uefau17.com

Kehebatan Tisu Bervirus yang Dijual Seharga Rp 1 Juta - Health

, Jakarta Sebuah perusahaan startup menjual tisu yang terinfeksi virus flu. Hal ini diklaim mereka lakukan untuk membantu orang-orang yang membelinya agar tetap sehat.

Dilansir dari New York Post pada Selasa (29/1/2019), mereka menjual tisu itu dengan harga 80 dolar atau satu juta rupiah. Startup di Los Angeles, Amerika Serikat itu mengatakan, benda tersebut bisa membuat orang yang sakit membangun sistem kekebalan tubuh mereka.

Perusahaan bernama Vaev Tissue itu menyatakan, produk mereka memungkinkan Anda untuk membuat jadwal sakit. Sehingga, Anda bisa menghindari terkena flu di kemudian hari. Mereka bahkan mengklaim ini lebih aman daripada jarum atau pil.

"Ini bukan tentang bahan kimia atau obat resep di Vaev. Kami menggunakan tisu yang membawa bersin manusia yang lebih aman daripada jarum atau pil," tulis mereka seperti dikutip dari AsiaOne.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbahaya bagi tubuh

Dalam sebuah wawancara dengan Time, pendiri perusahaan itu, Oliver Nessen mengatakan ide sederhana ini adalah agar orang bisa memilih waktu untuk sakit. Sehingga, mereka tidak akan mengalami hal yang sama nantinya.

"Misalnya, Anda menyeka hidung dengan tisu Vaev sebelum pergi berlibur dan mengalami flu sebelum perjalanan," kata Niessen.

Profesor mikrobiologi dan ilmu lingkungan University of Arizona, AS, Charles Gerba mengatakan, ada lebih dari 200 jenis rhinovirus. Itulah mengapa tidak ada vaksin untuk flu. Sekalipun Anda terlindung dari satu jenis, masih ada 199 lain yang dihadapi.

Gerba juga mengatakan, menginfeksi diri sendiri berbahaya. Ini karena tidak ada yang tahu bagaimana tubuh akan bereaksi menghadapi virus.

"Katakanlah memiliki seorang lansia, ketika Anda memberikannya pada mereka, mereka bisa mati karenanya," ujar Gerba.

Walau aneh, namun perusahaan itu mengklaim sudah menjual seribu tisu sejauh ini. Bahkan, benda tersebut sudah habis secara daring.

"Orang-orang berpikir ini palsu," kata Niessen. "Tapi tidak."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat