, London - Menurut peneliti Inggris, banyak orang dengan penyakit asma dapat mengurangi emisi karbon dan membantu menyelamatkan lingkungan dengan beralih ke obat yang lebih ramah lingkungan.
Penggantian bahan yang berdampak terhadap lingkungan ternyata memiliki dampak yang sangat besar, bahkan sama besarnya seperti ketika seseorang berubah menjadi vegetarian.
Hal itu disebabkan oleh beberapa inhaler yang melepaskan gas rumah kaca dan berdampak dengan pemanasan global.
Advertisement
Tetapi tim Universitas Cambridge mengatakan kepada pasien BMJ Open harus memeriksakan diri ke dokter sebelum mengganti pilihan pengobatan.
"Beberapa pasien mungkin tidak bisa mengganti obat mereka dan hal itu tidak harus membuat mereka merasa bersalah," ujar mereka seperti dikutip dari BBC, Kamis (30/10/2019).
Lebih dari lima juta orang menderita asma di Inggris.
Karena hal itu, penelitian ini berdasar pada dampak lingkungan dari berbagai obat inhaler yang diresepkan untuk pasien di NHS di Inggris.
Baca Juga
Pada 2017, sekitar 50 juta inhaler menjadi obat yang diberikan kepada pasien. Tujuh dari setiap 10 dari inhaler dengan dosis terukur, mengandung gas rumah kaca.
Gas hydrofluoroalkane digunakan sebagai propelan untuk menyemprotkan obat keluar dari inhaler.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ribua warga datang ke Hyderabad, Andhra Pradesh untuk mendapatkan terapi pengobatan asma yang tak biasa. Mereka menelan ikan hidup dan bumbu rahasia berupa pasta.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perbedaan Inhaler Alternatif
![Liputan 6 default 5](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/9zEnYsUGdsjzmWsNL7AwoZN8QfE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3174929/original/071127900_1594279123-backfill-HL5.jpg)
Inhaler dosis terukur menghasilkan hampir 4% dari emisi gas rumah kaca NHS, menurut para ahli.
Para peneliti memperkirakan mengganti satu dari setiap 10 inhaler ini dengan jenis yang lebih ramah lingkungan (inhaler serbuk kering) akan mengurangi emisi setara karbon dioksida sebesar 58 kilotonnes.
Hal itu hampir setara dengan jejak karbon dari 180.000 perjalanan mobil dari London ke Edinburgh.
Dan pada tingkat individu, setiap inhaler dosis terukur diganti dengan inhaler bubuk kering dapat menghemat hingga 150kg sampai 400kg (63 batu) karbon dioksida per tahun.
Terkini Lainnya
Kenali Berbagai Pemicu Asma Seperti yang Dialami Wali Kota Risma
Miliarder Ini Donasikan Rp 500 Miliar Buat Penelitian Asma dan Obesitas
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbedaan Inhaler Alternatif
Asma
Inhaler Untuk Asma
Penyakit Asma
Rekomendasi
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Populer
PM Lebanon Sebut Negaranya Sedang Berperang, Buntut Konflik Israel Vs Hamas Meluas ke Hizbullah
14 Negara Keluarkan Imbauan, Minta Warga Hindari Lebanon Imbas Tensi Tinggi Konflik Israel-Hizbullah
Utang Negara-negara di Afrika Makin Parah Akibat Bunga Pinjaman dari China
LSPR Institute Gelar Festival SaBOR Latin Food & Film, Jelajah Budaya Amerika Latin Termasuk Minuman Favorit Lionel Messi
Israel Perintahkan Warga Khan Younis Mengungsi
Kemlu RI: Tak Ada WNI Korban Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Korea Selatan yang Tewaskan 9 Orang
Warga Korea Utara Mulai Wajib Kenakan Pin Kim Jong Un
Jutaan Nyamuk Wolbachia Dilepas di Hawaii, Demi Selamatkan Spesies Burung dari Kepunahan
Polisi Australia Tangkap Remaja 14 Tahun Pelaku Penusukan di Universitas Sydney
7 Fenomena Astronomi Juli 2024, Ada 2 Hujan Meteor
Euro 2024
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Hasil Euro 2024: Segel Perempat Final, 2 Gol Mantan Bek Juventus Antarkan Turki Sikat Austria
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Jangan Biarkan Pelek Sepeda Motor Peyang, Akibatnya Bisa Fatal
3 Ribu Polisi Siap Amankan Suroan dan Suran Agung di Madiun 6-7 Juli 2024, Pesilat Diimbau Tertib
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi Besar
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah
Gejala Awal Hepatitis pada Anak Sering Disepelekan, Apa Saja?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Stablecoin USDT jadi Pembayaran Program Asuransi di Filipina
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Polri Bantah Ada Masalah Koordinasi dan Supervisi dengan KPK, Ini Buktinya
Geger Anak di Bawah Umur Dinikahi Pengurus Pesantren Tanpa Izin Orangtua, Kiai Said Aqil: Jangan Digeneralisir, Itu Oknum