uefau17.com

10 Sunnah Idul Adha Sebelum dan Sesudah Salat Id, Panen Pahala Besar - Hot

, Jakarta Hari Raya Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam, adalah momen yang sangat dihormati dan diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain dikenal sebagai Hari Raya Kurban, pada hari ini juga dipandang sebagai kesempatan emas untuk melaksanakan berbagai amalan dan ibadah yang mendalam.

Dalam merayakan Idul Adha, umat Muslim dianjurkan untuk mengikuti sejumlah amalan sunnah yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan individu, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial di antara sesama Muslim, menciptakan atmosfer kebersamaan dan solidaritas yang erat.

Dengan melaksanakan sunnah-sunnah Idul Adha ini, umat Muslim berharap untuk mendapatkan berkah besar pada Hari Raya Idul Adha dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan mereka.

Berikut ini ulas mengenai sunnah Idul Adha sebelum dan sesudah salat Id yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Mengumandangkan Takbir

Salah satu amalan sunnah Idul Adha yang dianjurkan utuk dilakukan umat muslim sebelum sholat Id adalah mengumandangkan takbir. Kagiatan mengumandangkan takbir atau takbiran dapat dilakukan saat matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai imam naik ke mimbar untuk berkhotbah pada hari raya Idul Adha. Setelah itu mengumandangkan takbir dapat dilanjutkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq. Anjuran mengenai takbir pada hari raya Idul Adha ini terdapat dalam kita Raudhatut Thalibin:

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Artinya: "Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah."

2. Mandi Besar Sebelum Salat Id

Amalan sunnah Idul Adha sebelum salat Id selanjutnya adalah mandi besar. Mandi besar dapat dilakukan saat pertengahan malam, sebelum waktu subuh, namun yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh. Tujuan sunnah mandi besar sebelum salat Id adalah untuk membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar. Selain itu, dapat membersihkan hadas nifas maupun haid bagi perempuan.

3. Kenakan Pakaian Paling Bagus

Sama seperti saat Idul Fitri, Muslim juga dianjurkan memakai pakaian terbaik saat  melaksanakan salat Id. Pakaian terbaik tidak harus pakaian baru dan mahal. Pakaian terbaik adalah pakaian yang paling bagus dari yang kita miliki. Karena sebaik-baiknya pakaian di hadapan Allah adalah pakaian “taqwa”.

Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah hadist berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

3 dari 4 halaman

4. Menggunakan Wewangian, Memotong Kuku dan Rambut

Selain memakai pakaian paling bagus, amalan sunnah Idul Adha juga menganjurkan seorang muslim untuk memakai wangi-wangian ketika salat Id. Selain itu, muslim dianjurkan untuk memotong rambut, memotong kuku, dan menghilangkan bau-bau tidak enak. Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini:

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Artinya: “Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian."

5. Berangkat Lebih Awal

Berangkat lebih awal juga menjadi salah satu amalan sunnah Idul Adha. Anjuran ini bertujuan agar umat muslim sampai di tempat salat dengan tenang atau tidak terburu-buru. Sambil menunggu salat Id dimulai, jemaah dapat sambil bertakbir dan berdzikir. Kesempatan ini tentu menjadi hal yang baik, terlebih salat Id hanya dilakukan satu tahun sekali saja.

6. Berangkat ke Tempat Shalat dengan Berjalan Kaki

Amalan lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki ketika kita berangkat menuju ke tempat shalat Id. Hal ini tentu berdasarkan kebiasaan atau Sunnah Rasulullah. Di mana Rasulullah tidak pernah menunggangi tunggangan saat berangkat menuju ke tempat shalat Id. Kemudian biasanya antara jalan pergi dan pulang, Rasulullah menempuh jalan yang berbeda.

Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:

كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Artinya: “Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)

Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Artinya: “Rasulullah SAW biasa berangkat sholat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295)

4 dari 4 halaman

7. Tidak Makan Terlebih Dahulu Sebelum Salat Sunnah Idul Adha

Berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan untuk makan dan minum sebelum salat Id, saat Idul Adha umat muslim dianjurkan untuk berpuasa dari subuh hingga selesai salat Id. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Artinya: "Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah."

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA

انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا

Artinya: "Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil."

Bahkan jika memungkinkan kita baru makan setelah daging kurban telah siap disantap.

8. Menempuh Rute Berbeda Saat Berangkat dan Pulang

Dalam sebuah hadits disampaikan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Dari amalan sunnah Idul Adha ini ada berbagai hikmah yang bisa diambil. Misalnya, dengan melewati jalan berbeda umat muslim dapat lebih banyak bertemu dengan orang, bersilaturahmi, atau melihat kondisi sekitar yang jarang kita ketahui. Siapa tahu di sana ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

9. Mengajak Wanita dan Anak-anak ke Lokasi Salat Id

Mayoritas ulama berpendapat bahwa Salat Id adalah sunnah muakkad. Rasulullah pun memerintahkan wanita atau anak-anak tetap ikut salat Id. bagi yang berhalangan tetap dianjurkan untuk mendengarkan khutbah di dekat tempat salat. Hal ini menunjukkan bahwa Salat Id memiliki keutamaan dalam sisi khutbah yang disampaikan.

10. Menunjukkan Keceriaan Serta Pererat Silaturahim

Dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat muslim. Karenanya, pada saat hari raya, kita dianjurkan menunjukkan keceriaan kita. Tidak lupa, pererat silaturahim dengan mengunjungi sanak saudara di hari bahagia ini. Sebagaimana yang tertulis dalam Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, juz 2, hlm. 1412-1416.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat