Jakarta - COVID-19 menjadi pandemi terbesar dalam 100 tahun terakhir dan telah merengut lebih dari sejuta nyawa di dunia. Sementara lebih dari 33 juta orang dinyatakan tertular virus corona sejak bulan Februari lalu. Demikian seperti mengutip laman ABC Indonesia, Selasa (29/9/2020).
Advertisement
Seringkali kita menggolongkan mereka yang tertular ke dalam salah satu dari dua kategori berikut:
Kategori 1: orang yang muda, sehat, mengalami gejala ringan dan pulih setelah isolasi di rumah.
Kategori 2: orang tua dan orang dengan penyakit bawaan, yang kondisinya menjadi parah dan harus pergi ke rumah sakit.
Tapi kini semakin jelas terlihat jika banyak orang tidak bisa dimasukkan hanya ke dua kategori itu.
Sebutan "ringan" atau "parah", "sakit" atau "sembuh" sangat tergantung dengan gejala penyakit yang mereka alami, kadang bisa bertahan lama, ada pula yang baru mengalaminya beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan, setelah tertular.
Semakin banyak laporan dan penelitian yang mencatat adanya rasa lelah yang terus-menerus, sesak napas, atau nyeri otot, yang menyerang orang-orang, meski mereka sudah sembuh dari COVID-19.
Jadi, apa yang kita ketahui tentang efek jangka panjang virus corona terhadap kesehatan dan seberapa jauh kita harus mengkhawatirkannya?
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Di tengah wabah corona, tim medis kerap harus berhadapan dengan keputusan genting yang dapat mempengaruhi hidup para pasien yang terinfeksi virus corona.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Efek pada Kesehatan
![Sekda Positif COVID-19, Seluruh Pegawai di Balai Kota Cirebon Ikut Tes Swab Massal](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/sLTD7bgFDdmnEJqDUNW8Q7uJLic=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3228611/original/025836400_1599206476-ilustrasi_virus_corona_covid-19copyright_by_diy13__Shutterstock_.jpg)
Sulit untuk menghitung berapa banyak orang yang tertular COVID-19 akan menghadapi dampak kesehatan jangka menengah atau jangka panjang, karena virus ini masih baru, ujar Kirsty Short, seorang ahli virologi di Universitas Queensland.
"[Efek pada kesehatan] ini pasti terjadi, hanya saja kita tidak mengetahui seberapa umum itu," kata Dr Kirsty.
Pada Juli lalu, peneliti di Italia menemukan hampir 90 persen pasien dengan infeksi akut masih mengalami gejala dua bulan setelah sembuh.
Penelitian di Amerika Serikat dan Inggris yang memperhatikan lebih banyak orang yang terkena COVID-19, menunjukkan sekitar 10 hingga 15 persen tetap memiliki gejala.
Gejala yang menetap di tubuh tampaknya dialami oleh semua kalangan usia dan mereka yang tidak memiliki penyakit bawaan.
Orang tanpa gejala atau yang memiliki gejala ringan juga dapat menghadapi penyakit lain yang berkepanjangan. Kadang gejala ini membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk muncul.
Advertisement
Banyak Organ Tubuh Terdampak
![Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/3gwtB8hHBn2Yi2pjGPPlva_1Pzg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3043897/original/045004600_1581050149-Coronavirus.jpg)
SARS-CoV-2 pada dasarnya dianggap sebagai virus pernapasan, tetapi kerusakan yang disebabkan oleh COVID-19 tidak selalu terbatas pada paru-paru.
Virus berikatan dengan reseptor ACE2 yang banyak ditemukan di saluran pernapasan, jantung, pembuluh darah, ginjal, hati, dan saluran pencernaan.
Dalam beberapa kasus, bisa jadi virus itu sendiri yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Para peneliti menduga tingginya peradangan dalam tubuh, akibat sistem kekebalan yang mencoba menyingkirkan virus, tetap bisa menyebabkan malapetaka, bahkan setelah sembuh.
"Ini hampir pasti merupakan respons kekebalan, karena kami melihat gejala pada pasien yang dites negatif terhadap virus," kata Dr Kirsty.COVID-19 dapat merusak banyak sistem organ, termasuk:
Paru-paru: Paru-paru bisa rusak saat virus memasuki sel-sel saluran udara. Hal ini dapat menyebabkan jaringan tersayat dan kaku yang menyulitkan paru-paru untuk melakukan tugasnya mengoksidasi darah dan membuat orang terengah-engah.
Jantung: Virus dapat menyebabkan radang otot jantung atau gagal jantung bila organ tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Jantung juga bisa berhenti karena kekurangan oksigen.
Otak: Jika virus memasuki otak, maka akan menyebabkan infeksi yang parah. Gejala neurologis juga bisa disebabkan oleh peradangan di otak atau stroke yang disebabkan oleh pembekuan darah.
