, Jakarta - Sejumlah fenomena astronomi diperkirakan terjadi sepanjang Juni 2020. Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan, ada 14 dan yang pertama muncul pada 1 Juni pukul 21.30 WIB.
"...1 Juni : Konjungsi Saturnus dan Jupiter," ungkap Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lapan, yang dikutip Senin (1/6/2020).
Berdekatannya Planet Saturnus dan Jupiter itu bertepatan saat Indonesia tengah memperingati Hari Pancasila pada 1 Juni 2020.
Advertisement
Berikut ini rincian 19 fenomena astronomi yang akan muncul di Juni ini, dikutip dari Pussainsa Lapan:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Planet Mars, Jupiter, Saturnus dan Bulan tampak saling berdekatan di langit Swiss. Fenomena alam ini bisa disaksikan langsung tanpa menggunakan alat bantu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Konjungsi Planet Saturnus dan Jupiter (1 Juni)
![Konjungsi Planet Saturnus dan Jupiter. (Stellarium)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/n2pY8rAxiaD-5EHy4-sxMESp5iE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140601/original/076811700_1590946412-saturnus.jpg)
Menurut Lapan, mendekatnya Planet Saturnus dan Jupiter ini dapat diamati sepanjang malam 1 Juni 2020 hingga matahari terbit keesokan harinya.
"Konjungsi Planet Saturnus dan Jupiter dapat diamati mulai pukul 21.30 malam Waktu Indonesia Barat (WIB) dari arah Timur hingga Barat," jelas Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) di akun Instagram @pussainsa_lapan.
Dalam fenomena pada 1 Juni 2020 ini, Planet Saturnus dan Jupiter akan mendekat dengan jarak sudut pisah sebesar 4,85 derajat. Sementara itu, akan semakin menjauh hingga jarak sudut pisahnya menjadi 6 derajat pada 30 Juni 2020.
Advertisement
2. Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi atau Perigee (3 Juni)
![3 Juni: Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi (Perigee). (Instagram pussainsa_lapan/ABC.net.au)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/hH1jiAxJloJYbUtHtDFFpsc1jLM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140603/original/091916300_1590956444-Bulan.jpg)
Fenomena ini terjadi pada 3 Juni 2020 pukul 10.47 Waktu Indonesia Barat (WIB). Pada jarak 364.340 kilometer dari pusat Bumi.
"Saat ini, Bulan akan nampak lebih besar jika diamati dari Bumi dengan lebar sudur 32,8 menit busur," jelas Pussainsa Lapan.
3. Konjungsi Inferior Venus di Elongasi Timur Maksimum (4 Juni)
![4 Juni terjadi Konjungsi Inferior Venus di Elongasi Timur Maksimum. (Instagram pussainsa_lapan/ssd/jpl.nasa.gov)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ulab_7wrOX_O4uHWF1ubmnZ-d18=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140604/original/094308400_1590956444-Venus.jpg)
Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 00.42 Waktu Indonesia Barat (WIB). Saat itu, Venus berada 43 Juta kilometer.
Planet Venus terletak di antara Matahari dan Bumi serta berada pada 1 garis lurus dengan Matahari dan Bumi.
"Konjungsi inferior Venus menandai beralihnya kenampakan Venus ketika senja di arah Barat menjadi kenampakan di arah Timur ketika senja," tulis Pussainsa Lapan di akun Instagramnya.
Advertisement
4. Merkurius di Elongasi Timur Maksimum (4 Juni)
![4 Juni: Merkurius di Elongasi Timur Maksimum. (Instagram pussainsa_lapan/ssd/jpl.nasa.gov)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/knEMdkPkKTRf8aCIjXyi1Q56FPM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140605/original/096733200_1590956444-merkurius.jpg)
Saat ini Planet Merkurius mengalami elongasi timur 23,6 derajat dari Matahari.
"Ini adalah waktu terbaik melihat Merkurius, karena berada pada titik tertinggi di atas cakrawala di langit malam," tulis Pussainsa Lapan.
Lapan menyarankan agar Anda mencari planet yang rendah di langit barat setelah Matahari terbenam.
5. Fase Bulan Purnama (5 Juni)
![5 Juni: Bulan Memasuki Fase Bulan Purnama (Bulan Stroberi Penuh). (Instagram pussainsa_lapan)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/b0Bceb6Y2qthCaGqWt-775NBANM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140606/original/099403200_1590956444-bulan_purnama.jpg)
Pada fenomena ini, Bulan akan terletak di belakang Bumi jika dilihat dari Matahari, dan wajahnya akan sepenuhnya disinari oleh cahaya Matahari.
"Fase ini terjadi pada pukul 02.12 (WIB)," info Pussainsa Lapan.
Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Strawberry Full Moon (Bulan Stoberi Penuh), karena itu mengisyaratkan waktu tahun untuk mengumpulkan buah yang sudah matang. Juga bertepatan dengan puncak musim panen stroberi.
Bulan ini juga dikenal dengan Bulan Mawar Penuh atau Bulan Madu Penuh.
Advertisement
6. Gerhana Bulan Penumbra (6 Juni)
![6 Juni: Gerhana Bulan Penumbra. (Instagram pussainsa_lapan/mreclipse.com)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/vBBIXR_qG9MKJAXTDGBN7U8zpiQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140607/original/002048500_1590956445-gerhana_bulan_penumbra.jpg)
Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika Bulan melewati bayangan sebagian Bumi atau penumbra. Selama gerhana ini, Bulan akan sedikit lebih gelap dari biasanya.
"Gerhana akan terlihat di sebagian besar Eropa, Afrika, Asia, Australia, Samudra Hindia, dan Australia," kata Pussainsa Lapan.
Gerhana Bulan Penumbra ini akan dimulai pada 6 Juni pukul 00.45.51 WIB. "Puncaknya pukul 02.24. 55 WIB, dan berakhir pada pukul 04.04. 03 WIB".
7. Strawberry Full Moon (6 Juni)
![6 Juni: Strawberry Full Moon. (Istockphoto)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/37f48jm3rGCWVRNJcn78sETunNo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140608/original/004436200_1590956445-gerhana_bulan_stroberi.jpg)
Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 02.12 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada jarak 369.005 kilometer dari pusat Bumi.
Purnama ini dapat disaksikan dari arah Barat Daya.
"Purnama ini dinamai demikian karena pada bulan inilah buah stroberi telah masak dan siap untuk dipetik," jelas Lapan.
Nama lain dari gerhana bulan ini adalah Hot Moon (Bulan Panas) karena di bulan Juni di belahan utara Bumi tepatnya di Garis Baltik Utara (23,5 derajat lintang Utara) memasukin musim panas.
Advertisement
8. Konjungsi Bulan dan Jupiter (8 Juni)
![8 Juni : Konjungsi Bulan dan Jupiter. (Stellarium)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/3Tykr7ktMPTAZvXk8p3mLZRV7iQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140609/original/007144400_1590956445-bulan_dan_jupiter.jpg)
Fenomena ini terjadi pada pukul 22.37.05 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan sudut pisah sebesar 2,4 derajat.
"Konjungsi ini dapat teramati dari arah Timur agak ke Tenggara, dengan ketinggian sekitar 60 derajat di atas ufuk," jelas Pussainsa Lapan.
Saat itu, Bulan berjarak 382.420 km dari Bumi (pusat ke pusat) dengan luasan piringan yang terkena cahaya sebesar 90,2 % atau sudah sudah memasuki fase Cembung Akhir.
9. Konjungsi Tripel Bulan, Jupiter, dan Saturnus (8-9 Juni)
![8-9 Juni : Konjungsi Tripel Bulan, Jupiter, dan Saturnus. (Stellarium)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/svMI4-wYV6FIV2wqw3dJCRIQwYc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140610/original/010305000_1590956445-triple.jpg)
Fenomena ini dapat diamati pukul 21.00 WIB di arah Timur agak ke Tenggara dengan bentuk menyerupai segitiga tumpul (salah satu sudut tumpul). Sudut tumpul ini terletak di Jupiter.
Kemudian Bulan bergerak perlahan mendekat Saturnus, sehingga pada 9 Juni pukul 00.00 WIB membentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring Bulan-Saturnus- dan sudut siku-siku Jupiter.
"Fenomena ini dapat diamati di arah Tenggara dengan ketinggian sekitar 50 derajat di atas ufuk".
Advertisement
10. Bulan pada Fase Perbani Akhir (13 Juni)
![13 Juni : Bulan pada Fase Perbani Akhir. (Stellarium)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/6BQRGekX9D8u8lK3XvvnTP1rnAs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140611/original/013212500_1590956445-bulan_perbani.jpg)
Fenomena ini terjadi pada pukul 13.24 WIB pada jarak 402.575 km dari pusat Bumi.
"Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 90 derajat atau sudut siku-siku ketika mengalami fase ini," jelas Pussainsa Lapan.
Saat itu, Bulan akan terbit tengah malam dan berkulminasi ketika Matahari terbit.
Pada fase tersebut, Bulan dapat disaksikan setelah Matahari terbit hingga terbenam ketika tengah hari.
