, Jakarta - Pepatah lama menyebut, 'apa yang kita tanam itulah yang kita tuai'. Itu berlaku juga untuk diabetes. Kencing manis, nama lain penyakit itu, bisa dipicu gaya hidup di usia muda.
"Diabetes itu penyakit yang permanen dan enggak akan bisa sembuh, terlebih lagi sudah tahunan seperti ayahku," cetus Leo, seorang teman, beberapa waktu lalu kepada .
Leo kemudian menuturkan awal mula ayahnya bisa menderita diabetes melitus (DM). "Ayah kena diabetes tahun 1998. Diabetesnya dipicu karena stres. Akhirnya, lost control (kehilangan kontrol), banyak minum yang manis-manis."
Advertisement
Diabetes memang kerap mengintai orang-orang berusia lanjut. Dalam istilah medis, penyakit ini disebut penyakit degeneratif menyasar lansia atau penyakit yang muncul mengiringi proses penuaan.
Kini usia ayah Leo masuk kategori pra-lansia, 58 tahun. Namun, ayah Leo sudah hidup dengan diabetes kurang lebih sejak usia 37 tahun. Faktanya, usia muda bukan alasan seseorang aman dari diabetes atau sering kita sebut penyakit kencing manis.
Bila tak tertangani dengan baik, diabetes menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti kebutaan, stroke, gagal jantung serta gagal ginjal. Fungsi organ vital tubuh seperti mata, jantung dan ginjal melemah. Komplikasi akibat diabetes juga dialami ayah Leo.
"Tahun 2014, diabetes Ayah komplikasi jadi menyerang jantung. Lalu tahun 2018, komplikasi diabetes Ayah lari ke ginjal. Penyakit jantung di sini, bukan serangan jantung. Tapi kemampuan jantung untuk memompa darah ke tubuh sudah melemah. Untuk komplikasi ginjal, (Ayah) bukan gagal ginjal, tapi lebih masuk ke kategori penurunan fungsi ginjal," Leo menjelaskan.
Tak hanya jantung dan ginjal, sekarang indra penglihatan dan pendengaran pria sepuh itu pun ikut terkena komplikasi. Kondisi tersebut jelas menurunkan kualitas hidup penderita diabetes seperti ayah Leo.
![Diabetes Melitus pada Lansia di Indonesia](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/hO9V7vR6Yw5LsTQVQAPrXoxWsKo=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2851706/original/070281400_1562921034-Infografis_DIABETES_MELITUS_PADA_LANSIA_DI_INDONESIA.jpg)
Saksikan juga video berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jumlah Penderita Diabetes Semakin Banyak
![ilustrasi Diabetes](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/_sNhpwkVEQ6AIbLjbBnpONwvXgQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2826004/original/035296700_1560249671-iStock-647865900.jpg)
Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular yang penderitanya kian hari kian bertambah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, prevalensi penderita diabetes melitus (DM) meningkat dari 5,7 persen pada 2007 menjadi 6,9 persen pada 2013 kemudian 8,5 persen pada 2018.
Selain itu, data International Diabetes Federation pada 2017 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara dengan jumlah orang dengan diabetes terbanyak.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyampaikan, kenaikan prevalensi penyakit tidak menular termasuk diabetes di Indonesia disebabkan oleh perilaku masyarakat.
"Penyakit tidak menular meningkat, perilaku masyarakat harus diubah. Kita sendiri yang seharusnya menyadari untuk menerapkan pola hidup sehat," jelas Menkes Nila dalam acara puncak Hari Kesehatan Nasional ke-54, 18 November 2018 lalu.
"Hipertensi enggak terkontrol bisa jadi penyakit jantung. Diabetes melitus bisa mengarah pada gagal ginjal," lanjutnya.
Data International Diabetes Federation tahun 2017 memaparkan, setiap tujuh detik seseorang diperkirakan meninggal karena diabetes atau komplikasi (50 persen) atau setara 4 juta orang per tahun, yang terjadi pada orang di bawah usia 60 tahun. Angka tersebut jelas bertentangan dengan harapan prevalensi diabetes global sebesar 8,8 persen dari populasi dunia pada tahun 2017.
Prevalensi diabetes diperkirakan akan terus meningkat menjadi 9,9 persen pada tahun 2045. Jika ditotal, jumlah itu mencerminkan populasi 424,9 juta orang yang mengidap diabetes di seluruh dunia pada 2017. Jumlah ini diperkiraan terjadi peningkatan 48 persen menjadi 628,6 juta orang pada tahun 2045.
Pengidap diabetes, menurut laporan WHO, meningkat dari 108 juta pada 1980 menjadi 422 juta pada 2014. Prevalensi global diabetes di antara orang dewasa di atas 18 tahun juga meningkat dari 4,7 persen pada 1980 menjadi 8,5 persen pada 2014.
Advertisement
Berawal dari Gaya Hidup Semasa Muda
![Penyakit Diabetes Melitus](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/MxF3kjSV8BtRIAzWL-H9FL5I1Wc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2755370/original/050220900_1552986167-foto_B.jpg)
Dokter spesialis penuaan (geriatri) Siti Setiati menyampaikan, diabetes yang diidap lansia sebenarnya bermula dari gaya hidup individu saat muda dulu.
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan sembarangan, suka konsumsi minuman manis, dan minum alkohol dapat menimbulkan diabetes. Jika seseorang sudah didiagnosis diabetes, maka seterusnya harus mengontrol kadar gula darah. Efek jangka panjang yang mengikuti pun tak bisa dianggap sepele.
"Sebenarnya mereka kena penyakit tersebut karena lifestyle yang tidak baik saat berusia masih muda. Misalnya, usia 30-an dan 40 tahun sudah kena diabetes dan hipertensi. Nah, pas usia 60 tahun ujung-ujungnya bisa kena serangan jantung juga stroke," jelas Siti dalam sebuah konferensi pers 'Hari Lanjut Usia' di Kementerian Kesehatan beberapa waktu silam.
Data Riskesdas Kemenkes RI menunjukkan, prevalensi lansia yang menderita diabetes di Indonesia bertambah. Kategori lansia dengan diabetes sesuai usia pada 2018, yakni 6,3 persen (55-64 tahun), 6,0 persen (65-74 tahun), dan 3,3 persen (75 tahun ke atas).
Sementara data Riskesdas 2013 memperlihatkan, prevalensi lansia pengidap diabetes antara lain 4,8 persen (55-64 tahun), 4,2 persen (65-74 tahun), dan 2,8 persen (75 tahun ke atas). Angka Riskesdas 2018 dan 2013 terkait prevalensi diabetes pada lansia didapat dari data diagnosis dokter yang dihimpun.
Siti mengingatkan, diabetes melitus harus menjadi perhatian yang diutamakan. Ini karena diabetes bisa membuat kualitas hidup lansia semakin berkurang. Pengobatan dan perawatan penyakit saat lansia juga butuh penanganan maksimal. Apalagi jumlah lansia di Indonesia semakin meningkat setiap tahun.
Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2013, proyeksi penduduk lansia 2010-2035 terus meningkat. Pada tahun 2010 jumlah lansia mencapai 18 juta jiwa (7,56 persen), kemudian meningkat 25,9 juta jiwa (9,7 persen ). Pada tahun 2019 sebanyak 27,1 juta jiwa (9,99 persen).
Kemudian pada tahun 2035, persentase lansia diprediksi mencapai 15,7 persen atau sekitar 48,2 juta jiwa. Tubuh pun akan mengalami degenerasi dan terkait dengan penyakit-penyakit degeneratif.
"Lansia pada umumnya punya penyakit kronis, seperti pengapuran sendi, osteoporosis, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung koroner. Seluruh penyakit itu bisa terjadi karena penyakit kencing manis (diabetes) yang tak terkendali. Bisa juga karena darah tinggi yang tak terkendali. Ya, ujung-ujungnya bisa stroke, kena tuberkulosis (TBC), dan demensia," lanjut Siti, yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Peran Keluarga untuk Pasien Diabetesi
![Ilustrasi Orang Tua (iStockphoto)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/s-P7aKJt4aK92V--P_PAu6OE_Hw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2071041/original/031249100_1523348174-Ilustrasi_Orang_Tua.jpg)
Walaupun lansia punya masalah kesehatan seperti diabetes, perawatan harus dilakukan dengan baik. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyampaikan, lansia tetap harus punya kualitas hidup yang baik.
"Tingkatkan kembali fungsinya (tubuh) sehingga memiliki kualitas hidup yang baik. Kami berharap dapat memastikan setiap anggota keluarga memiliki jaminan kesehatan serta memanfaatkan dengan bijak. Meningkatkan deteksi dini, menciptakan suasana keluarga mendukung kebahagiaan lansia," lanjutnya saat ditemui di Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Dukungan dan pendampingan dari keluarga memengaruhi kesehatan orang dengan diabetes. Laporan International Diabetes Federation mencatat, dukungan keluarga dalam perawatan diabetes telah terbukti memiliki efek besar dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi pengidap diabetes.
Ini dapat mempertahankan kualitas hidup pasien diabetes, terutama yang sudah komplikasi. Oleh karena itu, edukasi dan dukungan keluarga dapat mengurangi dampak emosional, seperti stres karena memikirkan penyakitnya.
Advertisement
Cegah Diabetes dengan GERMAS
![Ilustrasi olahraga](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/qdh6ZZ_9oLefgevu8OvVEw24BtY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2117566/original/031125300_1524571940-iStock-864384892.jpg)
Diabetes adalah penyakit atau kondisi ketika tubuh kekurangan hormon insulin sehingga memengaruhi kemampuan tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Ada beberapa tipe diabetes, yang paling umum yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Selain itu, ada pula tipe diabetes gestasional yang biasa dialami wanita hamil.
- Diabetes tipe 1: Diabetes tipe ini bersifat akut. Biasanya terjadi karena faktor keturunan dan tak dapat dicegah. Tipe diabetes ini menyerang saat masa kanak-kanak dan tidak terdeteksi. Pada penderita diabetes tipe 1, tubuh tak bisa memproduksi insulin. Sehingga pasien diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk mengatur gula darah.
- Diabetes tipe 2: Diabetes tipe 2 bersifat lambat, berbeda dengan diabetes tipe 1 yang bersifat akut dan cepat. Diabetes tipe ini bisa muncul karena obesitas, etnis, gangguan kulit, dan terganggunya fungsi ovarium. Menyerang orang-orang berusia dewasa yang memiliki gaya hidup tidak sehat, diabetes tipe 2 biasanya terdeteksi.
Hingga saat ini diabetes belum ditemukan obatnya. Namun mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat seperti anjuran pemerintah melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) bisa mencegah penyakit tersebut muncul di kemudian hari.
Tiga kegiatan GERMAS yang bisa langsung diterapkan oleh tiap-tiap individu, yaitu:
1. Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari
2. Mengonsumsi buah dan sayur;
3. Memeriksakan kesehatan secara rutin.
Menkes mengatakan, tiga kegiatan tersebut bisa dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar
"Germas itu penting. Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Boleh olahraga yang murah meriah, seperti jalan kaki. Atau bisa juga bersepeda. Banyak sekali kan anak muda yang sepedaan," ujar Nila dalam tayangan live streaming melalui Instagram Kementerian Kesehatan.
Selain aktivitas fisik, fokus Germas juga terkait konsumsi buah dan sayur serta pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konsumsi buah dan sayur agar ketercukupan gizi seimbang terpenuhi.
"Cek kesehatan berkala juga. Sekarang banyak remaja usia 10-14 tahun yang kena penyakit tidak menular (PTM). Contohnya, hipertensi dan diabetes. Mungkin kebanyakan konsumsi makanan yang terlalu asin dan junk food (makanan cepat saji)," tambah Nila.
![Sepatu Olahraga Sepatu Lari](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/q-awJXUZDFAgyQho6-6vkEZ0EA0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1590698/original/001367800_1494418948-Sepatu-Olahraga7.jpg)
Selaras dengan anjuran pemerintah untuk hidup sehat melalui GERMAS, dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Bhakti Asih, Jakarta, Dr Bhanu, juga menjabarkan pencegahan dini diabetes, khususnya diabetes tipe 2:
1. Siapkan makanan dari rumah
Umumnya makanan yang dibeli di luar memakai minyak yang dipakai berulang-ulang dan bumbu-bumbu yang tidak sehat.
"Salah satu yang bisa saya sarankan (untuk menghindari makanan tidak sehat) siapkan makanan dari rumah," kata Dr. Bhanu.
2. Olahraga yang cukup
Bhanu menyarankan agar individu mengimbangi pola makan sehat dengan berolahraga.
"Olahraga adalah suatu kegiatan ritmik dan berulang. Jadi kalo kita beranggapan 'Saya udah jalan jauh, itu udah keitung olahraga' itu salah, karena itu bukan kegiatan ritmik. Kalau saya makannya juga ngaco, tetap aja bakal kena penyakit suatu hari," katanya.
3. Atur pola makan
Bhanu memaparkan salah satu faktor diabetes tipe 2 dapat timbul adalah karena obesitas atau kelebihan berat badan. Itu sebabnya penting untuk mengatur asupan makan dengan makanan mengandung gizi seimbang.
4. Ikuti keinginan hati
"Ingat yang kita suka juga, jangan memaksa melakukan hal-hal yang tidak disuka. Kalau dipaksa, kita tinggal tunggu kapan dia bakal jatuh ke dalam depresi, akhirnya berontak, engga mau ke dokter lagi, engga mau minum obat lagi, ya akhirnya makin memburuk. Jadi ikuti keinginan hati juga," ujarnya.
Upaya Pemerintah Cegah Diabetes dengan Inovasi
![Jadwal Imsak Hari Ini](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/TBYLShgL2iwFdUwkVRENcaFFCG4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2809167/original/075592100_1558154148-iStock-954517942.jpg)
Inovasi pencegahan dan pengendalian diabetes perlu dilakukan agar masyarakat makin memahami penyakit tidak menular (PTM) tersebut. Di Indonesia, pelabelan makanan (food labelling) mulai ditekankan sebagai peringatan kepada masyarakat mengenai makanan dan minuman yang tidak sehat.
Dalam hal ini, pelabelan makanan ditujukan pada makanan yang terlalu banyak mengandung gula, garam, dan lemak. Hal tersebut disinggung oleh Menteri Kesehatan RI ampaikan, Saat ini, Indonesia telah mengeluarkan peraturan untuk industri makanan/minuman kemasan dan siap saji.
Hal tersebut disinggung oleh Menteri Kesehatan RI dalam acara "Ministerial Conference on Diabetes (MCOD)" pada 26-27 November 2018 di Singapura.
Penting untuk memastikan ketersediaan lebih banyak pilihan makanan dan minuman sehat di pasar. Kehadiran makanan sehat dapat mendorong masyarakat mengonsumsi makanan sehat.
"Ini bisa membuat orang-orang mengalihkan konsumsi mereka dari makanan dan minuman ringan ke makanan dan minuman sehat," lanjut Menkes Nila. Strategi ini dapat membuat seseorang terhindar dari diabetes.
Bukan hanya pelabelan makanan, ada juga diabetes registry berupa aplikasi pada telepon seluler yang mendata dan mencatat pencegahan risiko dan kontrol tentang diabetes. Aplikasi tersebut juga memberi peringatan otomatis secara reguler untuk olahraga pada area publik, seperti bandara, stasiun, pasar, dan super market).
Sistem diabetes registry sudah dilakukan di beberapa negara, baik kawasan Asia dan Eropa. Di Spanyol dan Italia, inovasi berupa model pelayanan kesehatan yang strategis. Integrasi pelayanan kesehatan penyakit tidak menular dilakukan bersama Belanda, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Pada tahap lebih lanjut, perlu pengkajian lebih tentang rekayasa genetika untuk mengurangi jumlah penderita diabetes tipe 1.
"Untuk mencapai keberhasilan upaya pencegahan dan pengendalian diabetes, diperlukan kerja sama pemangku kepentingan lain di luar sektor kesehatan, baik lintas sektoral di tingkat nasional. Kemudian juga kerjasama di lintas kawasan regional maupun secara global," Menkes Nila menambahkan.
Konferensi MCOD berhasil menyepakati pemahaman mengenai kebutuhan mendesak untuk menangani ancaman epidemi diabetes yang terus meningkat. Kolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain (Kemenko PMK, Bappenas, Kemenkeu, Kemenaker, Kementan, Kemenpora, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenperin, Kemendag, dan BPOM) dapat diterapkan.
Terkini Lainnya
Saksikan juga video berikut ini:
Jumlah Penderita Diabetes Semakin Banyak
Berawal dari Gaya Hidup Semasa Muda
Peran Keluarga untuk Pasien Diabetesi
Cegah Diabetes dengan GERMAS
Upaya Pemerintah Cegah Diabetes dengan Inovasi
Diabetes
Diabetes pada Lansia
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Potret Pabrik Susu Frisian Flag Terbesar di Cikarang, Mampu Proses 400 Ribu Kg Susu per Hari
7 Tips Mencegah dan Meringankan Nyeri Otot
2 Ciri Kamu Tak Bisa Jadikan Mantan Sebagai Teman, Salah Satunya Masih Cinta
Kondisi Mata Bisa Jadi Indikator Kesehatan Secara Menyeluruh, Dokter: Periksa Rutin
Jerawat Membandel di Pipi, Ini Penyebab dan Solusi Efektif untuk Mengatasinya
Proses Pengobatan Panjang, Anak dengan Kanker Rentan Alami Masalah Psikososial
Dokter Ini Ungkap Rahasia untuk Jaga Stamina Pria Dewasa
Terbangun Tengah Malam dengan Kondisi Lapar, Ini 8 Makanan yang Bisa Dikonsumsi Tanpa Khawatir Berat Badan Naik
Transformasi Kesehatan Wanita, Kadin dan Brawijaya Hospital Bersatu Lawan Kanker Payudara dan Serviks
Ibunda Disebut-Sebut Penyebab Putusnya dengan Baifern, Tangis Nine Naphat Pecah: Ini Semua Kesalahanku
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
BNI Incar Pertumbuhan DPK 10% di 2024, Ini Caranya
Bersenggolan di Jalan, 2 Pengemudi Sedan Dikeroyok Rombongan Pengajian di Sukabumi
4 Cara Download Video CapCut No Watermark dengan Mudah, Begini Tahapannya
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
INSW Jadi Transformasi Digital Layanan Ekspor-Impor dan Logistik
Jangan Lakukan 4 Kemaksiatan Ini, Azab Kubur Menanti Anda!
Ragam Hoaks Foto Terbaru, Simak Daftarnya
Lirik Lagu Hot Mess dari Aespa dan Terjemahannya, Debut Jepang Karina dkk yang Kawaii
Megawati Sebut Politik saat Ini Sangat Pragmatis, Lupakan Suara Hati demi Ambisi Kekuasaan
10 Aplikasi Jogging Populer, Cocok untuk Pelari Pemula Maupun Profesional
Harga Bitcoin Turun Terus Usai Debat Trump dan Biden
Hebat, Infrastruktur Mutu Indonesia Terbaik di ASEAN
Parlemen Eropa Dorong Bahan Bakar Alternatif untuk Selamatkan Mobil ICE