uefau17.com

Dikira Monster, Pasutri Ini Temukan Sarang Berisi 60 Ribu Lebah di Atap Kamar Anak - Hot

, Jakarta Kerap mendengar cerita horor, anak-anak biasanya takut pada monster yang ada di bawah tempat tidur atau di lemari. Mereka memiliki imajinasi aktif yang dapat membuat diri sendiri takut pada apa pun. Namun, ketakutan itu sempat dianggap mengada-ada karena dikira ingin mendapat perhatian.

Itulah mimpi buruk yang baru-baru ini dihadapi oleh sebuah keluarga di Carolina Utara, negara bagian Amerika Serikat. Putri sepasang suami istri selalu terjaga sepanjang malam karena suara mengerikan, yang dikira monster.

Ternyata setelah ditelusuri, ada 60.000 lebah telah membangun sarang besar di dalam atap kamar tidur gadis kecil itu. Dan suara-suara mengganggu yang didengarnya adalah suara kepakan sayap dari puluhan ribu lebah.

Kini, keluarga Class secara perlahan meminta peternak lebah ahli untuk secara bertahap menghilangkan serangga dari rumah mereka. Namun, proses itu membutuhkan waktu, sehingga membuat keluarga tersebut harus lebih lama bertahan dengan gangguan ribuan 'monster' yang akan terus berkembang biak tersebut.

Kerusakan yang disebabkan oleh lebah pada rumah mereka pun berkisar $20.000 (Rp325.9 juta). Berikut kisahnya yang telah lansir dari Oddee pada Senin (10/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mendengar suara bising di atap kamar

Keluarga Class tinggal di sebuah rumah pertanian berusia 100 tahun di Charlotte, North Carolina, AS. Beberapa bulan lalu, putri mereka, Saylor, mulai mengeluhkan fenomena aneh. Dia mengaku ada monster di kamarnya. Dia bilang dia bisa mendengar mereka menggeram dan mengikis di dalam dinding.

Namun, awalnya mereka menganggap ketakutan putrinya hanya sekedar imajinasi anak-anak. Hal itu terutama terjadi karena mereka baru-baru ini menonton 'Pixar's Monsters Inc.' bersama putri mereka. Pasutri itu mencoba menghibur putri mereka, mengatakan kepadanya bahwa dia hanya membayangkan monster.

"Kami bahkan memberinya sebotol air dan mengatakan itu adalah semprotan monster sehingga dia bisa menyemprot monster mana pun di malam hari," kata Massis Class, ibu Saylor, dilansir dari Oddee, Senin (10/6).

Namun, gadis kecil itu semakin bersikeras bahwa monster itu nyata. Selama beberapa bulan berikutnya, dia menyatakan bahwa suara mereka semakin keras.

3 dari 4 halaman

Proses evakuasi yang dramatis

Khawatir dengan anaknya, pasutri itu pun mencari tahu apa yang terjadi. Setelah diselidiki, mereka melihat sekelompok besar lebah di luar rumah mereka, tempat cerobong asap bertemu dengan atap. Mereka pun berpikir mungkin ada sarang lebah di suatu tempat yang menimbulkan suara yang didengar Saylor.

Untuk memverifikasi kecurigaan mereka, Massis Class memanggil peternak lebah bernama Curtis Collins. Ia merupakan peternak lebah lokal yang telah memindahkan serangga dari rumah penduduk selama beberapa tahun.

Dengan cepat, dia menemukan bahwa lebah-lebah itu sedang berjalan menuruni bagian luar cerobong asap dan masuk ke papan lantai loteng rumah. Dan benar saja, sarang itu berada tepat di atas kamar tidur bocah berusia 3 tahun itu.

Saat Collins membuka atap dinding, segerombolan lebah berhamburan dalam adegan yang mengingatkan kita pada film horor. Class lalu menutup rapat kamar tidur Saylor agar lebah tidak menyusup ke seluruh rumah.

4 dari 4 halaman

Sebabkan kerusakan pada rumah

Collins menggunakan semacam penyedot debu untuk menyedot lebah dan menyimpannya dalam kotak untuk diangkut ke tempat perlindungan lebah madu. Namun, dia tidak bisa menyedot semua lebah sekaligus. Selama tiga penyedotan, ia telah berhasil menghilangkan sekitar 60.000 lebah dari atap, namun masih ada lebih banyak lagi.

Bersamaan dengan serangga, dia telah menarik sarang lebah seberat 100 pon dari dinding. Meski situasi lebah membaik, Kelas kini menghadapi masalah baru. Lebah telah menyebabkan kerusakan besar pada rumah, termasuk kabel listrik, dan itu belum termasuk lubang menganga yang terlihat jelas di dinding kamar Saylor.

Secara total, perbaikan akan menelan biaya lebih dari $20.000 (Rp325.9 juta). Namun, perusahaan asuransi rupanya tidak akan membayar sepeser pun karena kerusakan akibat hama dianggap dapat dicegah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat