uefau17.com

Profil Suella Braverman, Menteri Anti-Palestina yang Dipecat PM Inggris - Global

, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman dipecat usai mengeluarkan beraneka ragam statement kontroversial. Salah satu ucapannya adalah menyebut aksi bela Palestina sebagai aksi kebencian.

Suella dipecat Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Senin (13/11/2023) dalam reshuffle kabinet.

Kontroversi lain yang dibuat Suella Braverman adalah sentimen negatifnya terhadap orang-orang tunawisma di Inggris.

"Kita tidak bisa membiarkan jalanan kita direbut oleh barisan-barisan tenda yang ditempati orang-orang, banyak dari mereka dari luar negeri, hidup di jalan sebagai pilihan gaya hidup," ujarnya via platform X beberapa waktu lalu.

Mendadak sontak saja, Suella Braverman langsung diserang ramai-ramai oleh netizen.

Baru-baru ini, wanita itu juga memicu kontroversi karena kritikannya kepada kepolisian. Pasalnya, ia kurang puas terhadap cara polisi menghadapi demonstran pro-Palestina.

Lantas, seperti apa profil dari Suella Braverman?

Suella Braverman adalah menteri yang menjabat antara 25 Oktober 2022 dan 13 November 2023. Dia sebelumnya memegang peran yang sama antara 6 September 2022 dan 19 Oktober 2022.

Dia menjabat sebagai Jaksa Agung antara 13 Februari 2020 dan 6 September 2022, dikutip dari laman gov.uk, Rabu (15/11/2023).

Ia juga menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen di Departemen Keluar dari Uni Eropa dari Januari hingga November 2018.

Suella terpilih sebagai anggota parlemen Konservatif untuk Fareham pada Mei 2015.

Suella menempuh pendidikan di Heathfield School di London dan melanjutkan studi Hukum di Queens’ College, Cambridge.

Kemudian ia memperoleh gelar Magister Hukum dari Universitas Paris Pantheon-Sorbonne dan memenuhi syarat sebagai Pengacara di New York.

Suella berspesialisasi dalam hukum publik dan peninjauan kembali. Pada tahun 2010-2015, ia menjabat sebagai Panel Penasihat Perbendaharaan Kejaksaan Agung Inggris.

Dia pernah membela Kementerian Dalam Negeri dalam kasus imigrasi hingga di posisinya saat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel Gegara Netanyahu Tolak Gencatan Senjata

Belize akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel menyusul penolakan Tel Aviv untuk menerapkan gencatan senjata di Gaza.

Langkah ini menambah daftar negara-negara Barat yang menyuarakan kemarahan atas perilaku Israel.

"Pemerintah Belize telah berulang kali mengutuk tindakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Gaza. Kami telah meminta Israel untuk segera menerapkan gencatan senjata dan mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza," sebut pernyataan pemerintah Belize pada Selasa (14/11/2023), seperti dilansir CNN.

"Meskipun ada permintaan tersebut, Israel belum menghentikan pelanggarannya terhadap hukum kemanusiaan internasional atau mengizinkan pekerja bantuan meringankan penderitaan jutaan warga Gaza. Belize kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza, dan pembebasan semua sandera."

Belize telah mencabut akreditasi duta besar Israel di Belmopan dan menangguhkan kegiatan diplomatiknya di Tel Aviv.

3 dari 4 halaman

Lebih dari 11.000 Warga Palestina Tewas

Belize menyusul beberapa negara tetangganya, termasuk Kolombia, Chile, dan Bolivia, yang telah memutuskan hubungan diplomatik atau memanggil kembali duta besarnya untuk Israel.

Sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika, termasuk Turki, Yordania, Chad, dan Afrika Selatan, juga telah menarik duta besarnya dalam beberapa pekan terakhir.

Perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai sejak 7 Oktober 2023, yang diawali serangan Hamas ke Israel selatan. Setidaknya 1.200 orang di Israel dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera dalam serangan tersebut.

Sejak itu, Israel melancarkan serangan tanpa ampun yang menargetkan warga sipil. Otoritas kesehatan Gaza dalam laporan terakhirnya menyebutkan bahwa lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak tewas.

Kebrutalan Israel, yang oleh sejumlah pihak disebut hukuman kolektif, masih terjadi hingga detik ini.

4 dari 4 halaman

Israel Bermain dengan Waktu Saat Gaza Sekarat

Tekanan internasional terhadap Israel pimpinan Benjamin Netanyahu meningkat dalam beberapa hari terakhir di tengah kondisi menyedihkan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang kekurangan bahan bakar, makanan, dan air.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza atas nama kemanusiaan.

Namun, Netanyahu telah menegaskan bahwa Israel mengesampingkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera oleh Hamas.

Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan pada Senin (13/11) bahwa negaranya hanya memiliki waktu dua sampai tiga minggu sampai tekanan internasional yang menuntut gencatan senjata di Gaza dimulai. Cohen mengakui bahwa beberapa negara secara pribadi telah mendesak Israel untuk itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat