berada di situ. Bagaimana kalau menteri sekretaris kabinet? Tidak bisa, karena Marsilam orangnya teliti. Saya perlukan tenaganya urus surat biar tidak salah.
“Saya tawar, bapak presiden, saya urus Deputi Kemenkumham gantikan Pak Hasbalah M Sa’ad? Tidak bisa besok saya bubarkan,” tutur Mahfud.
Mahfud kemudian keluar dan langsung diberi masukan oleh salah seorang temannya supaya tidak menolak permintaan Gus Dur menjadi menteri pertahanan. Namun, Mahfud menganggap penunjukan Gus Dur itu lucu dan aneh.
“Saya keluar, salah satu rekan saya bilang, antum (kamu) jangan tawar terus kalau tidak mau tidak jadi menteri. Siap saya terima dan laksanakan. Itu pengangkatan lucu dan aneh. Ketika jabatan itu saya terima besok jam 8 malam rencana akan diumumkan. Lalu saya disuruh berikan kartu nama. Tidak punya kartu nama, akhirnya saya tulis di kertas. Saya tidak bawa kartu nama,” ucapnya.
Begitu pulang ke rumah, Mahfud langsung mengatakan ke keluarganya bahwa dirinya ditunjuk sebagai menteri. Namun, istrinya tidak percaya dengan pengumuman yang disiarkan televisi dan dipercepat pengumumannya.
“Saya bilang sama anak-anak dan keluarga kumpul. Tapi tiba-tiba pengumuman menteri dimajukan. Diumumkan jam empat sore. Anak-anak saya pada main. Ketika diumumkan hanya ada istri, istri saya tidak percaya. ‘Bukan! Masak kamu jadi menteri’. Kemudian saya yakinkan, terus telepon berdering di tengah malam,” ungkapnya.
Bahkan, penunjukan Mahfud sebagai Menhan oleh Gus Dur saat itu mendapatkan banyak protes dari berbagai kalangan. Di antaranya, tokoh reformasi saat itu Amien Rais bahkan Wakil Presiden Megawati juga memprotes rencana Gus Dur itu.
“Yang mengagetkan banyak komentar sinis. Amien Rais marah. Amien ngomong, ‘itu salah itu, Gus Dur pilih teman jadi menteri’. Di mana-mana Menhan orangnya harus kelas dunia. Affan Gaffar bilang, Mahfud jadi Menhan dia gali kuburnya sendiri. Megawati di berita gak setuju. Gus Dur bilang kemana Wapres gak ada? Biasa kalau perempuan mandi ya pulang mandi. Menkeu Priyadi dan Mahfud MD yang diejek dua hari. Gus Dur disalah-salahkan,” ujar Mahfud mengenang.
Penulis: Nugroho Purbo
Terkini Lainnya
Kisah Langka Karomah Habib Umar bin Hafidz, Usir Jin Hanya dengan Pandangan
Perang Khaibar dan Kisah Tumbangnya Benteng-Benteng Kokoh Koalisi Yahudi di Bulan Muharram
Kisah Karomah Wali Qutub Kiai Hasan Genggong, Menolong Orang yang Tenggelam di Laut Saat Mengajar di Masjid
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Dur dan Makam Surya Memesa dan Syekh Ali Uraidi
2. Bertemu dan Didoakan Wali di Madinah
3. Pilot Takjub, Langit Sangat Gelap Tiba-tiba Terbuka
4. Gus Dur dan Mahfud MD
Indonesia
Gus Dur
Islam
Berita Islami
Karomah
kebijaksanaan
Toleransi
Presiden Indonesia ke 4
KH Abdurrahman Wahid
Rekomendasi
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Gus Baha Minta Jangan Minder Kerja ke Nonmuslim, Sitir Kisah Ali bin Abi Thalib
Pendapat Suro atau Muharram Bulan Petaka adalah Suudzon kepada Allah, Kata Buya Yahya
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Bolehkah Puasa di Tanggal 1 Muharram alias 1 Suro, Bagaimana Hukumnya?
Kenapa Minta Petunjuk Allah dalam Kehidupan Sehari-hari Penting? Buya Yahya Ungkap Kedahsyatannya
Bolehkah Mengusap Wajah setelah Sholat, Apa Hukumnya?
7 Pintu Surga Terbuka Sesuai Amal Ibadah, Kamu Pilih yang Mana?
Tubuh Sebenarnya Menolak Maksiat, Gus Baha Beberkan Fakta-faktanya
TOPIK POPULER
Populer
Spanyol Minta Bergabung dengan Afsel Gugat Israel di Mahkamah Internasional
25 Contoh Mata Lomba untuk Meriahkan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, Cekidot!
Bolehkah Mengusap Wajah setelah Sholat, Apa Hukumnya?
Benarkah Menikah di Bulan Muharram Mendatangkan Sial? Begini Pandangan Islam
Tubuh Sebenarnya Menolak Maksiat, Gus Baha Beberkan Fakta-faktanya
Bolehkah Puasa di Tanggal 1 Muharram alias 1 Suro, Bagaimana Hukumnya?
Gus Baha Minta Jangan Minder Kerja ke Nonmuslim, Sitir Kisah Ali bin Abi Thalib
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 3 Juli 2024
UAH Sebut Ada Kebaikan di Setiap yang Mengecewakan, Temukan Hal Menakjubkan Ini
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Euro 2024
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Hasil Euro 2024: Segel Perempat Final, 2 Gol Mantan Bek Juventus Antarkan Turki Sikat Austria
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Jangan Biarkan Pelek Sepeda Motor Peyang, Akibatnya Bisa Fatal
3 Ribu Polisi Siap Amankan Suroan dan Suran Agung di Madiun 6-7 Juli 2024, Pesilat Diimbau Tertib
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi Besar
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah
Gejala Awal Hepatitis pada Anak Sering Disepelekan, Apa Saja?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Stablecoin USDT jadi Pembayaran Program Asuransi di Filipina
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Polri Bantah Ada Masalah Koordinasi dan Supervisi dengan KPK, Ini Buktinya
Geger Anak di Bawah Umur Dinikahi Pengurus Pesantren Tanpa Izin Orangtua, Kiai Said Aqil: Jangan Digeneralisir, Itu Oknum