, Tek Aviv - "Un momentito, Senor (tunggu sebentar, Tuan)," hanya tiga kata itu yang dihapal agen intelijen Israel, Peter Malkin dalam Bahasa Spanyol.
Kalimat tersebut ditujukan kepada seorang pekerja pabrik Mercedes-Benz yang ada di depannya. Pria paruh baya berkepala botak itu baru saja pulang kerja. Ia turun dari bus dan berjalan kaki menuju rumahnya.
Advertisement
Baca Juga
Saat pekerja itu menghindar, Malkin segera beraksi. Dengan bantuan tiga orang agen Mossad lainnya, ia membekuk pria tersebut, memasukkannya ke bagian belakang sebuah mobil, mengikatnya, dan menutupinya dengan selimut.
Itu bukan adegan penculikan biasa. Pria yang disekap di dalam mobil yang melaju kencang tersebut adalah penjahat perang paling terkenal di dunia: Adolf Eichmann. Hari itu, 11 Mei 1960, bos Nazi yang dianggap salah satu arsitek pembantaian kaum Yahudi ada di tangan Israel.
Setelah Adolf Hitler bunuh diri dan mimpi Reich Ketiga hancur lebur, Eichmann kabur ke sejumlah negara Eropa, sebelum akhirnya sampai di Argentina pada 1950, menggunakan laisser-passer atau sejenis paspor yang didapat secara curang dari Palang Merah Internasional.
Di Argentina, pria yang lahir pada 1906 itu menggunakan identitas palsu. Namanya diubah jadi Ricardo Klement. Pekerjaan: buruh. Tak lama kemudian, keluarganya datang dari Jerman dan bergabung bersamanya.
Seperti kutip dari History.com, Jumat (10/5/2019), mereka menjalani kehidupan yang relatif tenang. Eichmann menjalani banyak pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
Sadar bahwa sang kepala keluarga menghilang, keluarganya kemudian menghubungi sejumlah rumah sakit, untuk mencari keberadaannya. Mereka tak menghubungi polisi.
Pada 20 Mei 1960, Eichmann diselundupkan keluar Argentina dengan berpura-pura sebagai pekerja kemanusiaan asal Tel Aviv yang mengalami cedera di kepala. Misi itu dilakukan tanpa sepengetahuan pihak Argentina.
Tiga hari kemudian, Perdana Menteri Israel Davin Ben-Gurion mengumumkan Eichmann berada dalam tahanan pemerintahannya.
Argentina meminta Eichmann untuk dikembalikan ke negerinya, namun Israel menolak mentah-mentah. Alasannya, ia terlibat kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Plot Penculikan Mossad
Rumor keberadaan Adolf Eichmann di Argentina sampai ke telinga para pejabat di Amerika Serikat, Eropa, dan Israel.
Namun, intelijen Jerman Barat dan Amerika Serikat tak lantas bertindak. ""Bukan tugas orang Amerika untuk memburu Nazi," kata Guy Walters, penulis buku Hunting Evil: The Nazi War Criminals Who Escaped and the Quest to Bring them to Justice.
Namun, ada satu negara yang berambisi menangkap Eichmann: Israel.
Informasi dari Lothar Herrmann, seorang pengungsi Yahudi buta yang melarikan diri ke Argentina setelah dipenjara di Dachau memungkinkan niat itu terwujud.
Herrmann mengetahui keberadaan Eichmann lewat putrinya, Sylvia -- yang berpacaran dengan salah satu anak bos Nazi itu. Informasi itu disampaikan pada pihak Jerman lewat surat.
Seorang hakim Jerman, yang berdarah Yahudi, Fritz Bauer kemudian meminta informasi yang lebih detil, termasuk alamat Eichmann di Argentina.
Khawatir simpatisan Nazi akan memberitahu Eichmann, jika pihak penyelidikan dilakukan pihak Jerman, Bauer diam-diam menyampaikan informasi itu ke Mossad.
Badan intelijen negeri zionis tersebut kemudian membentuk 'tim penculik', yang kebanyakan anggotanya adalah mereka yang kehilangan seluruh keluarganya selama Holocaust.
Tujuan mereka bukan hanya untuk menangkapnya, tapi juga membawanya ke Israel untuk diadili secara terbuka atas semua kejahayannya.
Rencana penculikan itu relatif sederhana. Tim yang mengintai Eichmann menemukan bahwa rutinitas pejahat perang itu sangat mudah ditebak.
Tim Mossad memutuskan untuk menangkapnya saat ia berjalan pulang ke rumahnya usai turun dari bus sepulang kerja.
Namun, plot penculikan Adolf Eichmann yang direncanakan pada 11 Mei 1960 itu nyaris gagal. Gara-garanya, target tak keluar dari bus pada waktu yang diperkirakan.
Setengah jam kemudian, Eichmann akhirnya keluar dari bus lain. Malkin dan sejumlah agen Mossad lainnya menemuinya di jalan yang sunyi dan gelap.
Setelah ditangkap, petinggi Nazi itu ditempatkan di sebuah 'safe house' di Buenos Aires, diinterogasi, sebelum dimasukkan ke pesawat menuju Israel, dalam kondisi teler.
Advertisement
Dihukum Gantung
Pada 11 April 1961, Eichmann menjalani sidang pertama di Yerusalem. Ini adalah sidang yang pertama kali disiarkan di televisi sepanjang sejarah.
Eichmann dikenai 15 dakwaan, termasuk kejahatan kemanusiaan, kejahatan kepada orang Yahudi, dan kejahatan kriminal perang. Jutaan orang menyaksikan detik-demi detik persidangan, yang diwarnai kesaksian bernada emosional dari para korban Holocaust.
Di sisi lain, selama persidangan, Eichmann memasang wajah tenang. Ia mencitrakan diri sebagai sosok birokrat yang lemah lembut yang hanya mengikuti perintah dari atasan.
Gambaran itu membuat seorang teoretikus politik Jerman, Hannah Arendt menciptakan istilah kontroversial 'the banality of evil' yang berargumen bahwa Eichmann bukan psikopat, tetapi manusia normal.
"Padahal, Eichmann adalah sosok kunci Nazi yang bersemangat untuk mencoba membunuh sebanyak mungkin orang Yahudi," kata Walters. "Ia bukan hanya fungsionaris belaka."
Meski tak mengaku salah, Adolf Eichmann divonis bersalah dan dihukum gantung di Ramla dekat Tel Aviv, Israel pada 31 Mei 1962.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, abu kremasinya dilempar ke Laut Tengah.
Peran Eichmann di Nazi
Eichmann lahir di kota Solingen, Jerman pada tahun 1906. Kemudian pada November 1932, ia bergabung dengan pasukan elite Nazi SS (Schutzstaffel).
Setelah bergabung dengan anggota SS, karier Eichmaan terbilang mulus. Pada saat Jerman berhasil masuk ke Austria pada tahun 1938 ia dikirim ke Wina, kota yang menjadi tempat tinggal mayoritas Yahudi.
Selama berada di sana, Eichmann merancang dan membangun sebuah pusat pendataan Yahudi.
Oleh sebab itu, pada tahun 1939 ia melakukan misi yang sama di Polandia. Setelah itu, ia ditunjuk kepala pusat keamanan SS yang berkantor di Berlin dan mendapat pujian dari kepala Gestapo, Heinrich Muller.
"Jika kita memiliki 50 Eichmann, maka kita akan memenangkan perang ini," ujar Muller.
Pada Januari 1942, Eichmann bertemu dengan petinggi Nazi di Wannasee Conference untuk merancang solusi akhir soal Yahudi. Hingga akhirnya para petinggi SS memutuskan untuk membumihanguskan populasi Yahudi seantero Eropa.
Sementara Eichmann ditunjuk sebagai orang yang mewujudkan keinginan itu. Eichmann diminta untuk mengidentifikasi dan mengirim jutaan Yahudi dari rumah-rumah tahanan ke kamp kematian.
Lebih dari 4 juta Yahudi mati karena kepiawaiannya merancang strategi. Mulai dari identifikasi sampai merancang kamp kematian.
Sebelum berakhirnya masa perang dan pasukan SS berhasil dilumpuhkan, Eichmann ditangkap oleh pasukan AS. Namun ia berhasil kabur pada tahun 1946.
Terkini Lainnya
10-5-1941: 'Aksi Gila' Pejabat Nazi yang Bikin Hitler Murka
10-5-1941: 'Aksi Gila' Pejabat Nazi yang Bikin Hitler Murka
Guncangan Kuat Gempa Magnitudo 6,3 Melanda Selatan Jepang
Plot Penculikan Mossad
Dihukum Gantung
Peran Eichmann di Nazi
Today in History
Israel
Mossad
Adolf Eichmann
Nazi
Rekomendasi
Rusia Rayakan Hari Kemenangan Perang Dunia II, Putin Peringatkan Barat: Pasukan Kami Siap Tempur
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Copa America 2024
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
TODAY IN HISTORY
4 Juli 1940: Bom Teroris Meledak di New York World’s Fair, Beruntung Hanya 2 Orang Tewas
Populer
Kapal Terbalik di Laut Mauritania, 89 Migran Hendak ke Eropa Tewas, 72 Orang Dinyatakan Hilang
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
33 Negara Ikut International Mayors' Forum 2024 di Jakarta, Diskusi Pemerintah Kota untuk Percepat Pembangunan Berkelanjutan
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Pangeran Harry Disebut Tak Beri Dukungan ke Kate Middleton yang Berjuang Melawan Kanker
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Biro Komite Palestina PBB Apresiasi Dedikasi Indonesia Hentikan Genosida di Jalur Gaza
Menlu Retno Marsudi Kunjungi Sejumlah Negara di Eropa untuk Menggalang Dukungan bagi Palestina
Joe Biden: Abaikan Perubahan Iklim adalah Tindakan Mematikan dan Tak Bertanggung Jawab
Seberapa Buruknya Perang Nuklir, Ancaman Nyata Kiamat?
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia Iri
Google Pixel 9 Tinggalkan Sensor Lama, Beralih ke Sensor Sidik Jari Canggih ala Galaxy S24 Ultra!
Harga Emas Antam Hari Ini 1 Gram Berapa? Cek Rinciannya
Joki Strava yang Viral di Medsos, Jadi Bukti Teknologi Bisa Dimanipulasi
IHSG Dibuka Menguat Pagi Ini Sentuh 7.248
Jodoh Sudah Ditentukan, kalau Belum Bertemu Bagaimana? Lakukan Ini Kata Ustadz Adi Hidayat
Ayah Angger Dimas Kecewa Berat Tak Diberi Info Sidang Kasus Kematian Dante Cucunya
Wapres Ma’ruf: Pemerintah Komitmen Evaluasi dan Tingkatkan Pendanaan Industri Siber
7 Potret Julia Prastini Lahiran Anak Ketiga, Ditemani Na Dae Hoon dan Buah Hati
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Emotional Intimacy atau Physical Intimacy: Kenapa Anda Membutuhkan Keduanya dalam Pernikahan
5 Destinasi Wisata di Lamongan yang Menarik Dikunjungi Saat Liburan Sekolah
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia