, Jakarta Dampak sosial ekonomi pandemi COVID-19, berbagai konflik, dan perubahan iklim menyebabkan sebagian besar populasi global menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan.
Sekitar 10 persen dari populasi global – sekitar 768 juta orang – menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi pada tahun 2020. Lebih dari 750.000 orang diperkirakan akan menghadapi kelaparan dan kematian pada tahun 2022.
Baca Juga
Menurut peneliti dari Thammasat University, Thailand, Prapimphan Chiengkul, berdasarkan tren saat ini, dunia akan gagal mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 (SDG2), yang bertujuan untuk mencapai situasi tanpa kasus kelaparan (zero hunger) pada 2030.
Advertisement
Di Asia Tenggara, 7,3 persen populasi kekurangan gizi sementara 18,8 persen menghadapi kerawanan pangan sedang atau parah pada tahun 2020.
Pada tahun yang sama, 27,4 persen anak-anak di bawah umur lima tahun di Asia Tenggara menderita pertumbuhan yang terhambat. Ini kebanyakan terjadi pada anak-anak dari latar belakang keluarga miskin dan yang tidnggal di daerah pedesaan.
Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa kemajuan signifikan telah dibuat di negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengatasi kerawanan pangan dan kekurangan gizi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, investasi yang lebih bertarget dan peningkatan program gizi diperlukan jika ASEAN bertujuan untuk memenuhi target gizi global SDG2 dan 2025.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lebih dari Sekadar Jumlah Makanan yang Tersedia
Ketahanan pangan mencakup lebih dari sekadar jumlah makanan yang tersedia. Definisinya juga mencakup kemampuan masyarakat untuk membeli makanan bergizi dalam jumlah yang cukup dan apakah mereka dapat melakukannya secara konsisten.
Di Asia Tenggara, pandemi dan perang di Ukraina telah sangat mengganggu rantai pasokan makanan, yang berkontribusi pada harga yang lebih tinggi. Gangguan tersebut termasuk pengurangan pasokan tenaga kerja karena pembatasan perjalanan yang menghambat transportasi pertanian-pangan.
“Apalagi, hampir tiga perempat rumah tangga ASEAN mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi. Semua ini berdampak buruk pada kemampuan orang untuk membeli makanan yang cukup,” kata Prapimphan mengutip Channel News Asia, Senin (15/8/2022).
Negara-negara termiskin di Asia Tenggara adalah yang paling terdampak. Ironisnya, di Thailand – negara yang telah mempromosikan dirinya sebagai “Dapur Dunia” – hampir 30 persen warga mengalami kerawanan pangan sedang atau berat antara 2018 dan 2020. Sebelumnya, antara 2014 dan 2016 angka tersebut sekitar 15 persen.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Diperumit Perubahan Iklim
Prapimphan menambahkan, inflasi harga pangan dan penurunan pendapatan telah memaksa banyak rumah tangga berpenghasilan rendah di negara-negara seperti Laos, Malaysia, dan Kamboja untuk mengonsumsi makanan yang lebih murah tetapi kurang bergizi dalam beberapa tahun terakhir.
Upaya untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi di Asia Tenggara semakin diperumit oleh dampak perubahan iklim. Kerawanan pangan juga memiliki kaitan erat dengan konflik, penurunan ekonomi, kemiskinan, dan ketidaksetaraan.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyampaikan bahwa perubahan iklim akan mengurangi pasokan pangan dan menyebabkan harga yang lebih tinggi, yang akan merusak ketahanan pangan di Asia Selatan dan Tenggara.
Satu perkiraan menunjukkan bahwa hasil padi di Asia Tenggara kemungkinan menurun hingga 50 persen karena banjir, kekeringan, dan tekanan panas.
Perkebunan padi di daerah delta sungai juga akan sangat terpengaruh oleh peningkatan salinitas air dari permukaan laut yang lebih tinggi.
Perubahan iklim berdampak pada ketahanan pangan karena memiliki kaitan dengan pengurangan pasokan biji-bijian makanan pokok, seperti beras.
Makanan Bergizi Terbatas dan Mahal
Pola cuaca ekstrem kemungkinan besar akan menghambat kemampuan masyarakat untuk memperoleh makanan secara tetap.
Padahal, banyak orang di ASEAN bergantung pada pertanian dan perikanan untuk mata pencaharian mereka. Efek buruk perubahan iklim pada produktivitas pertanian dan stok ikan dapat mengurangi pendapatan dan kemampuan individu ini untuk membeli makanan yang memadai.
Perubahan iklim juga kemungkinan akan semakin menurunkan produksi dan pasokan makanan bergizi. Ini menjadi masalah besar karena ketersediaan makanan bergizi dalam pasokan makanan ASEAN seperti buah-buahan, sayuran, dan berbagai sumber protein sudah cukup terbatas.
Makanan kaya nutrisi sendiri harganya relatif mahal. Satu studi menunjukkan bahwa, pada 2020, sekitar 46 persen populasi ASEAN tidak mampu membeli makanan yang sehat.
Sepanjang tahun 2010, penduduk ASEAN sangat bergantung pada karbohidrat seperti beras dan sekitar 24 persen menerima vitamin dan mineral dalam jumlah yang tidak memadai. Ini bisa berdampak buruk pada kemampuan kognitif dan peluang hidup mereka.
Terkini Lainnya
Heru Budi Klaim Rutin Beri Sembako Murah 2 Hari Sekali untuk Kurangi Kelaparan di Jakarta
Jarang Tersorot, Sudan Berpotensi Alami Kelaparan Paling Parah di Dunia
Potret Antrean Anak-anak Pengungsi di Kamp Jabalia untuk Mendapatkan Makanan
Lebih dari Sekadar Jumlah Makanan yang Tersedia
Diperumit Perubahan Iklim
Makanan Bergizi Terbatas dan Mahal
Kelaparan
Kekurangan gizi
Kerawanan Pangan
Rekomendasi
Jarang Tersorot, Sudan Berpotensi Alami Kelaparan Paling Parah di Dunia
Potret Antrean Anak-anak Pengungsi di Kamp Jabalia untuk Mendapatkan Makanan
Kala Harga Bawang Rp1,1 Juta 1 Kg, Warga di Gaza Utara Kelaparan dan Bertahan Hidup Makan Roti
WHO: Warga Gaza Terpaksa Makan Makanan Ternak dan Minum Air Limbah
Dermaga Terapung Buatan AS di Jalur Gaza Mulai Beroperasi, Konvoi Pengangkut Bantuan Telah Melintas
Update Perang di Gaza, PBB: 450.000 Warga Palestina Meninggalkan Rafah dalam Sepekan
Update Perang di Gaza: Israel Lancarkan Serangan ke Rafah dan Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata
Kelaparan di Jalur Gaza: PBB Sebut Israel Tolak Akses Bantuan
Diet Ekstrem HyunA di Masa Awal Jadi Idol, Hanya Makan Sepotong Kimbab demi Berat Badan 40 Kg
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Ianis Hagi Jadi Sorotan Gegara Bermain dengan Jaring di Kepala, Ternyata Ada Alasan Medis
Virus West Nile Serang Israel, 100 Orang Terinfeksi dan 5 Meninggal Dunia
Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai dengan Mata Kuning, Kenali Gejala Lain
Peneliti Jepang Temukan Obat Penyakit Ginjal untuk Kucing, Bisa Perpanjang Umur Anabul hingga 30 Tahun
Efek Kekurangan Zat Besi Terhadap Rambut dan Kulit
Orang di Atas 50 Tahun yang Kesepian Kronis Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke
Pandji Pragiwaksono Buka Suara, Marshel Widianto Ngga Pantes Jadi Wakil Wali Kota
Viral! Naufal Hafidz Clash of Champions Raih IPK Sempurna 4.0 Berkat Pecel Lele GKPN
Gejala Awal Hepatitis pada Anak Sering Disepelekan, Apa Saja?
Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?
Euro 2024
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Indonesia Dijagokan jadi Raja Industri Kendaraan Listrik Asia Tenggara
Detective Chinatown, Kisah Detektif Jenius dan Pamannya yang Lucu
DKPP Resmi Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Gegara Tindak Asusila
Rekrutmen Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Sepi Peminat, Apa Benar?
Jepang Catat Rekor Baru, Kecepatan Internet Tembus 402 Terabit per Second
Sri Mulyani Ingin LPEI Dapat Tambahan PMN Rp 10 Triliun, Begini Reaksi DPR
Potret Zaskia Gotik dan Putri Sambung yang Sudah Remaja, Tingginya Sama
11 Gambar Lucu Hewan Kurban Idul Adha, Kasihan Tapi Bikin Ngakak
Tak Tampil Maksimal di Debat Perdana Capres 2024, Joe Biden Ngaku Jet Lag
Catat, 6 Kuliner Nikmat Restoran Sunda di Bandung
Diskusi Kontrak Mandek, Manchester United Berpeluang Dapat Rekrutan Besar Pertama dari Serie A
Pandji Pragiwaksono Singgung Marshel Widianto yang Maju Pilkada dan Kritik Parpol Pengusung, Apa Alasannya?
Pandji Pragiwaksono Blak-blakan Tak Setuju Marshel Widianto Jadi Wakil Wali Kota Tangsel, Sorot soal Masa Lalunya