uefau17.com

Bukan Cuma Senang dan Sedih, Ini Manfaat Mengenalkan Emosi ke Anak Lewat Buku - Health

, Jakarta Psikolog dari Tentang Anak, Grace E Sameve mengatakan bahwa kemampuan merasakan emosi adalah sesuatu yang sudah terberi. Artinya, semua manusia mempunyai emosi dan tidak ada yang salah dengan emosi walau kadang emosi itu tidak menyenangkan ya seperti sedih, takut, marah.

Seiring usia anak bertambah, perkembangan anak makin kompleks. Ia juga makin bisa merasakan aneka perasaan emosi dalam dirinya. Tugas orangtua adalah membantu anak mengenal ragam emosi yang ia rasakan. Bahwa anak tak cuma merasa senang tapi juga sedih, marah atau takut.

Grace mengakui mengenalkan ragam emosi pada anak tidak mudah karena butuh waktu.

"Mengajarkan emosi itu proses yang butuh waktu ya," kata Grace.

Semakin anak mengenal emosi yang ia rasakan makin ia bisa mengendalikan dirinya. Salah satu cara orangtua mengenalkan emosi bisa lewat buku bacaan. Kehadiran buku bergambar dengan warna-warni menarik didukung dengan cerita yang apik membuat anak jadi tertarik.

"Lewat buku yang ada gambar, kartun, itu bisa jadi amunisi mengenal emosi jadi lebih mudah pada anak," kata Grace.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Emosi Tidak Berbasis Gender, Anak Cowok Boleh Sedih dan Anak Cewek Bisa Marah

Selain permintaan dari banyak ayah dan bunda, hal di atas yang melandasi ekosistem parenting, Tentang Anak, meluncurkan buku seri Kenali Emosi berjudul Senang, Sedih, Marah dan Takut. Grace pun turut terlibat dalam penulisan buku tersebut serta dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo bersama praktisi anak usia dini Gianti Amanda.

Kehadiran sosok dari multidisiplin ini mencoba agar buku seri Kenali Emosi pas dengan kondisi anak. Termasuk bahwa emosi itu tidak berbasis gender. Artinya, bahwa anak laki-laki itu bisa dan boleh merasakan sedih lho atau anak perempuan itu bisa dan boleh marah lho. 

"Emosi itu enggak gender based. Itu yang juga ingin kami ingatkan ke ayah dan bunda. Jadi, enggak apa-apa anak cowok itu sedih, anak cewek marah juga enggak apa-apa lho," kata Grace dalam peluncuran buku seri Kenali Emosi pekan lalu di Jakarta secara daring.

"Harapannya buku ini bisa menjadi pendamping Aybun (sebutan untuk Ayah Bunda) mengajarkan anak-anak tentang emosi. Kalau misalnya menggunakan kata-kata mungkin enggak paham, jadi ini disertai dengan contoh lewat gambar, sehingga diharapkan anak bisa mengerti," tandas Grace. 

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Manfaat Anak Mengenali dan Meregulasi Emosi

Dalam kesempatan yang sama ibu dua anak yang juga psikolog Alsi Mega Marsha Tengker atau karib disapa Caca Tengker mengatakan bahwa mengenali emosi amat penting hingga anak besar nanti.             

"Maka buku-buku ini sebagai media penting karena menjadi dasar untuk anak sampai dewasa," kata Caca.

Bila anak sudah mengenal 'Oh ini perasaan marah ya, atau sedih, atau takut atau senang" membuat anak bisa menghadapi perasaan itu sendiri. 

"Bahwa semua emosi itu valid, boleh marah tapi bisa menghadapi perasaan itu," kata Caca.

Jika anak tidak mengenali dan meregulasi emosi maka bisa saja hingga nanti besar nanti menolak atau mengalihkan perasaan yang tidak menyenangkan.

"Misal saat sudah dewasa dia takut merasakan perasaannya. Enggak mau sedih atau marah terus cari pengalihan. Kenapa? Ya karena dari kecil tidak bisa menghadapi emosi itu," kata Caca.

Alhasil, dia marah akan sesuatu tapi jadi marah-marah ke semua orang. Hal ini karena belum paham dengan emosinya.

"Sesuatu yang kita pahami dan sadari itu lebih mudah mengendalikannya," kata Caca.

"Namun, bila emosi itu ditekan akan keluar di tempat dan waktu yang tidak tepat," lanjut adik Nagita Slavina ini.

Ketika sudah dari kecil anak dikenalkan macam-macam emosi serta cara meregulasi emosi itu, maka dia bisa jadi nyaman dengan dirinya sendiri. Serta anak berfungsi dengan baik dalam kesehariannya seperti ditambahkan Grace.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Sebelum Mengajari, Orangtua Wajib Memahami Emosinya

Caca juga mengingatkan kepada orangtua maupun calon orangtua agar sebagai sosok dewasa yang memahami emosi yang dirasakan. Bila orang dewasa tak mampu memahami emosinya bakal tak mudah juga mengedukasi pada anak.

"Bagaimana anak mau memahami emosinya kalau gak lihat orangtuanya bisa memahami emosinya sendiri," kata Caca.

Berdasarkan pengalaman praktiknya sebagai psikolog, lulusan Unika Atma Jaya Jakarta ini mengatakan bahwa kerap ditemukan orang dewasa yang masih belum mengenali emosi berakar dari pengalaman saat kecil.

"Orang dewasa yang sulit memahami emosi itu berakar dari masa kecil yang dirinya tidak dipahami oleh orangtuanya," kata Caca

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat