, Jakarta Obsessive Compulsive Disorder (OCD), atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai Gangguan Obsesif Kompulsif, merupakan kondisi mental yang ditandai dengan adanya pikiran obsesif yang berulang dan perasaan tidak dapat dikendalikan, serta keinginan untuk melakukan tindakan kompulsif yang tidak rasional. OCD dapat memengaruhi orang dari segala usia, gender, dan latar belakang.
OCD secara umum terbagi menjadi dua komponen, yaitu obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran, ide, atau gambar yang berulang dan mengganggu, sedangkan kompulsi adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan berulang kali dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan atau stres yang muncul akibat obsesi tersebut. Contoh dari obsesi meliputi kekhawatiran berlebihan terhadap kebersihan, keharmonisan, atau kesehatan, sedangkan kompulsi dapat berupa mencuci tangan berulang kali, memeriksa sesuatu secara berlebihan, atau menghitung benda-benda secara berulang.
Dampak OCD dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, mulai dari segi pribadi, sosial, hingga pekerjaan. Orang dengan OCD sering kali merasa tertekan, gelisah, dan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala OCD dan memberikan perhatian serta dukungan kepada mereka yang mengalaminya. Pengobatan yang tepat, seperti konseling dan terapi perilaku kognitif, dapat membantu mengelola gejala OCD dengan lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Advertisement
Berikut rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/3/2024) tentang obsessive compulsive disorder.
Penderita OCD sering kali dikaitkan dengan sifat perseksionis dan suka bersih-bersih. Padahal, penyakit mental ini tidak sederhana dan sangat mengganggu kehidupan si penderita.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pengertian Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan obsesif-kompulsif dalam bahasa Indonesia. Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya pikiran yang kuat dan mengganggu (obsesi) yang menyebabkan kebutuhan untuk melakukan tindakan berulang dan berulang kali (kompulsi). Orang yang menderita OCD sering kali merasa terjebak dalam siklus pikiran obsesif yang mengganggu dan tindakan kompulsif yang tidak dapat dihindari.
Obsesi pada Obsessive Compulsive Disorder adalah suatu hal yang dapat berkisar dari kekhawatiran tentang kebersihan dan keamanan, kebutuhan akan simetri dan ketertiban yang sempurna, hingga pikiran obsesif tentang agama atau kegagalan. Kompulsi, di sisi lain, merupakan respons yang dilakukan seseorang untuk meredakan ketidaknyamanan dan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi mereka. Misalnya, seseorang yang obsesif dengan kebersihan mungkin akan mencuci tangan berulang kali atau menggunakan penghangat untuk membersihkan tangan mereka.
Obsessive Compulsive Disorder adalah kondisi yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, mengganggu pekerjaan, hubungan, dan kualitas hidup mereka. Ini adalah kondisi yang serius, tetapi dapat dikelola melalui terapi, pengobatan, dan dukungan sosial. Penting bagi individu yang mengalami tanda atau gejala OCD untuk mencari bantuan profesional agar mereka dapat memperoleh bantuan dan dukungan yang mereka perlukan.
Advertisement
Penyebab Obsessive Compulsive Disorder
![Ilustrasi OCD](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/6X_hEzc9cRX8Vyy-mbE1JQpVBGs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4202572/original/038335200_1666668184-pawel-czerwinski-IoBilYx5OQ4-unsplash_1_.jpg)
Obsessive-Compulsive Disorder adalah gangguan mental yang ditandai oleh pemikiran obsesif dan tindakan kompulsif yang berulang-ulang. Meskipun penyebab pasti OCD masih belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhinya. Penyebab Obsessive Compulsive Disorder adalah:
1. Faktor Genetik: OCD dapat berhubungan dengan faktor genetik. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan OCD, maka risiko mengembangkan gangguan ini juga lebih tinggi.
2. Ketidakseimbangan Kimia Otak: OCD dapat berhubungan dengan ketidakseimbangan zat kimia otak, terutama serotonin. Jenis neurotransmitter ini bertanggung jawab dalam mengatur suasana hati, perilaku, dan fungsi kognitif.
3. Stres dan Trauma: Pengalaman stres berat, seperti kehilangan orang terdekat atau kejadian traumatis, dapat memicu perkembangan OCD pada individu yang rentan. Trauma masa kecil, seperti pelecehan atau penganiayaan, juga dapat menjadi faktor risiko.
4. Perubahan Lingkungan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa OCD dapat dipicu oleh perubahan lingkungan, seperti perubahan di tempat kerja atau perubahan besar dalam kehidupan pribadi seseorang.
5. Infeksi dan Gangguan Autoimun: Beberapa penelitian menyarankan bahwa infeksi bakteri atau virus tertentu, serta penyakit autoimun, dapat menjadi penyebab OCD pada sebagian kecil individu.
Meskipun penyebab OCD tidak dapat dipastikan dengan pasti, pemahaman tentang faktor-faktor ini dapat membantu dalam mencegah dan menangani gangguan ini dengan lebih baik.
Gejala Obsessive Compulsive Disorder
![Ilustrasi OCD (Obsessive compulsive disorder)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/iGyj6izXwT-rWTm1qwljaIAtVEc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4203901/original/034177800_1666761088-nick-fewings-Tu4eqy4kcRQ-unsplash_1_.jpg)
Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya pikiran obsesif yang tidak diinginkan, serta dorongan untuk melakukan ritual atau tindakan berulang yang disebut kompulsi. OCD sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari, menyebabkan stres yang signifikan dan kecemasan yang berlebihan. Munculnya gejala OCD dapat terjadi pada berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Berikut adalah beberapa gejala utama yang dapat muncul pada individu dengan OCD:
1. Pikiran Obsesif: Munculnya pikiran yang tidak diinginkan dan berulang, seperti kekhawatiran tentang kebersihan, keamanan, ketepatan, atau kejadian yang tidak diinginkan.
2. Kompulsi Fisik atau Mental: Kecenderungan untuk melakukan tindakan ritual atau kompulsi sebagai respons terhadap pikiran obsesif. Contoh kompulsi fisik meliputi mencuci tangan berulang kali, mengatur barang secara simetris, atau menyentuh benda secara berulang. Kompulsi mental meliputi menghitung, berdoa, atau memeriksa sesuatu berulang kali.
3. Mengganggu Kehidupan Sehari-hari: OCD dapat mengganggu kegiatan sehari-hari dan interaksi sosial. Individu dengan OCD cenderung menghabiskan banyak waktu untuk melakukan ritual dan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas sehari-hari, seperti bekerja atau belajar.
4. Kelelahan Emosional: Individu dengan OCD sering merasakan kelelahan emosional dan stres yang berlebihan akibat tekanan yang ditimbulkan oleh pemenuhan kebutuhan obsesif dan kompulsif. Mereka juga bisa mengalami depresi akibat seringnya membatasi aktivitas sosial.
Dalam menghadapi OCD, sangat penting untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater, yang bisa memberikan terapi kognitif perilaku atau pengobatan lain yang sesuai.
Advertisement
Cara Mengatasi Obsessive Compulsive Disorder
![Ilustrasi OCD (Obsessive compulsive disorder)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/ni02Ok4HQS8ScQnjmljBeegF9w8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4202584/original/026728100_1666668297-pawel-czerwinski-5eUXFk-H0G8-unsplash_1_.jpg)
Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan adanya pemikiran berulang (obsesi) yang mengganggu dan dorongan untuk melakukan tindakan tertentu (kompulsi) secara berulang. Jika tidak ditangani dengan baik, OCD dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi OCD:
1. Terapi kognitif perilaku (CBT): Terapi ini melibatkan mengidentifikasi pemikiran negatif dan kompulsif, serta belajar menggantikannya dengan pemikiran yang lebih realistis dan sehat.
2. Terapi eksposur dan respons pencegahan (ERP): Terapi ini melibatkan eksposur secara bertahap terhadap situasi yang memicu obsesi atau kompulsi OCD, lalu mencegah respons kompulsif yang biasa dilakukan. Hal ini membantu menurunkan ketakutan dan kebutuhan untuk melakukan kompulsi.
3. Mendukung sistem dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan atau mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman dekat dapat membantu menghadapi tantangan OCD. Membicarakan pengalaman dengan orang lain yang mengalami hal serupa dapat membantu mengurangi perasaan sendirian.
4. Mengelola stres: Menemukan cara untuk mengelola stres dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan gejala OCD. Melakukan olahraga, meditasi, atau aktivitas relaksasi lainnya dapat membantu menghilangkan pikiran obsesif dan mengurangi gejala OCD.
5. Mengonsumsi obat-obatan: Dalam beberapa kasus, obat-obatan serotonergik dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi gejala OCD. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat dan mematuhi dosis yang diresepkan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda dengan OCD, oleh karena itu metode pengobatan yang efektif juga dapat berbeda. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dan terarah.
Terkini Lainnya
Pengertian Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Penyebab Obsessive Compulsive Disorder
Gejala Obsessive Compulsive Disorder
Cara Mengatasi Obsessive Compulsive Disorder
OCD
Obsessive Compulsive Disorder
Penyebab Obsessive Compulsive Disorder
Gejala Obsessive Compulsive Disorder
Cara Mengatasi Obsessive Compulsive Disorder
Konten Menarik
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Judi Online
Polres Kota Dumai Razia Judi Online di Telepon Genggam Anggota, Hasilnya?
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bacagub NTB Lalu Muhamad Iqbal Bertemu Kaesang
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
TOPIK POPULER
Populer
8 Potret Tulisan Spanduk Peringatan di Jalan Ini Nyeleneh Banget
Menikah Tidak Didampingi Ayah, Ini 6 Potret Kebersamaan Dea Sahirah dan Ibunda
Mirip Lisa BLACKPINK, Penjual Ayam Goreng di Pasar Thailand Ini Viral
8 Potret Nikita Mirzani di Rumah Masa Kecil yang Terbengkalai, Langganan Banjir
7 Potret Pembangunan Rumah di Dalam Mall Arief Muhammad, Dikebut Cuma 5 Hari
8 Potret Desain Tangga di Rumah Ini Nyeleneh Banget, Bikin Heran
Mengenal Mom Shaming, Contoh, dan Dampaknya pada Kesehatan Ibu Baru
Akun Facebook Saya Diretas, Ini Cara Memulihkan Akun yang Dihack
Rumah Orang Kaya di Berbagai Belahan Dunia, Mengalami Inflasi Signifikan
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Legenda Jerman Remehkan Skuad Spanyol di Euro 2024, Dianggap Tim Bau Kencur
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Berita Terkini
David Beckham Balas Dendam Setelah Diabaikan Pangeran Harry Atas Permintaan Meghan Markle
5 Kapten Terbaik Manchester United: Pemimpin yang Menginspirasi di Old Trafford
Nenek 66 Tahun di Lampung Tengah Dianiaya Oknum Bidan, Ini Kronologinya
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 4 Juli 2024
Fakta Jambret CFD: Pakai Kode Saat Beraksi hingga Minggat Usai Viral
Bidan di Lampung Tengah Diduga Aniaya Nenek Hingga Bersimbah Darah, Videonya Viral
Kisah Iblis Terbakar oleh Kekuatan Doa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Guru TK di Jambi Dituntut Kembalikan Uang Rp75 Juta ke Negara, Dede Yusuf Salahkan BKD
Polisi Tangkap Pengirim Narkoba Dalam Paket Ayam Jago Melalui Bandara Pekanbaru
Mengenal Planet Kerdil Ceres yang Diduga Dihuni Alien
Ayu Ting Ting Batal Nikah padahal Sudah Lamaran, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Melacak Rekam Jejak Civitas Akademika Universitas Brawijaya Melalui Pameran QR Art
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini