, London - Permintaan untuk tes hepatitis C telah melonjak di Inggris setelah publikasi temuan penyelidikan darah yang terinfeksi pada bulan Mei 2024.
Dilansir dari Science Alert, Selasa (4/6/2024) data BBC menyebut, "1.750 orang di Inggris hidup dengan infeksi hepatitis C yang tidak terdiagnosis setelah diberi transfusi dengan darah yang terkontaminasi." Secara global, ada ribuan orang lagi yang tanpa sadar hidup dengan virus ini.
Jadi, apakah infeksi ini, bagaimana Anda tahu jika Anda mengidapnya - dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya? Simak artikel ini untuk mengetahuinya.
Advertisement
Apa itu Hepatitis C?
Hepatitis C adalah jenis virus yang ditularkan melalui darah yang menargetkan organ hati kita, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan hati jika tidak diobati. Virus ini menyebar di antara manusia melalui kontak darah ke darah.
Dalam kasus-kasus yang terdapat dalam penyelidikan darah yang terinfeksi, infeksi terjadi karena pasien menerima produk perawatan yang dibuat dengan darah dari orang yang memiliki virus ini sebelumnya.
Dalam kasus lain, infeksi dapat menyebar melalui penggunaan obat suntik, baik saat ini maupun di masa lalu. Di daerah dengan tingkat hepatitis C yang tinggi, seperti beberapa bagian Asia Selatan, penularan sering terjadi melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi selama prosedur medis atau kosmetik.
Generasi baby boomer, yaitu orang-orang yang lahir antara tahun 1946-1964 memiliki tingkat hepatitis C yang lebih tinggi (hingga 1-dari 30 orang yang terinfeksi di Amerika Serikat) karena transfusi darah dan prosedur medis yang dilakukan sebelum ditemukannya virus jenis ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Akan Semakin Parah jika Dibiarkan
Pada beberapa orang, infeksi jangka panjang dapat menyebabkan jaringan parut hati (sirosis) dan kemudian gagal hati dan kanker hati, yang menyebabkan sekitar seperempat juta kematian per tahun.
"Hepatitis transfusi," yaitu peradangan hati setelah menerima transfusi darah, pertama kali dijelaskan pada tahun 1969. Namun, baru pada tahun 1989 hepatitis C diidentifikasi untuk pertama kalinya, sebuah penemuan yang kemudian dianugerahi Nobel Kedokteran pada tahun 2020.
Pada tahun 1991, donor darah secara rutin diperiksa untuk virus ini di Inggris. Namun sebelum tahun itu, puluhan ribu orang telah menerima transfusi darah yang sudah terkontaminasi hepatitis C.
Hal ini yang menyebabkan banyak orang mengalami infeksi jangka panjang dan ribuan orang meninggal karena penyakit hati.
Advertisement
Apa Saja Gejala Hepatitis C?
Hepatitis C umumnya merupakan infeksi yang tidak menimbulkan gejala. Pada saat terinfeksi, tetapi beberapa orang mungkin mengalami gejala awal ringan seperti kelelahan dan nyeri otot.
Kadang-kadang, virus ini dapat menyebabkan penyakit kuning, warna kuning pada mata dan kulit. Namun, pada kebanyakan orang, mereka tidak mengalami gejala apa pun.
Sistem kekebalan tubuh secara alami akan membersihkan virus ini pada sekitar tiga dari sepuluh orang.
Tetapi bagi yang lainnya, virus ini menjadi infeksi jangka panjang yang biasanya tidak akan sembuh tanpa pengobatan. Setelah sekitar 20 tahun terinfeksi, banyak yang kemudian berkembang menjadi penyakit hati.
Mereka yang terinfeksi hepatitis C jangka panjang mungkin tidak mengalami gejala apa pun dan sama sekali tidak menyadari bahwa mereka mengidap virus tersebut.
Namun, gejala samar-samar seperti kelelahan, nyeri otot dan "kabut otak" umumnya ditemukan. Kabut otak adalah ketika orang merasa sulit berkonsentrasi, pelupa, atau tidak memiliki kejernihan mental.
Orang dengan infeksi hepatitis C jangka panjang juga dapat mengalami perubahan suasana hati, depresi dan kecemasan. Ketika hati mulai bermasalah, barulah gejala-gejala mulai terlihat, termasuk penyakit kuning, pembengkakan cairan, kebingungan, dan muntah darah.
Bagaimana Hepatitis C Dapat Diobati?
Meskipun kita baru mengetahui tentang virus ini kurang dari 40 tahun yang lalu, beberapa pengobatan yang efektif telah dikembangkan dan sudah tersedia secara luas.
awalnya Pengobatan melibatkan rangkaian suntikan yang panjang dengan banyak efek samping dan kemungkinan sembuh yang rendah.
Pengobatan tablet pertama dilisensikan pada tahun 2013 dan beberapa pengobatan lainnya mulai dipasarkan tidak lama setelah itu. Perawatan ini dipastikan aman dan hanya memiliki sedikit efek samping.
Saat ini, rangkaian pengobatan selama delapan hingga 12 minggu digunakan di seluruh dunia dengan tingkat kesembuhan hampir 100%, terlepas dari apakah orang tersebut telah mengalami kerusakan hati atau tidak.
Dengan kata lain, setelah diidentifikasi, tidak ada kata terlambat untuk menyembuhkan hepatitis C.
Setelah disembuhkan, gejala-gejala akan hilang dan bahkan pada orang yang memiliki jaringan parut pada hati, hati dapat beregenerasi dan pulih kembali.
Kemajuan dalam pengobatan telah begitu baik sehingga Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan strategi eliminasi hepatitis global, yang bertujuan untuk mengurangi 90% infeksi baru dan 65% kematian pada tahun 2030.
Inggris berada di depan kurva dengan perkiraan eliminasi hepatitis C pada tahun 2025.
Setelah virus ditemukan, virus ini dapat diobati. Tantangannya adalah mengidentifikasi orang-orang yang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki virus tersebut.
Terkini Lainnya
Hepatitis pada Anak, Ini Penyebab dan Pencegahan yang Orangtua Wajib Tahu
Apa itu Hepatitis C?
Akan Semakin Parah jika Dibiarkan
Apa Saja Gejala Hepatitis C?
Bagaimana Hepatitis C Dapat Diobati?
Hepatitis C
virus
infeksi
Baby Boomer
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
Rusia Klaim Hancurkan 5 Jet Militer Ukraina di Pangkalan Udara, Kemampuan Kyiv Jaga Pesawat Bantuan Diragukan
Korban Tewas Insiden Terinjak-injak di Acara Keagamaan India Bertambah Jadi 116 Orang
Kekurangan Pasukan, Ukraina Berikan Narapidana Pembebasan Bersyarat untuk Ikut Berperang
Hujan Badai di China Picu 242.000 Orang Dievakuasi, Ketinggian Air Sungai Yangtze Kian Mengkhawatirkan
Swedia Sahkan UU yang Izinkan Kakek-Nenek Dapat Cuti Berbayar untuk Merawat Cucu
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Israel Disebut Buang Limbah Cemari Aliran Air Al-Auja Spring, Kesehatan Warga Palestina di Desa Al-Auja Kian Terancam
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Hizbullah Serang Israel Utara dengan Puluhan Roket Katyusha, Balas Kematian Warga Sipil
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
KY Jamin Tindaklanjuti Laporan Masyarakat Terkait Pelanggaran Etik Hakim
Populasi Satwa Prioritas di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Terus Meningkat, Macan Tutul Ada 36 Ekor
Kata Sri Mulyani saat DPR Minta Roadmap Perkeretaapian Jadi Syarat PNM PT KAI dan INKA
Virus West Nile Serang Israel, 100 Orang Terinfeksi dan 5 Meninggal Dunia
Pusu Jadi Tersangka, Game Project Sekai: Colorful Stage! Hapus Dua Lagunya
Pertama di Dunia, Robot Bisa Gerak Pakai Sel Otak Manusia Ini Tuai Kontroversi
Fasilitasi Anak Bermain Sambil Belajar di Bandara Soetta, Toys Kingdom Hadirkan Replika T-Rex Raksasa hingga Lego
Yasmine Ow Akui Dua Kali Ditalak Aditya Zoni: Kita Nggak Bisa Bersatu Lagi
Harga Bitcoin Sempat Pulih ke Level USD 63.800, Bagaimana Sentimen Sepekan Ini?
Kejagung Periksa 2 Pejabat Antam Terkait Korupsi Impor Emas
Perbandingan Harga Pasar Maarten Paes vs Lionel Messi, Bakal Setim di MLS All-Star 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
10 Manfaat Jarang Posting di Media Sosial, Bisa Terhindar dari Kecemasan dan Depresi