, Tokyo - Pemerintah daerah Jepang mengaku sangat membutuhkan tenaga kerja asing (TKA). Salah satunya karena mereka khawatir masyarakatnya lenyap.
Hal ini masih terkait dengan populasi Jepang yang sedang menurun, sehingga para TKA dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi kerja. Survey membuktikan bahwa mayoritas setuju agar TKA ditambah.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Kyodo News, Senin (18/9/2023), sebanyak 86 persen munisipalitas di Jepang merasa butuh menambah kehadiran TKA. Para TKA itu dibutuhkan di sektor seperti pertanian dan sektor-sektor kunci di daerah.
Advertisement
Survei itu dilakukan dengan mengirim kuesioner ke gubernur 47 prefektur dan pemimpin 1.741 kota, warga, dan desa. Responden mencapai 1.682 orang (94 persen).
84 persen kepala pemerintahan di Jepang menyebut mereka sangat khawatir atau agak takut bahwa komunitas masyarakat mereka berisiko menghilang.
Institut Nasional untuk Penelitian Populasi dan Keamanan Sosial di Jepang memproyeksikan bahwa total masyarakat Jepang akan turun hingga 30 persen pada 2070 mendatang. Sebelumnya, institut tersebut juga memperkirakan bahwa 896 kota dan desa di Jepang terancam punah pada 2040.
Sementara, populasi warga asing akan naik dari 2 persen pada tahun 2020 menjadi 10 persen pada 2070.
Survey itu juga menyebut 56 persen berkata "cukup perlu" untuk mempromosikan kedatangan TKA di Jepang. 30 persen bekata "perlu". Hanya 8 persen yang berkata "tidak perlu" atau "tidak cukup perlu".
Dua prefektur yang 100 persen mendukung kehadiran TKA adalah Shimane dan Kochi. Pekerjaan yang dibutuhkan di bidang kesehatan, keperawatan, pertanian, dan manufaktur.
63 persen pemerintah lokal berkata telah mengambil langkah agar warga asing bisa berintegrasi ke masyarakat, seperti menyediakan pendidikan Bahasa Jepang dan menerjemahkan informasi pemerintah ke berbagai bahasa.
20 persen bahkan menyediakan insentif finansial kepada perusahaan yang mempekerjakan TKA dan memiliki program job-matching untuk warga asing ke bisnis-bisnis.
Seorang petugas pengantar pizza di jepang rela melawan badai deras demi melaksanakan tugas mengantar pesanan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Populasi Jepang Resmi Turun di Semua Wilayah
![FOTO: Cegah COVID-19 Omicron, Jepang Larang Masuk Semua Warga Asing](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/QCR7No8iNBpI4hVOlfYvs8ae3NU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3647598/original/093221000_1638186715-20211129-COVID-19-Omicron-Jepang-5.jpg)
Sebelumnya dilaporkan, populasi Jepang resmi menurun di seluruh wilayah atau 47 prefektur. Penurunan itu terjadi sejak pertama kali survei penduduk dimulai sejak 1968.
Berdasarkan laporan Kyodo News, Rabu (26/7), populasi Jepang tahun lalu 122,4 juta turun sejumlah 801 ribu orang. Survei itu dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Pulau Okinawa yang biasanya tidak terdampak isu kelahiran juga melaporkan penurunan populasi sejak 1973.
Per 1 Januari 2023, total seluruh populasi Jepang adalah 125,4 juta, termasuk warga asing. Jumlah itu menurun 511 ribu dari setahun sebelumnya.
Tren itu menunjukkan perlunya Jepang mengembangkan kebijakan untuk mengentaskan isu ini, serta menambah peluang pekerjaan pemuda dan wanita di area regional.
Meski demikian, populasi orang asing di Jepang naik sejak pertama kali dalam tiga tahun semenjak pelonggaran aturan COVID-19.
Kenaikan orang asing di Jepang sekitar 289 ribu menjadi 2,9 juta orang.
Populasi di Prefektur Tokyo "meningkat" karena peningkatan kehadiran warga asing. Sementara, Prefektur Akita mencatat penurunan populasi tertinggi, yakni 1,65 persen.
Institusi Nasional Penelitian Populasi dan Keamanan Nasional di Jepang mengestimasi bahwa warga asing di negara tersebut akan mencapai 10 persen populasi pada 2070 mendatang.
Anak usia 14 tahun ke bawah di Jepang sejumlah 11,82 persen dari populasi Jepang. Angka itu turun 0,18 persen poin dari tahun sebelumnya.
Sebaliknya, populasi usia 65 tahun ke atas naik 0,15 persen poin menjadi 29,15 persen.
Populasi usia kerja di Jepang masih menjadi yang dominan. Mereka yang berusia 15 dan 64 tahun naik 0,03 persen poin menjadi 59,03 persen.
Advertisement
Kenapa Orang Jepang Tidak Mau Menikah?
![Ditengah Pandemi Covid-19, Warga Jepang Padati Taman Nikmati Musim Semi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/DU2oAb7WgozHmu7lFL0tQNQuDeQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3115428/original/076886500_1588149607-20200429-Ditengah-Pandemi-Covid-19_-Warga-Jepang-Padati-Taman-Nikmati-Musim-Semi-5.jpg)
Isu kelahiran anak di Jepang kerap menjadi sorotan media internasional. Pasalnya, generasi muda di Jepang ogah nikah dan punya anak.
Muncul pula kabar bahwa sekolah-sekolah di Jepang tutup karena kekurangan murid.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji mencoba menjelaskan apa yang terjadi di negaranya. Ia membenarkan bahwa anak muda zaman now ogah menikah, meski ia menyebut istilah "penutupan" sekolah tidak tepat.
Dubes Kenji menyebut angka kelahiran Jepang adalah 1,4 per perempuan. Angka itu lebih rendah dari Amerika Serikat (1,6), Indonesia (2,2), atau Jerman (1,5) -- berdasarkan data Bank Dunia per 2020.
Menurut pandangan Dubes Kenji, para pemuda Jepang nyaman hidup sendiri sehingga merasa repot jika menikah dan punya anak.
"Saya tidak sepenuhnya tahu, tetapi anak-anak muda membentuk kehidupan mereka sebagai orang single. Mereka menikmati hidup mereka. Mereka merasa repot kalau punya anak, karena dengan menikah, punya anak, mereka harus mengubah keseluruhan hidup mereka," ujar Dubes Jepang Kanasugi Kenji saat acara iftar di rumah dinasnya, Jakarta, Jumat (14/4).
"Jadi mereka lebih suka tetap single dan menikmati hidupnya. Mungkin. Itu tebakan saya. Saya terlalu tua untuk mengetahui perasaan anak-anak muda," ia menambahkan.
Dubes Kenji menyebut pemerintah Jepang terus berusaha agar para pemuda negaranya mau untuk menikah. Pada 2020, Kyodo News melaporkan bahwa pemerintah Jepang memang telah menawarkan skema bantuan finansial bagi orang-orang yang baru menikah.
Terkait isu sekolah, Dubes Jepang menilai istilah "penutupan" kurang tepat, sebab sekolahnya sebetulnya digabung, meski jumlah sekolah Jepang memang berkurang.
"Banyak sekolah-sekolah Jepang bukannya tutup, tetapi bergabung. Dan dua sekolah bergabung jadi jadi. Jadi angka sekolah berkurang. Kami mencoba melakukan hal terbaik untuk menambah tingkat kelahiran, mendorong anak-anak muda untuk punya lebih banyak anak," ujarnya.
![Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/nB_elMjntq2QwzOmTRpuisDU_VE=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3795118/original/030010500_1640380962-Mental_2.jpg)
Terkini Lainnya
Indonesia Mau Pasok Cangkang Sawit Pelet Kayu untuk Energi Terbarukan Jepang
Jepang Bakal Kekurangan 1 Juta Pekerja Asing pada 2040
Yen Jepang Merosot Lagi ke Level Terburuk Sejak 1986
Populasi Jepang Resmi Turun di Semua Wilayah
Kenapa Orang Jepang Tidak Mau Menikah?
Jepang
TKA
Kerja di Jepang
Populasi Jepang
Rekomendasi
Jepang Bakal Kekurangan 1 Juta Pekerja Asing pada 2040
Yen Jepang Merosot Lagi ke Level Terburuk Sejak 1986
Jepang Akhirnya Setop Penggunaan Disket Setelah Lebih dari 20 Tahun
Jepang Catat Rekor Baru, Kecepatan Internet Tembus 402 Terabit per Second
Kisah Izumo Kotanya Para Jagoan IT di Jepang, Mayoritas dari Eropa Timur
Aturan Baru Gunung Fuji: Pendaki Dikenakan Tiket Masuk Rp202 Ribu
10 Rekomendasi Drama Jepang Tentang Makna Kehidupan, Wajib Ditonton
Aturan Baru Pendakian Gunung Fuji Jepang Berlaku Mulai 1 Juli 2024, Simak Detailnya
Taspen Tunjuk Konsorsium BUMN China dan Jepang Garap Gedung Pencakar Langit di Jakarta
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Delegasi Biro Komite Palestina PBB ke Indonesia, Bahas Upaya Tingkatkan Dukungan untuk Negaranya
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Sierra Leone Resmi Larang Perkawinan Anak, Penjara 15 Tahun dan Denda Rp65 Juta Menanti Pelanggar
Kapal Terbalik di Laut Mauritania, 89 Migran Hendak ke Eropa Tewas, 72 Orang Dinyatakan Hilang
Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer yang Bergelar Bangsawan Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Mau Dosa saat Pacaran Berguguran? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasianya
Satgas Judi Online Sudah Serahkan Nama Diduga Terlibat Judol ke Masing-masing Kementerian Hingga Pemda
Kemuliaan Tahun Baru Islam, Menyingkap Rahasia Muharam
Uber di Eropa Kini Bisa Sewa Kapal hingga Perahu Limousine untuk Wisata, Berapa Tarifnya?
30 Ucapan Tahun Baru Islam 1446 H dalam Bahasa Arab, Penuh Doa dan Harapan
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam