, Stockholm Tinggi badan anak seringkali dianggap sebagai faktor genetika. Saat melihat anak yang bertubuh tinggi atau pendek, kita pun akan penasaran bagaimana tubuh orangtuanya. Apabila anak pendek, kita akan bergumam, 'Oh, sudah keturunan ya, ibunya yang pendek.'.
Menilik fenomena tersebut, Direktur Penelitian dan Pengembangan di Pusat Nutrisi Abbott’s Asia-Pacific, Yen Ling Low bahwa tinggi badan anak tidak semata-mata dipengaruhi keturunan.
Advertisement
"Itu termasuk konsep yang miss perception (persepsi yang salah). Kalau di Asia tuh, orang melihat tipe tubuhnya pendek dan kecil. Artinya, kita tidak mungkin bisa (bertumbuh) panjang dan tinggi layaknya orang Eropa dan Amerika," kata wanita yang aktif menggeluti proyek-proyek dan studi nutrisi terkemuka di Singapura, Filipina, Vietnam, Tiongkok, dan India.
"Sebenarnya jika melihat itu (tinggi badan) memang ada faktor genetika. Genetika memainkan peran dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi tahapan lima tahun pertama (nol sampai 5 tahun) anak, pertumbuhan justru dipengaruhi oleh nutrisi," Yen menambahkan
Saat diwawancara Health di sela-sela acara The 4th Annual Growth Summit 2020 di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia beberapa hari lalu, Yen Ling menerangkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melihat perbedaan tumbuh kembang anak di tiap-tiap negara, yang dipantau dari grafik pertumbuhan masing-masing.
"Misalnya, grafik pertumbuhan anak di Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika kan beda-beda ya. Perbedaan tinggi badan anak di masing-masing negara itu pun dilihat dari bagaimana anak tumbuh dengan baik di lingkungannya," kata Yen Ling.
"Apakah anak tumbuh di lingkungan yang baik, higienitas bagus, dan sanitasi yang baik. Kemudian apakah nutrisi yang diberikan baik, tidak mengidap penyakit dan infeksi tertentu serta bagaimana anak dapat tumbuh ideal saat lingkungannya mendukung penuh dia tumbuh dengan baik," dia melanjutkan.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Dokter Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak RSCM, Prof Dr dr Damayanti R Sjarif Sp.A(K) mengatakan, Indonesia saat ini merupakan negara dengan beban stunting pada anak tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Antara Pendek dan Stunting
![Yen Ling Low](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ilZRZ4etjKDpdDt0QomZCmWSQko=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3055592/original/076710600_1582176774-20200212_112053.jpg)
Ketika kita melihat pertumbuhan anak pada etnik dan negara tertentu bisa saja rendah. Ini karena pertumbuhan anak karena higienitas kurang. Genetika tidak berperan penting di pertumbuhan lima tahun pertama anak, tapi lingkungan yang membuat mereka tumbuh.
"Di atas umur 5 tahun, terutama saat anak memasuki usia pubertas, anak akan semakin tinggi dan tinggi. Nah, pada tahap pubertas, genetika memainkan peran penting. Ya, karena genetika termasuk faktor potensial yang tinggi. Berbeda saat 5 tahun pertama, anak yang diberi nutrisi bagus dan tumbuh pada lingkungan yang baik bisa tambah tinggi," kata Yen Ling.
"Saya pikir juga banyak kesalahpahaman di Asia, orang-orang menerima saja kalau anaknya mungkin lebih pendek. Tidak benar. Kalau kita melihat stunting di bawah 5 tahun di Asia, misalnya, anak usia 2 atau 3 tahun hampir sebagian besar orang menerima anak pendek ya stunting."
Anggapan pendek yang dikira stunting, lanjut Yen Ling, masih menunjukkan, perhatian dan kesadaran orang kurang. Dalam masalah stunting, bukan hanya persoalan anak lebih pendek, wajah dan pemikiran juga kelihatan. Wajah anak stunting akan tampak lebih muda dibanding anak seusianya.
Pertumbuhan anak terlambat dan kurus. Apalagi anak yang tampak sangat kurus.
"Kalau dokter melihat kok anak terlalu kurus, mungkin ada masalah kesehatan. Bila anak tidak terlalu kurus, tapi pendek mungkin tubuhnya memang pendek, bukan dikatakan stunting," Yen Ling melanjutkan.
Yang perlu diperhatikan, bila orang lain berkomentar anak pendek adalah normal, yang mana sebenarnya anak sudah masuk kategori stunting. Dalam kondisi ini, orang lain tidak bisa membedakan tubuh pendek dan stunting.
Dan anak tersebut tidak mendapatkan perawatan dan intervensi yang baik. Mereka akhirnya tidak berkembang secara optimal.
"Ciri-ciri anak stunting itu tumbuh kembangnya lambat, kekurangan nutrisi, dan kesehatan menurun. Ini meningkatkan rentan anak kena infeksi penyakit. Karena perkembangan anak tidak baik, pendidikan yang diampu bisa rendah. Di tingkat negara, angka stunting yang tinggi dapat mengurangi potensi sumber daya manusia (SDM) yang baik," tegas Yen Ling.
Advertisement
Variasikan Makanan
![Liputan 6 default 4](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/DoFlnPk7lPzk0zfG4GGU7J5BtrE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3174928/original/021430500_1594279095-backfill-HL4.jpg)
Untuk mendukung tinggi badan anak, nutrisi berupa pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan sangat diperlukan. Setelah 6 bulan, anak mulai perlahan-lahan mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
"Ketika anak mulai transisi ke makanan padat, pemilihan makanan yang baik perlu diperhatikan. Tapi makanan yang baik bukan makanan yang diberikan nenek. Suka ada kan ya, bagaimana cara nenek merawat Anda bertumbuh itu diterapkan kepada cucunya," kata Yen Ling sembari tersenyum.
"Kalau Asia biasanya karbohidrat, makan nasi. Mi juga boleh, namun untuk mengimbangi nutrisi seharusnya makan dengan berbagai macam variasi. Seperti protein daging, sayuran, dan kedelai (kacang-kacangan). Kemudian jangan sampai pula sarapan bubur setiap hari, harus variasi juga."
Beralih ke makanan padat, tantangan orangtua akan terlihat. Mungkin anak tidak doyan makan. Mereka mungkin melepehkan atau membuang makanan. Menurut Yen Ling, hal tersebut adalah wajar.
Orangtua harus bersabar diri dan mengulang dalam memberikan makan yang sama. Bahkan orangtua bisa mencoba memberikan makan kepada anak lebih dari 15 kali.
"Jangan hanya beranggapan baru memberikan makan satu kali, anak enggak suka. Lalu berkesimpulan, "Si anak memang enggak suka makanannya," tambah pakar nutrisi ini yang memimpin tim multidisiplin 50 ilmuwan, peneliti, dan spesialis merancang dan mengembangkan inovasi nutrisi berbasis sains.
Memilih makanan dengan variasi nasi dan roti juga harus dilengkapi protein (kacang), buah, dan sayuran. Yang penting juga hindari membuat makanan sama setiap hari.
"Kalau anak suka suatu makanan ya jangan diberikan makanan sama terus menerus. Jika anak tidak suka, coba lagi, tapi jangan setiap hari juga dengan makanan sama. Anak yang tidak makan baik, mungkin butuh vitamin juga (harus konsultasi ke dokter)," Yen Ling menuturkan.
Nutrisi dari Makanan Lokal
![Liputan 6 default 3](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/TlFOxeyBo6fuJEUEa1I0VgyEzAg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3174926/original/030259800_1594279054-backfill-HL3.jpg)
Di Indonesia, makanan lokal menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak. Sebut saja singkong, pisang, ubi, kelapa, daun kelor, dan daun katuk.
Lantas apakah makanan lokal termasuk pemberian nutrisi baik untuk anak?
"Makanan lokal juga kaya nutrisi. Tapi harus tahu juga jenisnya seperti apa. Masyarakat di Indonesia butuh edukasi dari pihak setempat. Makanan lokal apa saja yang kandungan proteinnya tinggi," Yen Ling menambahkan.
"Saya melihat di Indonesia sebenarnya mudah mendapatkan nutrisi dari pangan di sekitar lingkungan kok. Masalahnya, mengedukasi orang bagaimana memilih dan menyiapkan makanan. Contohnya, jangan terlalu banyak membumbui pedas. Beda ya sama masak untuk orang dewasa. Kalau anak kecil bumbunya sedikit saja."
Di sisi lain, pengaruh pertumbuhan anak ikut dipengaruhi dari kesehatan ibu saat hamil. Ketika ibu hamil tidak mendapatkan nutrisi yang baik, anak yang dilahirkan bisa saja punya gangguan kesehatan. Tinggi badan tidak tumbuh dengan baik, yang berujung anak stunting.
"Saya pikir, kita tidak hanya fokus pada stunting pada anak usia 2 tahun. Tapi mempersiapkan anak sejak dalam kandungan. Pada akhirnya, kita mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas," tutup Yen Ling.
Terkini Lainnya
Perhatikan Tanda Anak Tidak Tumbuh Optimal
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Antara Pendek dan Stunting
Variasikan Makanan
Nutrisi dari Makanan Lokal
Tinggi Badan
Tinggi badan anak
Anak
Genetik
Tumbuh kembang
Tumbuh Kembang Anak
Anak Tumbuh Tinggi
stunting
Rekomendasi
Menko PMK Optimistis Angka Stunting 2024 Turun hingga di Bawah 20 Persen
Turunkan Angka Stunting Jadi Terendah Ketiga Nasional, Pemkab Situbondo Dapat Penghargaan dari BKKBN
Stunting Beda dengan Disabilitas tapi ada Irisan atau Keterkaitan
Penurunan Angka Stunting Tipis, Penimbangan dan Pengukuran Serentak Digencarkan Bulan Ini
Penimbangan Serentak Bisa Potret Angka Stunting Secara Lebih Nyata, Hasilnya Keluar Bulan Depan
Menko Muhadjir Revisi Target Penurunan Stunting 2024
Dukung Pengentasan Stunting di Jakarta, Perumda Dharma Jaya Beri Bantuan Gizi
Pj Gubernur Jateng Terima Dharma Karya Kencana dari BKKBN
Kepala BKKBN: Stunting dan Disabilitas adalah Dua Bahasan Berbeda
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
TOPIK POPULER
Populer
Cara Menyimpan Nomor Ponsel Orang yang Ditaksir Bisa Tunjukkan Potensi Hubungan
Viral! Naufal Hafidz Clash of Champions Raih IPK Sempurna 4.0 Berkat Pecel Lele GKPN
Dokter Ungkap Bahaya Henti Jantung Setelah Tragedi Zhang Zhi Jie, Begini Cara Menyelamatkannya
8 Masalah Organ Reproduksi yang Wajib Diwaspadai, Segera Cek dan Jangan Tunggu Sakit!
Ianis Hagi Jadi Sorotan Gegara Bermain dengan Jaring di Kepala, Ternyata Ada Alasan Medis
Hepatitis pada Anak, Ini Penyebab dan Pencegahan yang Orangtua Wajib Tahu
5 Cara Mudah Bersosialisasi Buat Pemilik Kepribadian Introvert, Anti Baper dan Minder
Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?
Orang di Atas 50 Tahun yang Kesepian Kronis Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke
Asupan Serat Harian RI Masih Minim, Minuman Fiber Bisa Jadi Solusi dan Bantu Kenyang Lebih Lama
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Platform Online Asing Boleh Punya Usaha Logistik, Karyawan Tiki Dkk Terancam PHK
Ratusan Buruh Berunjuk Rasa di Kawasan Patung Kuda Jakarta
Aulia Rachman Siap Maju Pilwalkot Medan: Insya Allah, Siap Juga 'Ganti Baju'
8 Potret Melody Prima saat Asuh Anak, Umumkan Kehamilan Ketiga
Ketetapan KPU soal Batas Usia Kepala Daerah Dihitung Sejak 1 Januari 2025 Dinilai Tidak Sah
Potret Carissa Puteri Nonton Euro Bareng Anak di Esprit Arena Dusseldorf, Seru Dukung Prancis
Yunani Tambah Jam Kerja Karyawan Jadi 6 Hari Kerja Sepekan
Jumlah Penonton Ipar Adalah Maut 3,8 Juta, Resmi Kalahkan Ayat-ayat Cinta dan Sekuelnya
Mau Selamat saat Dihisab di Hari Kiamat? Ini Kuncinya dari Buya Yahya
6 Resep Daging Kambing Bumbu Kecap Pedas Manis, Bikin Keluarga Ketagihan
Berapa Gaji Parkir Pesawat? Segini Nominal dan Tugasnya
Sempat Diretas, Bagaimana Nasib Data Penumpang KAI Commuter?
Gunung Ibu Meletus Dahsyat Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3.000 Meter