Gejala Terlihat pada Infeksi Lain
![Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Chs-Pz8lv2vISjy9oPTaGpg4jEA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3086734/original/085058800_1585285626-000_1PD6RN.jpg)
Beberapa pasien COVID-19 mengatakan merekah merasakan kelelahan, kesulitan berolahraga, bahkan berbulan-bulan setelah mereka sembuh.
Dr Kirsty mengatakan kelelahan pasca-COVID sebenarnya terlihat pada infeksi virus lainnya, meski berbeda dampaknya.
"Kita tahu virus Epstein-Barr, yang menyebabkan demam kelenjar, juga dikaitkan dengan sindrom kelelahan kronis setelahnya," katanya.
Demikian pula, ada bukti yang menunjukkan jika COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan jantung, yang biasa terjadi pada virus lain, kata Linda Gallo dari University of Queensland.
"Dari bukti yang kami tahu, SARS juga berpengaruh pada jantung," kata Dr Linda, yang kini meneliti bagaimana virus corona memengaruhi jantung.
"Namun itu umumnya tidak bertahan melampaui masa pemulihan."
"COVID tampaknya berperilaku sedikit berbeda.""Faktanya ada orang yang [telah] sembuh di rumah dan memiliki gejala yang cukup ringan, kini menunjukkan kerusakan jantung yang bermasalah, dan mengejutkan."
Dr Linda Gallo tergabung dalam penelitian yang menyelidiki efek jangka panjang COVID-19, terutama pada penderita diabetes, dan saat ini sedang mencari orang yang pernah terkena virus corona untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan apa dampaknya pada penderita diabetes, dia mengatakan ada kemungkinan COVID-19 memiliki kaitan dengan timbulnya diabetes.
"Dugaannya adalah virus secara langsung menyerang pankreas. Tapi itu hanya hipotesis, tidak ada bukti langsung mengenai hal itu pada saat ini," katanya.
Ada banyak penelitian yang sedang dilakukan untuk menyelidiki apakah COVID-19 akan meninggalkan dampak kesehatan selama-lamanya. Jika ini terjadi, sampai sejauh mana akan berlangsung.
Dr Kirsty Short mengatakan tanpa studi jangka panjang, sulit untuk mengetahui seberapa jauh kita harus khawatir terhadap COVID-19 dibandingkan virus lain.
"Pertanyaannya adalah: Apakah virus dengan tingkat keparahan dan durasi yang sama akan menunjukkan komplikasi pada kesehatan dalam jangka panjang?" katanya.
"Sangat mungkin kita hanya melihat ini dengan SARS-COV-2 karena banyaknya orang yang terinfeksi."
Meski begitu, munculnya berbagai gejala penyakit setelah sembuh dari COVID-19 menjadi pengingat penting untuk mencegah virus corona.
"Ini adalah alasan lain Anda tidak ingin tertular virus ini," kata Dr Kirsty.
Terkini Lainnya
Gelar 2 Pesta Besar di Tengah Pandemi COVID-19, Pria AS Dipenjara 1 Tahun
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Efek pada Kesehatan
Banyak Organ Tubuh Terdampak
Gejala Terlihat pada Infeksi Lain
Corona
COVID-19
dampak virus corona covid-19
virus corona
Virus Corona COVID-19
Virus Corona Baru
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Fadli Zon: Delegasi Komite PBB Tunjukkan Parlemen Indonesia Mitra Strategis Bagi Perjuangan Bangsa Palestina
Pangeran Harry Disebut Tak Beri Dukungan ke Kate Middleton yang Berjuang Melawan Kanker
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Mengulas Kisah Gayton McKenzie, Mantan Gangster yang Kini Jadi Menteri Afrika Selatan
Seberapa Buruknya Perang Nuklir, Ancaman Nyata Kiamat?
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Berita Terkini
Komisi II DPR: Proses Penggantian Posisi Ketua KPU Harus Dilakukan Secepat Mungkin
Pertama di Asia Tenggara, Lactacyd Baby Wash Jalin Kolaborasi dengan CoComelon
Gawat, Akses Server PDNS Diduga Hanya Pakai Password Admin1234
Inilah Jumlah Langkah yang Perlu Dilakukan Setiap Hari untuk Menjaga Kesehatan
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Perlukah Pemerintah Bentuk Satgas Penertiban Impor Ilegal?
Jangan Lewatkan Sinetron Naik Ranjang di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 20.00 WIB, Simak Sinopsisnya
Saham BBRI Naik Tipis Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Rayakan Ulang Tahun ke-7, Wuling Tebar Promo DP Murah Rp 8 Jutaan untuk Mobil Listrik
Alasan 2 Raksasa Eropa Tunda Investasi Proyek Baterai di Maluku Utara
Pemprov Jabar Perkuat Kapasitas SDM dan Infrastruktur Guna Mengantisipasi Serangan Siber
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Aurelie Moeremans Bagikan Tips Padu-padan Sneaker, Gaya Kasual sampai Feminin