uefau17.com

Remaja Koma Setelah Minum 2 Gelas Milk Tea Setiap Hari Selama Sebulan - Health

, Jakarta Sesekali memanjakan diri Anda dengan teh susu manis atau milk tea favorit Anda sah-sah saja. Tetapi jika mengonsumsinya terlalu banyak dapat menyebabkan efek yang merugikan kesehatan. Mungkin Anda sudah mengetahuinya, tapi beberapa orang masih perlu diingatkan.

Seperti yang terjadi pada Tian Tian yang berusia 18 tahun di China. Ia koma selama lima hari karena kecanduannya terhadap minuman manis ini.

Remaja itu sangat terobsesi dengan milk tea. Bahkan ia sampai memesan hingga 100 yuan (hampir 200 ribu rupiah) minuman milk tea per hari. Obsesinya ini berlangsung selama satu bulan penuh. Ibu Tian Tian mengatakan bahwa anaknya minum dua cangkir milk tea setiap hari selama periode itu, dilansir dari World of Buzz.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dirawat di rumah sakit

Pada 2 Mei lalu, Tian Tian akhirnya dilarikan ke rumah sakit Ruijin, Shanghai setelah ditemukan tak sadarkan diri. Ia segera dipindahkan ke Emergency Intensive Care Unit (EICU) ketika hasil tes mengungkapkan bahwa kadar gula darahnya 25 kali lebih tinggi daripada orang normal.

Laporan mengungkapkan bahwa kehidupan Tian Tian tergantung pada seutas benang yang artinya, dia harus bergantung pada ventilator untuk bernapas setelah menderita berbagai komplikasi kesehatan termasuk gula darah tinggi dan kerusakan ginjal.

Belakangan diketahui bahwa dia mengalami gejala-gejala seperti mual, mulut kering, dan poliuria (keinginan untuk sering buang air kecil) selama lebih dari seminggu sebelum dia koma.

Beruntung Tian Tian berhasil kembali sadar setelah 5 hari. Dan hasil dari semua perawatan yang ia jalani, menyebabkannya kehilangan berat badan sebanyak 35 kilogram. Dia berjanji kepada tim EICU di rumah sakit Ruijin bahwa dia tidak akan pernah minum milk tea berlebihan lagi.

Selain obsesi minuman manisnya, Tian Tian tidak pernah berolahraga dan memiliki berat 125kg. Sayangnya, Direktur Lu dari tim EICU mengatakan ini adalah satu dari tiga kasus lain di mana pasien yang sakit kritis mengalami kondisi yang sama dengan Tian Tian. Para pasien sering kelebihan berat badan dan diabetes tanpa menyadarinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat