uefau17.com

Dianggap Terlalu Gemuk, Ayah Nekat Paksa Anaknya Lari di Treadmill dengan Kecepatan Tinggi hingga Meninggal - Health

, Jakarta - Video seorang ayah memaksa putranya berlari di treadmill menjadi viral di media sosial. Namun, adegan tersebut justru terlihat menyiksa daripada menyehatkan.

Dalam video itu, Corey Micciolo, seorang bocah 6 tahun, dipaksa lari di treadmill dengan kecepatan tinggi oleh ayahnya, Christopher J Gregor, 31 tahun. Gregor terus mendorong Corey untuk terus berlari, tanpa memperhatikan bahwa sang anak sudah kewalahan.

Baca Juga

  • VIDEO: Anak Dicap Terlalu Gemuk, Bocah 6 Tahun Tewas Dipaksa Ayahnya Lari Di atas Treadmill

Treadmill digunakan dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga Corey sering terjatuh, bahkan kadang jatuh dengan dada menimpa lantai. Meskipun demikian, dia terus berusaha mematuhi perintah sang ayah dengan naik kembali ke treadmill, meski sering jatuh.

Sayangnya, akibat kejadian tersebut, Corey mengalami luka-luka serius di dalam tubuhnya dan meninggal pada 2 April 2021, sekitar 12 hari setelah kejadian itu terjadi.

Kematian Corey menyebabkan Gregor didakwa membunuh putranya sendiri setelah rekaman CCTV di gym di Barnegat, New Jersey, AS, diungkap dan menjadi viral di media sosial.

Rekaman tersebut memperlihatkan Gregor meningkatkan kecepatan treadmill hingga Corey tidak bisa mengimbanginya dan terjatuh.

"Saat melihat video itu, Anda akan merasa ngeri," kata pengacara Gregor, Mario Gallucci di persidangan seperti dikutip dari Mirror pada Jumat, 3 Mei 2024. 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orangtua Diyakini Tengah Berselisih Soal Hak Asuh

Mario menjelaskan bahwa Corey sering terjatuh ke belakang dan mengalami memar, tapi Gregor terus memaksa anaknya untuk kembali ke treadmill tanpa mengurangi kecepatannya.

Ini terjadi lebih dari empat kali sebelum Gregor akhirnya memperlambat perangkat tersebut. Salah satu klip video yang sangat mengganggu bahkan menunjukkan sang ayah menggigit kepala putranya.

Ibunya Corey, Breanna Micciolo, yang sedang dalam perselisihan hak asuh dengan Gregor, menemukan memar parah di tubuh anaknya dan melaporkannya ke Divisi Perlindungan Anak dan Permanen New Jersey.

Dia menyampaikan kekhawatirannya bahwa putranya bisa meninggal. "Dia mengalami memar di dahinya," katanya dalam persidangan.

Lebih lanjut dia, mengatakan,"Bentuknya sangat aneh. Dia punya satu di dadanya, kelihatannya seperti goresan."

3 dari 4 halaman

Lari di Treadmill Karena Terlalu Gemuk

Breana mengaku telah membawa Corey ke dokter, tapi tidak menemukan hasil pemeriksaan yang perlu dikhawatirkan.

Namun, selama pemeriksaan, anak laki-laki tersebut dilaporkan mengungkapkan kepada dokter bahwa ayahnya menyuruhnya berlari di atas treadmill karena dia terlalu gemuk.

Pada 2 April 2021, Corey terbangun dari tidur siangnya dengan kata-kata yang tidak jelas dan terbata-bata serta merasa mual. Ayahnya membawanya ke rumah sakit di mana dia dinyatakan meninggal.

"Terdakwa membawa tubuh Corey yang lemas ke Southern Ocean Medical Centre," kata jaksa.

"Dia melaporkan bahwa Corey mengantuk dan muntah. Corey segera dirawat dan dia dibawa ke Kamar 6 di unit gawat darurat."

4 dari 4 halaman

Penyebab Kematian Corey

Otopsi yang dilakukan keesokan harinya menunjukkan adanya memar hebat di tubuh anak laki-laki tersebut.

Pemeriksa medis Ocean County, Dr Dante Ragusa mengungkapkan dalam hasil otopsinya bahwa penyebab kematian anak laki-laki tersebut adalah luka benda tumpul, memar jantung dan hati, peradangan akut dan sepsis.

Namun, pada akhirnya, temuannya belum dapat ditentukan.

Pengacara Gregor, Mario Gallucci, mengatakan di persidangan bahwa para ahli medis dan negara tidak sepakat mengenai penyebab kematian anak tersebut.

Dia mengatakan para ahli pertahanan akan bersaksi bahwa Corey meninggal akibat sepsis yang disebabkan oleh serangan pneumonia.

Gallucci mengatakan kepada juri bahwa Breanna Micciolo mengeluarkan putranya dari Community Medical Center tanpa mengikuti saran medis ketika mereka memberi tahu dia bahwa putranya mungkin menderita sepsis.

Namun, konsultan patologi forensik, Dr Thomas Andrew, meninjau kembali kasus tersebut pada bulan September dan memutuskan kematian tersebut sebagai pembunuhan, menambahkan jumlah pelecehan anak yang keji ke dalam keputusan tersebut. Hal ini menjadi pemicu penangkapan Gregor.

Dr Andrew dilaporkan juga menemukan luka robek di jantung anak tersebut selain luka di dada dan perut, luka memar di paru kiri, serta luka robek dan memar di hatinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat