uefau17.com

Ada Potensi Ancaman Penculikan-Pembunuhan Iran, Turis Israel di Turki Diminta Pulang - Global

, Tel Aviv - Kementerian Luar Negeri Israel meminta agar para turis Israel segera angkat kaki dari Turki. Ada dugaan bahwa Iran akan menarget warga Israel yang sedang berlibur di negara tersebut. Turki memang adalah destinasi yang populer bagi turis Israel.

Serangan itu disebut sebagai upaya balas dendam Iran, sehingga ada ancaman penculikan atau pembunuhan. Otoritas keamanan Turki dan Israel telah berkomunikasi terkait hal ini.

BACA JUGA: VIDEO: Dihantam Ratusan Roket Hizbullah, Netanyahu Sebut Penyerang Israel "Ditandai untuk Mati"
BACA JUGA: VIDEO: Petinggi Militer Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel

"Jika Anda sudah berada di Istanbul, kembalilah ke Israel secepat mungkin. Jika Anda berencana terbang ke Istanbul, batalkan. Tak ada liburan yang harganya setara hidup Anda," ujar Menteri Luar Negeri Yair Lapid, dikutip Arab News, Selasa (14/6/2022).

Menlu Lapid menambahkan bahwa segala perjalanan non-esensial ke Turki mesti dihindari.

Pada Mei lalu, media Israel menyebut badan keamanan Israel dan Turki telah berhasil mengungkap konspirasi Iran untuk menculik turis di Turki, serta mencegah serangan pada detik-detik akhir.

Pebisnis Turki-Israel bernama Yair Geller juga pernah menjadi sasaran pembunuhan. Pria berusia 75 tahun itu ditarget di Istanbul, namun upaya pembunuhan berhasil digagalkan intelijen Turki.

Langkah Tidak Biasa

Direktur kebijakan United Against Nuclear Iran, Jason Brodsky, menyebut bahwa peringatan Menlu Lapid menunjukkan langkah tidak biasa serta menunjukkan situasi yang serius.

"Ini adalah langkah tidak biasa yang diambil Kementerian Luar Negeri Israel, dan ini mencerminkan seriusnya situasi ini," ujar Brodsky.

Lebih lanjut, Brodsky berkata Iran sedang frustrasi karena kegagalan. Iran pun berupaya untuk memperluas targetnya untuk keperluan deterrence, sehingga targetnya tak lagi diplomat dan pebisnis Israel, melainkan turis sipil.

Ia juga menyorot bahwa pada Juli 2012 ada turis-turis Israel yang terbunuh pada serangan bus di Bulgaria, sehingga menyerang turis bukanlah langkah baru bagi Iran.

Baru-baru ini Iran juga menuduh Israel membunuh Sayyad Khodaei yang berasal dari Korps Garda Revolusi Islam di Iran.

Turki adalah tujuan wisata yang cukup populer bagi Israel. Pada 2021, angka turis Israel di Turki naik 57 persen dan menembus 200 ribu orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Pembunuhan Garda Revolusi

Kolonel Sayad Khodai (Hassan Sayyad Khodaei) yang merupakan bagian dari Garda Revolusi Iran telah ditembak mati dalam sebuah insiden penembakan. Khodai dibunuh di depan rumahnya sendiri pada Minggu (22/5).

Dilaporkan BBC, Khodai tewas usai ditembak sebanyak lima kali di dalam sebuah mobil. Ia sudah memasang sabuk pengamanan ketika penembakan terjadi.

Belum ada kelompok yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas insiden di ibu kota Iran tersebut.

Kolonel Khodai adalah anggota senior dari anggota Pasukan Quds. Amerika Serikat (AS) menyebut pasukan itu mendukung terorisme dan bertanggung jawab atas berbagai serangan di seantero Timur Tengah.

Pasukan Quds adalah bagian bayangan dari Garda Revolusi Iran. Tugas Quds adalah operasional di luar negeri.

Sebelumnya, ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh juga tewas ditembak di akhir 2020 di Absard.

Kementerian Luar Negeri Iran berkata Kolonel Khodai dibunuh oleh "musuh bebuyutan" dari Iran. Ia juga menyebut pelaku sebagai "agen teroris yang terafiliasi dengan arogansi dunia" yang merupakan bentuk sindiran ke AS dan sekutunya.

Pihak kementerian juga menyesalkan negara-negara lain yang anti-teroris tetapi diam atas kejadian ini. Media Iran berkata Garda Revolusi baru saja mengekspos dan menangkap jaringan mata-mata Israel. Namun, Israel belum memberikan komentar atas laporan tersebut.

AP News menyebut informasi tentang Hassan Sayyad Khodaei tidak banyak tersedia, sebab kelompok Quds memang bertugas menjalankan misi militer rahasia untuk mendukung Hizbullah dan kelompok milisi lain seperti di Suriah dan Irak. Pihak pelaku masih dicari oleh aparat berwenang.

3 dari 4 halaman

Pembunuhan Ilmuwan

Pada insiden 2020, Iran mengatakan Israel bertanggungjawab atas kematian ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh.

Iran menyebut "indikasi serius tanggung jawab Israel" dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dan berhak untuk membela diri, tulis negara itu dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB pada Jumat 27 November 2020.  

"Peringatan terhadap tindakan apa pun oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap negara kami, terutama selama sisa periode pemerintahan Amerika Serikat saat ini, Republik Islam Iran berhak untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyatnya dan mengamankan kepentingannya," utusan Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam surat itu, yang dilihat oleh Reuters, dikutip dari Antara.

Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh oleh "teroris bersenjata" di dekat ibu kota Teheran pada 27 November 2020, seperti diumumkan Kementerian Pertahanan Iran.

Media setempat melansir bahwa Fakhri Zadeh, kepala program nuklir Kementerian Pertahanan, diserang di desa Absard, 60 km timur laut Teheran, pada sore hari.

4 dari 4 halaman

Sudah Dikenal Israel

Nama Mohsen Fakhrizadeh sudah terkenal, bahkan dketahui oleh Benjamin Netanyahu. Pada 2018, Netanyahu menyebut nama Fakhrizadeh saat memberikan presentasi tentang program nuklir Iran.

Pada 2014, seorang diplomat AS pernah berkata bahwa jika Iran ingin mengembangkan senjata nuklir, maka Fakhrizaded akan menjadi "Bapak bom Iran."

Iran selama ini menegaskan bahwa nuklir mereka untuk tujuan damai.

Kementerian Pertahanan AS dan Israel belum berkomentar mengenai pembunuhan Fakhrizadeh.

AS dan Iran sebelumnya memiliki perjanjian nuklir JCPOA 2015, namun Donald Trump keluar dari kesepakatan itu. Presiden AS terpilih Joe Biden berjanji akan kembali berdialog dengan Iran terkait isu nuklir.

Berdasarkan laporan BBC pada November 2020, ilmuwan nuklir Iran ini diserang di Absard, kabupaten Damavand. Lokasi tak jauh dari Tehran. Pemerintah Iran menyebut Fakhrizadeh diserang saat di dalam kendaraan.

"Teroris bersenjata menarget kendaraan yang membawa Mohzen Fakhrizadeh, kepada organisasi penelitian da inovasi di kementerian," tulis pernyataan Kementerian Pertahanan Iran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat