, Jakarta Penyebab anak autis perlu dipahami oleh setiap orang. Kondisi autisme ini merupakan ketidakmampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang dengan gejala autis biasanya memiliki dunianya sendiri dan tampak tidak peduli dengan sekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga perilaku hubungan dengan orang lain terganggu. Autisme atau autis adalah gangguan perkembangan fungsi otak. Gangguan ini mencakup bidang sosial dan fungsi afeksi, komunikasi verbal dan non verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup interest (minat), kognisi, dan atensi.
Anak autis biasanya terlambat dalam berbahasa lisan saat berusia 1-6 tahun, mengunakan kata atau bahasa secara berulang-ulang, dan memainkan permainan yang itu-itu saja, serta tidak berminat dalam berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Kebiasaan yang di luar perilaku normal ini biasanya sudah terlihat saat anak berusia 3 tahun. Pada saat-saat inilah biasanya orang tua menyadari bahwa ada yang berbeda pada anak mereka.
Penyebab anak autis dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, di antaranya yaitu faktor genetik, faktor psikologis, hingga kondisi tubuh anak. Mengenali pencegahannya sejak saat hamil tentunya sangat penting diperhatikan oleh orang tua. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Selasa (31/5/2022) tentang penyebab anak autis.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penyebab Anak Autis
Penyebab anak autis hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan, penyebab anak autis adalah karena adanya kelainan dari sistem saraf (neurologi). Penelitian tentang penyebab anak autis juga masih pada taraf awal, meski di beberapa negara maju sudah sejak lama mengenal dan mengelola gangguan mental tersebut.
Pendapat yang sudah menjadi konsesus bersama para ahli belakangan ini mengakui bahwa autisme diakibatkan oleh terjadinya kelainan fungsi luhur di daerah otak. Menurut penelitian, beberapa penyebab anak autis adalah sebagai berikut:
- Faktor genetik
Advertisement
- Ketidakseimbangan biokimia
- Faktor metabolik
- Beberapa kasus yang tidak biasa, autisme disebabkan oleh infeksi virus (TORCH), penyakit- penyakit lainnya seperti fenilketonuria (penyakit kekurangan enzim), dan sindrom X (kelainan kromosom).
Sementara itu, menurut studi yang dilakukan Lumbantobing (2000), faktor penyebab anak autis adalah sebagai berikut:
- Faktor genetik. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa 2-4% dari saudara kandung juga menderita penyakit yang sama.
- Faktor keluarga dan psikologi. Respons anak-anak terhadap stressor dari keluarga dan lingkungan.
- Kelainan organ-organ biologi dan neurologi (saraf). Berhubungan dengan kerusakan organ dan saraf yang menyebabkan gangguan fungsi-fungsinya, sehingga menimbulkan keadaan autisme pada penderita.
- Faktor pada kehamilan dan kelahiran
- Faktor biokimia
- Faktor kekebalan tubuh. Berhubungan pada masa kehamilan, faktor kekebalan tubuh ibu yang tidak dapat mencegah infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan saraf bayi .
Advertisement
Gejala Anak Autis
Setelah memahami penyebab anak autis, kamu juga perlu mengenali gejalanya. Gejala autis biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala autis adalah tidak adanya kontak mata dan tidak adanya respons terhadap lingkungan. Jika tidak dilakukan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak akan berhenti atau mundur. Seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenali namanya.
Beberapa gejala autis adalah adanya gangguan interaksi sosial, hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan ucapan (bahasa tubuh dan isyarat), serta kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.
Sementara itu, sifat-sifat yang bisa dikenali pada anak autis adalah:
Advertisement
- Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
- Lebih senang menyendiri atau menarik diri dari pergaulan
- Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
- Aktif atau justru tidak aktif sama sekali
- Tidak memberikan respons terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
- Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata
- Senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
- Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
- Jengkel atau kesal membabi buta
- Tidak takut akan bahaya
- Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
- Tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
- Gemar memutar benda atau terpaku pada benda tertentu
- Tidak memberikan respons terhadap cara pengajaran yang normal
- Sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik secara fisik
- Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima atau mengalami perubahan
- Terpaku pada permainan yang ganjil
- Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
Pencegahan Anak Autis
Seperti penyebab anak autis, hingga saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah timbulnya autisme. Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko autisme, seperti:
- Jika sedang hamil, lakukan kontrol secara rutin ke dokter.
- Jika sedang merencanakan kehamilan, lakukan olahraga secara rutin.
Advertisement
- Jika sedang hamil dan merencanakan kehamilan, sebaiknya hindari alkohol, kafein dan merokok.
- Jika sedang hamil dan merencanakan kehamilan, tingkatkan konsumsi makanan bernutrisi tinggi seperti sayuran dan buah.
Advertisement
Pengobatan Anak Autis
Edukasi kepada keluarga
Bisa dibilang keluarga adalah jendela bagi penderita autisme untuk masuk ke dunia luar. Meski perlu diakui bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu perkembangan anak. Bagaimanapun juga, orang tua adalah orang terdekat yang dapat membantu anak untuk belajar berkomunikasi, berperilaku terhadap lingkungan dan orang sekitar.
Penggunaan obat-obatan
Advertisement
Penggunaan obat-obatan pada penderita autisme harus di bawah pengawasan dokter. Pengobatan ini diberikan jika dicurigai terdapat gangguan di otak yang mengganggu pusat emosi dari penderita autisme. Hal ini seringkali menimbulkan gangguan emosi mendadak, agresivitas, hiperaktif dan stereotipik. Beberapa obat yang bisa diberikan adalah haloperidol (antipsikotik), fenfluramin, naltrexone (antiopiat), clompramin (mengurangi kejang dan perilaku agresif).
Terapi perilaku
Dari beberapa penelitian terakhir, pengobatan untuk gangguan autisme yang berkembang adalah terapi perilaku. Terapi ini dipercaya sebagai terapi yang paling penting. Tujuannya adalah untuk mengontrol atau membentuk perilaku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan lewat sistem reward dan punishment. Pemberian hadiah (reward) akan meningkatkan munculnya perilaku yang diinginkan, sedangkan hukuman (punishment) akan menurunkan perilaku yang tidak diinginkan.
Terkini Lainnya
Autis adalah Gangguan Perkembangan, Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Penyebab Autis pada Anak Usia Dini, Kenali Ciri-ciri dan Cara Menanganinya
Penyebab Anak Autis, Gejala dan Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Penyebab Anak Autis
Gejala Anak Autis
Pencegahan Anak Autis
Pengobatan Anak Autis
Edukasi kepada keluarga
Penggunaan obat-obatan
Terapi perilaku
Autisme
Penyebab Anak Autis
Faktor Risiko Anak Autis
Gejala Anak Autis
Pencegahan Anak Autis
autis
Uber Cup
Apresiasi Menpora Dito Ariotedjo pada Tim Regu Putri Indonesia Usai Jadi Runner Up Piala Uber 2024
Daftar Juara Piala Uber dari Masa ke Masa hingga 2024: China 16 Trofi, Indonesia Berapa?
Indonesia Masuk Final, Simak Daftar Pemenang Thomas Cup dan Uber Cup Sejak 1948 hingga 2022
Link Streaming dan Jadwal Pertandingan Semifinal Uber Cup 2024
Link Live Streaming Piala Uber 2024 Indonesia vs Korea Selatan, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Link Live Streaming Piala Uber 2024 Indonesia vs Thailand, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Piala Asia U-23 2024
Dukungan Maksimal BUMN Bikin Olahraga Indonesia Semakin Berkibar
Top 3 Berita Bola: Bidik Tiket Terakhir ke Paris, Ini Jadwal Guinea vs Timnas Indonesia di Play-off Olimpiade 2024
Kalahkan Uzbekistan, Jepang Juara Piala Asia U-23 2024
Hasil Final Piala Asia U-23 2024: Drama Var dan Penalti di Injury Time, Jepang Bungkam Uzbekistan
Ekspresi Nathan Tjoe-A-On Saat Bahas Makanan Indonesia Favoritnya Dipuji Bikin Hati Meleleh
Puji Timnas Indonesia U-23, Erick Thohir: Garuda Muda Masih Punya Peluang Tampil di Olimpiade Paris 2024
Timnas Indonesia U-23
Usai Kalah dari Irak di Piala Asia U-23, Menpora Janjikan Hal Ini Jika Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2024
Top 3 Berita Bola: Bidik Tiket Terakhir ke Paris, Ini Jadwal Guinea vs Timnas Indonesia di Play-off Olimpiade 2024
Infografis Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024, Harapan, dan Head to Head Lawan Guinea
Simak, Kumpulan Hoaks Seputar Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia 2024
Jokowi Optimistis Timnas Indonesia Menang Lawan Guinea dan Lolos Olimpiade Paris 2024
HEADLINE: Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024, Mampu Atasi Guinea?
BRI Liga 1
Klasemen Akhir BRI Liga 1 2023/2024: Borneo FC Juara Musim Reguler, Rans Nusantara Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Dihajar Persija, PSIS Gagal Rebut Tiket Championship Series dari Madura United
Klub Milik Raffi Ahmad Rans Nusantara FC Terdegradasi dari BRI Liga 1, Arema FC Selamat
Happy Ending Akhiri Kompetisi Kalahkan Persik, Persebaya Siapkan Kerangka Tim untuk Musim Depan
Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, PT LIB Susun 3 Opsi Jadwal Championship Series BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
TOPIK POPULER
Populer
Apa Itu Meet Life Crisis? Pahami Istilah yang Benar dan Faktor Penyebabnya
Dikira Dedaunan, Jalanan yang Dilalui Wisatawan Ini Dipenuhi Ribuan Kaki Seribu
5 Resep Sambal Pete Spesial dan Mudah Dibuat, Bikin Nagih
Misteri 'Lubang Biru' yang Terbentuk Ribuan Tahun, Miliki Kedalaman 420 Meter
50 Kali Order Makanan Lewat Aplikasi, Pria Ini Sengaja Prank Mantan Pacar
6 Potret Varsha Strauss Menantu Bambang Trihatmodjo, Umumkan Hamil Anak Kedua
6 Potret Tata Janeeta yang Kerap Tampil Berhijab Usai Lebaran, Banjir Dukungan
6 Potret Sarah Keihl Saat Ibadah Umroh, Penampilannya Banjir Pujian
Penyakit DBD Apakah Berbahaya? Ketahui Gejala dan Tanda Perlu Perawatan di RS
7 Artis dan Aktor Korea yang Punya Masa Lalu Menyedihkan, Kini Paling Terkenal
Thomas Cup
Sederet Peran BUMN di Balik Prestasi Olahraga Indonesia
Indonesia Masuk Final, Simak Daftar Pemenang Thomas Cup dan Uber Cup Sejak 1948 hingga 2022
Indonesia Lolos ke Final Thomas Cup 2024, Warganet: Alhamdulillah, Terima Kasih
Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Indonesia vs Chinese Taipei, Tayang di Vidio
Sikat Korea Selatan, Ini Lawan Tim Putra Indonesia di Semifinal Piala Thomas 2024
Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Indonesia vs Korea Selatan, Segera Tanding di Vidio
Berita Terkini
Aktivitas Vulkanik Menurun, Jarak Rekomendasi Awas Gunung Ruang Diturunkan Jadi 5 Kilometer
Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ruang Diperpanjang Hingga 14 Mei
China Juara Piala Thomas 2024 Setelah Kalahkan Indonesia, 8 Kali Kawinkan dengan Piala Uber
Benarkah Ada Kuota Visa Non Haji 2024? Simak Penjelasan Kemenag
Gerindra Jelaskan Maksud Luhut ke Prabowo Jangan Bawa Orang Toxic, Ingatkan Tak Adu Domba TKN dan Relawan
Agincourt Resources Ingin Olympiar 2024 Cetak Aset Talenta di Sektor Pertambangan
Orangutan Sumatera Terekam Mengobati Lukanya Sendiri Pakai Tanaman Obat, Dinilai Ahli Bukti Kemiripan dengan Manusia
Alasan PVMBG Tambah Peralatan Pemantauan Aktivitas Gunung Ruang
Cak Imin soal Kemungkinan PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran: Kita Lihat di 20 Oktober
Demokrat Surabaya Puji Kesuksesan Eri Cahyadi Kurangi Angka Stunting
Tonton Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs Tottenham di Vidio 5 Mei 2024, Segera Dimulai
Hasil Liga Inggris: Chelsea Lumat West Ham, Jackson Bikin 2 Gol
Lindungi Ekosistem Kawasan Pesisir, Industri Asuransi Tanam Mangrove
Waspada! Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah Bank Mandiri dengan Website Phising
Jadwal dan Hasil Piala Thomas dan Uber 2024, Minggu 5 Mei: Indonesia atau China yang Jadi Juara?