11. Konjungsi Bulan dan Mars (13 Juni)
![13 Juni: Konjungsi Bulan dan Mars. (Stellarium)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/-RtoUgT5E55WcZxvYJmZFijCHj4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140612/original/016184800_1590956445-Mars.jpg)
Puncak fenomena ini sebenarnya terjadi pukul 11.15 WIB. Akan tetapi Mars tidak dapat diamati ketika siang hari secara kasat mata, sehingga baru bisa terlihat sebelum matahari terbenam pukul 17.00 WIB.
Saat itu, posisi Bulan dan Mars berada di arah Timur dengan ketinggian sekitar 80 derajat di atas ufuk.
"Fenomena ini dapat diamati dengan mata telanjang selama kondisi cuaca cerah, bebas polusi cahaya dan bidang pandang tidak terhalang apapun," jelas Lapan.
Advertisement
12. Bulan berada di titik terjauh Bumi atau Apogee (15 Juni)
![ilustrasi bulan.](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/lGfOr_GP9glHKi1t-VbU68A8QB8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3063113/original/067995200_1582870318-moon_.jpg)
Fenomena ini terjadi pukul 08.00 WIB, pada jarak 404.557 dari pusat Bulan. Saat itu, Bulan akan tampak lebih kecil jika diamati dari Bumi, dengan lebar sudur 29,54 menit busur atau 10 persen lebih kecil dibandingkan ketika Perigee.
13. Konjungsi Bulan dan Venus (19 Juni)
![19 Juni : Konjungsi Bulan dan Venus. (Stellarium)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/DR6bfeEYu-ynG0nfGlsYMDE8bBM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140613/original/018606600_1590956445-Bulan_Venus.jpg)
Puncak fenomena ini sebenarnya terjadi pada pukul 17.23.40 WIB. Akan tetapi Bulan dan Venus sudah terbenam di arah Barat Laut sejak pukul 16.00 WIB.
"Sehingga fenomena ini baru bisa dinikmati ketika Venus terbit di arah Timur Laut pada pukul 04.30 WIB," tulis Pussainsa Lapan di akun Instragramnya.
Konjungsi Bulan-Venus ini terletak di Rasi Turus dekat bintang Aldebaran.
Advertisement
14. Gerhana Matahari Cincin (21 Juni)
![Momen Indah Gerhana Matahari Cincin di Berbagai Negara](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/2eDA0V1aVGnJ5xPJoMtta8OJ3FA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3005980/original/033960700_1577352645-20191226-Gerhana-Matahari-Cincin-Dunia-9.jpg)
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga tidak sepenuhnya menutupi Matahari. Ini menghasilkan cincin cahaya di sekitar Bulan yang gelap.
Korona Matahari tidak terlihat selama gerhana cincin.
"Jalur gerhana akan dimulai di Afrika Tengah dan bergerak melalui Arab Saudi, India Utara, China Selatan sebelum berakhir di Samudera Pasifik," jelas Pussainsa Lapan.
Sementara itu, Gerhana sebagian akan terlihat di sebagian besar Afrika Timur, Timur Tengah dan Asia Selatan.
15. Fase Bulan Baru (21 Juni)
![ilustrasi bulan. (Photo by David Besh from Pexels)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/BGsLgen5b4LOuwpZBzxO0FgfZkI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3017099/original/019910700_1578550287-062953500_1563288949-backlit-beautiful-dawn-884788.jpg)
Saat ini, Bulan akan terletak di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam.
"Fase ini terjadi pada 13.42 WIB. Ini adalah waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati benda-benda redup seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu".
Advertisement
16. Konjungsi Bulan dan Merkurius (22 Juni)
![22 Juni : Konjungsi Bulan dan Merkurius (Stellarium)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/b4FmUsaZm09lM5sIU8uQGmvVrIE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140614/original/089304900_1590958300-bulan_merkurius.jpg)
Puncak fenomena ini sebenarnya terjadi pada pukul 17.15.46 WIB. Akan tetapi Bulan dan Merkurius sulit terlihat ketika Matahari masih berada di atas ufuk dikarenakan cahaya pantulan Bulan dan Merkurius jadi kalah terang dibandingkan cahaya Matahari.
"Sehingga fenomena ini baru bisa dinikmati ketika Matahari sudah terbenam di arah Barat Laut," ujar Pussainsa Lapan.
Konjungsi Bulan dan Merkurius ini terletak di rasi Gemini. Cukup sulit mengamati Merkurius dengan mata telanjang.
17. Titik Balik Matahari atau Solstice Juni (22 Juni)
![Titik Balik Matahari Juni (Solstice Juni). (info.astronomy.org)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/EByAGpxSIb5NIjRB4H64SIjN3v8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3140615/original/091277300_1590958300-solisticle.jpg)
Titik Balik Matahari Juni terjadi pada 04.44 WIB. Saat itu Kutub Utara Bumi akan condong ke arah Matahari, yang akan mencapai posisi paling utara di langit dan berada di atas garis balik utara pada 23,44 derajat lintang utara.
"ini adalah hari pertama musim panas (solisticlemusim panas) di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim dingin (solisticle musim dingin) di Belahan Bumi Selatan.
Advertisement
18. Bulan memasuki Fase Perbani Awal (28 Juni)
![ilustrasi bulan.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/BT51ZAU1iKdslTniPD13E4YE0z0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3063112/original/066748000_1582870318-moon.jpg)
Fenomena ini diperkirakan terjadi pada pukul 15.16 WIB pada jarak 369.921 km dari pusat Bumi. Pada fase itu Bulan, Bumi dan matahari membentuk sudut 90 derajat atau sudut siku-siku.
"Bulan akan terbit ketika tengah hari dan berkulminasi ketika Matahari terbenam sehingga kita dapat menyaksikan penampakan Bulan ini sebelum Matahari terbenam, hingga tengah malam ketika Bulan terbenam" papar Pussainsa Lapan.
19. Bulan berada di titik terjauh Bumi atau Perigee (30 Juni)
![Ilustrasi Gambaran Gerhana Bulan 28 Juli 2018](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/GrfzdWxgyFLSRZy3Sy27AYUv2BY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2292943/original/021012900_1532666061-WhatsApp_Image_2018-07-26_at_11.26.09_PM.jpeg)
Fenomena ini terjadi pada pukul 09.20 WIB pada jarak 368.996 km dari pusat Bumi.
"Bulan akan tampak lebih besar jika diamati dari Bumi, dengan lebar sudut 32,4 menit busur".
Terkini Lainnya
Melihat Gambar Gerhana Matahari Cincin, Begini Proses Terjadinya
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Konjungsi Planet Saturnus dan Jupiter (1 Juni)
2. Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi atau Perigee (3 Juni)
3. Konjungsi Inferior Venus di Elongasi Timur Maksimum (4 Juni)
4. Merkurius di Elongasi Timur Maksimum (4 Juni)
5. Fase Bulan Purnama (5 Juni)
6. Gerhana Bulan Penumbra (6 Juni)
7. Strawberry Full Moon (6 Juni)
8. Konjungsi Bulan dan Jupiter (8 Juni)
9. Konjungsi Tripel Bulan, Jupiter, dan Saturnus (8-9 Juni)
10. Bulan pada Fase Perbani Akhir (13 Juni)
11. Konjungsi Bulan dan Mars (13 Juni)
12. Bulan berada di titik terjauh Bumi atau Apogee (15 Juni)
13. Konjungsi Bulan dan Venus (19 Juni)
14. Gerhana Matahari Cincin (21 Juni)
15. Fase Bulan Baru (21 Juni)
16. Konjungsi Bulan dan Merkurius (22 Juni)
17. Titik Balik Matahari atau Solstice Juni (22 Juni)
18. Bulan memasuki Fase Perbani Awal (28 Juni)
19. Bulan berada di titik terjauh Bumi atau Perigee (30 Juni)
Planet
Gerhana Bulan
Gerhana Matahari
Sains
Fenomena Astronomi
Bulan
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Populer
Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam
Serangan Udara Israel Tewaskan 16 Orang di Sekolah Gaza
Hubungan William-Kate dan Harry-Meghan Disebut-sebut Tak Bisa Sehangat Dulu
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Survei: Status Ekonomi Rendah Picu Kaum Muda Korea Selatan Enggan Menikah
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Minibus di Ukraina Barat Kecelakaan, 14 Orang Tewas
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Kala PM Inggris Ganti Keir Starmer, Larry Tetap Jadi Kucing Downing Street 10
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Hasil PLN Mobile Proliga 2024: Sikat PBS, LavAni Juara Putaran Pertama Final Four
Potret Han So Hee Kembali Potong Rambut Pendek Setelah 3 Tahun Panjang, Dipuji Makin Cantik
PBSI Masih Tunggu Keputusan Keluarga soal Jenazah Zhang Zhi Jie
Antisipasi Bencana, Sekda Sebut Jabar Perlu Manajemen Penanggulangan Super Team
Satu Korban Longsor di Blitar Akhirnya Ditemukan Setelah 8 Hari Pencarian
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Dihadiri 2.022 Orang, Pagelaran Reuni Akbar Jemaah Umrah di TMII Pecahkan Rekor MURI
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Ustad di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Beda dengan Pemerintah, PBNU Tetapkan 1 Muharram Jatuh Senin Besok 8 Juli 2024
Festival Bulan Juni 2024 Sukses Digelar di Palembang
Marc Marquez dan Alex Marquez Naik Podium MotoGP Jerman 2024, Sejarah Tercipta di Sachsenring