, Antarktika - Sebagian besar ilmuwan menganggap bahwa Antarktika merupakan benua yang diselimuti oleh misteri --selain es. Oleh karena itu, sejumlah teori konspirasi terkait pun muncul.
Bagi peneliti, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan mereka, mengingat Antarktika terletak di Kutub Selatan Bumi, terpencil, dan paling sedikit dipahami.
Advertisement
Baca Juga
Mustahil untuk manusia bisa tinggal di sana tanpa peralatan, bangunan, dan pendukung kehidupan khusus. Lalu, teori konspirasi apa saja yang timbul tentang Antarktika?
Mulai dari alien, UFO, pangkalan rahasia pemerintah dan beberapa piramida aneh, berikut 7 di antaranya, seperti dikutip dari Listverse, Senin (22/4/2019).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Tempat Rezim Nazi Menyembunyikan UFO
![Pegunungan Es Antartika](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/hH2WRRfukcE-daAa4XxjF3VlM5g=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1764254/original/076753300_1540037383-012051600_1510138935-Pegunungan-Es-Antartika3.jpg)
Satu teori konspirasi menyebut bahwa Nazi menyembunyikan UFO di suatu tempat di Antartika. UFO temuan Nazi ini bahkan telah dikaitkan dengan piramida aneh yang pernah ditemukan di benua es ini.
Orang-orang percaya bahwa Nazi mengoperasikan UFO rahasia di Antartika selama Perang Dunia II. Pasukan Amerika Serikat dan Inggris berulang kali mencoba menghancurkan pangkalan itu selama pertempuran, tetapi tidak berhasil.
Mereka hanya berhasil merusaknya setelah menjatuhkan bom atom di pangkalan itu pada tahun 1958. Ahli teori konspirasi mengklaim, Nazi meluluhlantakkan pesawat AS selama operasi ini.
Gagasan tersebut dianggap salah, sebab Nazi tidak pernah memiliki pangkalan atau kepentingan militer di Antartika. Sebelumnya, mereka hanya pergi ke Antartika dengan satu kapal untuk menemukan tempat perburuan paus yang baru.
Mereka tidak memiliki persediaan yang cukup untuk membangun pangkalan bawah tanah. Operasi yang disebut "pengusiran Nazi dari pangkalan rahasia UFO" sebenarnya adalah pelatihan militer untuk mensimulasikan invasi Uni Soviet.
Misi ini melibatkan 13 kapal, 33 pesawat terbang dan 4.700 tentara. Nazi juga tidak menembak jatuh pesawat militer selama pelatihan, karena di sana memang tidak ada Nazi.
Bom atom yang diduga digunakan untuk menghancurkan pangkalan UFO sebenarnya meledak 2.400 kilometer (1.500 mil) di lepas pantai Antartika. Namun demikian, teori konspirasi bersikeras bahwa Nazi memang memiliki UFO yang terselip di suatu tempat di Antartika dan bahkan menggunakan teknologi untuk membuat senjata alien yang kemudian disembunyikan di Antartika, Amerika Selatan, dan Arktik.
Advertisement
2. Antarktika Tidak Eksis
![Pegunungan Es Antartika](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/_OhE1Opbz3fTwChWZMfjxddT-S4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1764259/original/091550900_1510138936-Pegunungan-Es-Antartika8.jpg)
Ada teori konspirasi aneh bahwa seluruh Antartika dan Kutub Selatan sebenarnya tidak ada. Keyakinan ini paling umum muncul di kalangan penganut kepercayaan Bumi Datar atau Flat Earth.
Mereka yakin bahwa Kutub Utara berada di pusat dunia sedangkan Kutub Selatan mengelilingi Bumi. Menurut mereka juga, Antarktika sebenarnya adalah dinding alami yang menghalangi pinggiran Bumi dengan tebal sekitar 30–60 meter.
Tembok ini mencegah segala sesuatunya yang ada di Bumi agar tidak jatuh ke tepian planet. Di waktu lain, Flat-earthers pernah mengatakan, mereka tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan dinding tersebut karena pemerintah dunia dan PBB menetapkan zona larangan terbang dan berlayar yang ketat di sekitar Antarktika.
Para ahli teori konspirasi percaya, Kapten James Cook (pelaut legendaris asal Inggris) adalah salah satu dari sedikit manusia yang pernah menyaksikan langsung tembok itu, terlepas dari aturan otoritas.
"Seharusnya, Kapten Cook melaporkan penampakan dinding besar itu selama tiga pelayaran yang ia lakukan ke Antarktika. Tembok tersebut menutupi seluruh garis pantai dan dia tidak bisa mendarat di mana pun, karena dinding terlalu tinggi untuk didaki," ungkap mereka.
3. Dua Kawah di Antartika Adalah Pintu Masuk ke Pangkalan Rahasia UFO
![Lubang Raksasa Misterius Menganga di Antartika, Pertanda Apa?](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/0gPWl09ZR_68Yo950yEKpZltPgo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1737323/original/082375800_1507793883-lubang_antartika_1.jpeg)
Ada dua kawah di sepanjang pantai Antarktika. Keduanya masuk jauh ke bawah lapisan es, seolah-olah ada sesuatu yang baru saja digali.
Para ahli teori konspirasi menyatakan bahwa kawah itu adalah pintu masuk ke fasilitas rahasia milik pemerintah sebuah negara, pangkalan alien, atau markas Nazi yang tidak pernah disebutkan sebelumnya dalam sejarah dunia.
Scott Waring, seorang ahli teori konspirasi UFO, mengklaim kawah itu terbentuk dari piringan terbang yang terkubur di bawah lapisan es.
Dia bahkan mengaku melihat UFO asli dari yang sebelumnya pernah disaksikan via Google Earth. Namun, ia menjelaskan bahwa UFO tidak lagi terlihat karena Google mengedit gambar murninya.
Advertisement
4. Google Menyembunyikan Sesuatu yang Tidak Diketahui Publik
![Gletser di Antartika](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Bx_axVUJtHwjkMivuFZvrNT0yUs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2379558/original/051937000_1539151400-gunung_es.jpg)
Pada bulan Maret 2018, sebuah saluran YouTube yang mengulas tentang teori pro-konspirasi mengklaim bahwa Google mengetahui sejumlah rahasia tentang Antartika.
Channel tersebut menambahkan, mesin pencarian raksasa tersebut melakukan segala sesuatunya demi bisa menyembunyikan informasi itu dari masyarakat global.
Namun, seorang karyawan di Google yang memberontak, adalah dalang di balik seluruh upaya pengungkapan ini. Presenter saluran tersebut mengatakan, sebuah palang berwarna merah selalu muncul setiap kali ia mengarahkan lokasi di suatu tempat di Antartika, meski hanya saat ia mengaktifkan fitur cuaca di Google Earth.
Ahli teori konspirasi yakin ini terjadi karena pegawai itu ingin kita melihat apa pun yang disembunyikan di Antarktika. Mereka berdalih bahwa apa yang mereka temukan bisa jadi merupakan markas UFO, tempat harta karun atau kesalahan di Google Earth.
5. Kawah di Antarktika Merupakan Pintu Masuk ke Bumi
![Gletser di Antartika](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/QbKCCKaIhqzf9nDfZ-3_tcxOqpA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2379761/original/097873700_1539160092-gunung_es_3.jpg)
Pada Januari 2019, dilaporkan bahwa para ilmuwan dari NASA dan German Aerospace Center telah menemukan sebuah kawahyang terletak jauh di bawah lapisan es Antarktika. Kawah tersebut pertama kali ditemukan selama analisis citra satelit terhadap Antartika pada 2006.
Para peneliti mengira kawah itu dibentuk oleh salah satu asteroid yang menghantam Bumi pada jutaan tahun lalu dan menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Namun, teori konspirasi tidak berpikir demikian. Mereka menganggap bahwa kawah itu adalah bagian dari pangkalan rahasia Nazi. Sedangkan yang lain berpendapat, kawah tersebut ditemukan selama operasi Angkatan Laut AS untuk menemukan pintu masuk ke Bumi. Mereka mengira kawah ini adalah jalur utamanya.
Advertisement
6. Kota Atlantis yang Hilang Ada di Bawah Antartika
![Es Persegi Panjang Antartika](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/tRejG9sjQ3fA1YvpmH2cmBmYtpg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2391435/original/065769000_1540369552-es_kotak_nasa.jpg)
Beberapa teori konspirasi mengklaim bahwa Atlantis berada di bawah Antarktika. Menariknya, ide itu muncul pada tahun 1950-an, setelah Profesor Charles Hapgood, seorang sejarawan, menganggap bahwa Antarktika adalah rumah bagi beberapa peradaban kuno yang belum ditemukan.
Keyakinan Hapgood bergantung pada teori bahwa Antarktika tidak tertutup es pada 11.600 tahun yang lalu. Ahli teori konspirasi lain menyatakan, penilaian Hapgood sudah tepat. Namun, mereka menambahkan bahwa peradaban itu sebenarnya adalah Kerajaan Atlantis, yang tetap tertutup es hingga hari ini.
Pada tahun 1995, Graham Hancock menegaskan dalam studinya, Fingerprints of the Gods, bahwa suku di Atlantis telah bermigrasi dari Antarktika untuk menemukan kerajaan Aztec, Maya, dan Mesir.
7. Peradaban Kuno Membangun Piramida di Antarktika
![Koloni Penguin di Antartika Timur](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/AnYn8egQk_w6LRg_uYCSflsRH-w=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1957156/original/098189000_1520078949-penguin_di_Antartika_timur_6.jpg)
Pada tahun 2016, internet dihebohkan dengan penemuan tiga piramida di Antarktika. Piramida-piramida itu berukuran lebih dari 1.220 meter dan tingginya 10 kali dari Piramida Agung Giza yang terkenal di Mesir.
Sejumlah ilmuwan menganggap piramida itu aneh, karena tidak ada catatan bahwa di sana terdapat peradaban kuno. Selain itu, pembangunan besar-besaran dari piramida akan membutuhkan sumber daya dan tenaga yang luar biasa untuk menyelesaikannya.
Namun demikian, teori konspirasi lagi-lagi berpikiran out of the box. Menurut mereka, piramida itu dibangun oleh beberapa peradaban kuno yang belum ditemukan sebelumnya dan telah hidup di Antarktika pada 100.000 juta tahun lalu.
Mereka mengatakan, Antarktika berada di garis katulistiwa pada kala itu, sehingga kondisi kehidupan lebih dapat ditoleransi. Tetapi, pemerintah berusaha menyembunyikan informasi tentang peradaban terkait dan bahkan telah memblokir gambar piramida di Google Earth.
Para ilmuwan membantah anggapan itu dengan menyebut bahwa piramida tersebut diduga adalah gunung tanduk atau nunatak. Sebuah gundukan yang terbentuk setelah erosi menyapu sisi gunung, membuatnya tampak seperti piramida.
Nunatak adalah kategori gunung yang begitu tinggi, sehingga puncaknya menyembul di atas lapisan es yang menutupi Antarktika.
Menurut para peneliti, piramida itu tidak mungkin dibangun oleh peradaban kuno karena Antarktika tidak bisa dihuni oleh manusia, meski pada 100 juta tahun yang lalu.
Bagian peradaban kuno juga tidak mungkinada, karena spesies manusia paling awal muncul sekitar dua juta tahun yang lalu.
Terkini Lainnya
Gunung Es Seukuran Dua Kali New York Diprediksi Lepas dari Antarktika, Ini Kata NASA
Rongga Seukuran Dua Per Tiga Manhattan Muncul di Bawah Antartika, Penyebabnya?
Apa yang Menyebabkan Pencairan Es di Antartika Terus Meningkat Sejak 1979?
1. Tempat Rezim Nazi Menyembunyikan UFO
2. Antarktika Tidak Eksis
3. Dua Kawah di Antartika Adalah Pintu Masuk ke Pangkalan Rahasia UFO
4. Google Menyembunyikan Sesuatu yang Tidak Diketahui Publik
5. Kawah di Antarktika Merupakan Pintu Masuk ke Bumi
6. Kota Atlantis yang Hilang Ada di Bawah Antartika
7. Peradaban Kuno Membangun Piramida di Antarktika
Antarktika
Antartika
Sains
UFO
Atlantis
Rekomendasi
Atlantis Subsea Indonesia Bakal Kantongi 4 Kontrak Baru di 2024
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
PM Lebanon Sebut Negaranya Sedang Berperang, Buntut Konflik Israel Vs Hamas Meluas ke Hizbullah
Ratusan Pendemo Turun ke Jalanan Kota Mexico City, Advokasikan Hak-hak Hewan
92 Negara Sepakati Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Dubes Vasyl: di PBB Selalu Temui Jalan Buntu
Israel Disebut Buang Limbah Cemari Aliran Air Al-Auja Spring, Kesehatan Warga Palestina di Desa Al-Auja Kian Terancam
Polisi Australia Tangkap Remaja 14 Tahun Pelaku Penusukan di Universitas Sydney
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
Hujan Badai di China Picu 242.000 Orang Dievakuasi, Ketinggian Air Sungai Yangtze Kian Mengkhawatirkan
Swedia Sahkan UU yang Izinkan Kakek-Nenek Dapat Cuti Berbayar untuk Merawat Cucu
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Berita Terkini
8 Momen Apes Kendaraan Terjebak di Jalan Sempit Hingga Dicor Semen Ini Kocak
Top 3 Tekno: Janji Manis Brain Cipher hingga Data Kominfo Diduga Bocor
Superbank Kembali Dapat Suntikan Modal dari Grab, Singtel, dan KakaoBank, Nilainya Fantastis
Buya Yahya Menyebut Tahun Baru Hijriyah Bukan Hari Raya, Kenapa?
Thariq Halilintar Tersentuh dengan Perjuangan Ibunya yang Mengajaknya Naik Haji di Usia 2 Bulan
KPU DKI Jakarta Libatkan Kelompok Disabilitas dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Bursa Incar IPO Perusahaan Mercusuar dengan Aset di Atas Rp 3 Triliun
Pesawat Garuda Indonesia Penjemput Jemaah Haji Tujuan Jeddah Putar Balik Kembali ke Bandara Adi Soemarmo
Debut Jepang, aespa Rilis 'Hot Mess' Hari Ini
Gibran soal Kondisi Prabowo: Beliau Sehat dan Siap Kembali Bekerja
Travel Show Terbaru Jimin dan Jungkook BTS 'Are You Sure?!' Segera Tayang 8 Agustus 2024
Kurs Rupiah ke Dollar Australia Berapa? Lihat Rekor Tertinggi dan Terendahnya
Inflasi PCE Amerika Serikat Merosot pada Mei Topang Rupiah Hari Ini 3 Juli 2024
Hujan Badai di China Picu 242.000 Orang Dievakuasi, Ketinggian Air Sungai Yangtze Kian Mengkhawatirkan
Cara Hemat Menyembuhkan Lampu DRL Pajero Sport yang Menguning