uefau17.com

Li Qiang Resmi Jadi Perdana Menteri China, Orang Terkuat ke-2 Setelah Xi Jinping - Global

, Beijing - Li Qiang resmi dipilih oleh parlemen sebagai perdana menteri China, setelah menerima hampir seluruh suara dari anggota kongres.

Li --mantan pemimpin Partai Komunis di Shanghai-- menggantikan pendahulunya Li Keqiang yang pensiun.

Pria berusia 63 tahun itu kabarnya mendapat restu langsung dari presiden dan pemimpin tertinggi Partai Komunis China Xi Jinping sebagai perdana menteri. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/3/2023). 

Sekutu dekat Xi, Li dipandang sebagai seorang pragmatis dan akan ditugaskan untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang sedang berusaha bangkit pasca pandemi COVID-19.

Tidak ada wartawan yang diizinkan berada di ruangan sementara pemungutan suara berlangsung selama pertemuan parlemen. Ada tepuk tangan saat Xi sendiri memberikan suara.

Li --yang sekarang menjadi pejabat tertinggi kedua dalam sistem politik China-- menerima total 2.936 suara, dengan hanya tiga delegasi memberikan suara menentang pengangkatannya dan delapan abstain.

Dia kemudian mengambil sumpah, bersumpah untuk setia pada konstitusi China dan "bekerja keras untuk membangun negara sosialis modern yang makmur, kuat, demokratis, beradab, harmonis, dan hebat".

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Simak video pilihan berikut:

3 dari 4 halaman

Siapa Li Qiang?

Li adalah kepala staf Xi pada awal tahun 2000-an, ketika Xi menjadi ketua partai di provinsi Zhejiang. Li diangkat menjadi sekretaris partai di Shanghai pada tahun 2017.

Selama pandemi, dia mengawasi penguncian ketat Shanghai, yang menyebabkan beberapa warga kesulitan mengakses makanan dan perawatan medis.

Penunjukannya dilakukan setelah Xi mengamankan masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai presiden pada Jumat.

4 dari 4 halaman

Li Jadi Salah Satu Tumpuan Xi Jinping untuk Memperkuat Pemerintahannya

Presiden telah memperkuat pemerintahannya saat China meniadakan kebijakan nol COVID-19 yang telah memicu protes anti pemerintah. Negara ini juga tengah menghadapi penurunan angka kelahiran yang mengancam mesin pertumbuhan ekonominya.

Apa yang disebut Dua Sesi Kongres Rakyat Nasional dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) pekan ini diawasi dengan ketat karena memberikan gambaran sekilas tentang arah China pada tahun-tahun mendatang.

Sejak Mao Zedong, para pemimpin di Tiongkok dibatasi pada dua masa jabatan. Ketika Xi mengubah batasan ini pada tahun 2018, ia menjadi sosok dengan pengaruh politik paling kuat di China sejak Mao Zedong.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat