, Ottawa - Anggota parlemen Kanada telah sepakat untuk mencabut status warga kehormatan pada pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Mosi tersebut merupakan tanggapan atas kegagalan Suu Kyi dalam menghentikan aksi penganiayaan terhadap minoritas Rohingya di negaranya.
Dikutip dari BBC pada Jumat (28/9/2018), Aung San Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 atas usahanya untuk membawa demokrasi ke Myanmar --dulu bernama Burma-- yang saat itu berada di bawah kekuasaan junta militer.
Advertisement
Awal bulan ini, House of Commons dengan suara bulat mengadopsi gerakan untuk mengakui kejahatan terhadap Rohingya sebagai tindakan genosida. Sebuah laporan PBB bulan lalu menambahkan bahwa para pemimpin militer Myanmar harus diselidiki atas dugaan tersebut.
Baca Juga
Setidaknya 700.000 orang etnis Rohingya melarikan diri dari kekerasan di negara itu dalam 12 bulan terakhir.
Langkah oleh anggota parlemen di House of Commons Kanada muncul sehari setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan bahwa parlemen mempertimbangkan kembali apakah Suu Kyi masih pantas memegang status warga kehormatan.
Namun, PM Trudeau juga mengatakan langkah itu tidak akan mengakhiri penderitaan ratusan ribu orang Rohingya, yang merupakan minoritas muslim tanpa kewarganegaraan Myanmar yang mayoritas penganut Buddha.
Pada tahun 2007 Kanada memberikan gelar warga kehormatan kepada Aung San Suu Kyi, hanya satu dari enam orang yang diakui.
Gelar warga kehormatan telah diberikan di Kanada oleh resolusi gabungan kedua majelis parlemen. Pejabat setempat mengatakan kepada Reuters, bahwa penyematan status pada Suu Kyi harus secara resmi dihapus dengan cara yang sama ketika diberikan.
"Langkah selanjutnya masih belum dipastikan," anggota parlemen Liberal Andrew Leslie mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis.
"Sekarang mesin pemerintah benar-benar akan menelaah rincian tentang apa saja hal khusus yang diperlukan untuk memberikan tindakan nyata padanya (Suu Kyi)," lanjut Leslie menjelaskan.
Aung San Suu Kyi telah menghadapi tekanan internasional untuk mengutuk dugaan perilaku brutal tentara Myanmar terhadap etnis Rohingya. Namun, dia menolak melakukannya.
Simak video pilihan berikut:
Konselor Negara Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan pada hari Kamis bahwa pemulangan Muslim Rohingya seharusnya sudah dimulai tetapi perlu ada koordinasi dengan Bangladesh.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Norwegia Tak Akan Cabut Gelar Nobel Perdamaian
![Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi pada Selasa 19 September 2017 akhirnya bicara ke dunia soal krisis di Rakhine yang memicu eksodus massal warga Rohingya ke Bangladesh](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/DzLamlMT6JbGls8HVw6fNtaJQA4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1714458/original/040081800_1505796575-Myanmar_Suu_Kyi_Hand__1_.jpg)
Sementara itu, Komite Nobel di Norwegia belum lama ini memastikan Aung San Suu Kyi tidak akan kehilangan nobel perdamaian yang diraihnya, meski PBB baru saja menyatakan bahwa militer Myanmar melakukan pembunuhan massal terhadap Rohingya.
Dikutip dari The Guardian, Aung San Suu Kyi, yang memimpin pemerintahan Myanmar dan meraih Nobel Perdamaian pada 1991 --untuk kampanye demokrasi-- dikritik dunia karena gagal menentang praktik penindasan di Negara Bagian Rakhine.
Olav Njoelstad, sekretaris Komite Nobel Norwegia, mengatakan: "Penting untuk diingat bahwa hadiah Nobel, baik dalam bidang fisika, sastra, atau perdamaian, diberikan untuk beberapa upaya atau pencapaian berharga dari masa lalu."
"Aung San Suu Kyi memenangi hadiah Nobel untuk perjuangannya demi demokrasi dan kebebasan hingga 1991, tahun ketika dia dianugerahi hadiah," Njoelstad menjelaskan.
Aturan yang mengatur pemberian Nobel tidak memungkinkan untuk ditarik kembali, termasuk pada kasus yang menyinggung Aung San Suu Kyi, katanya lagi.
Komite Nobel Norwegia terdiri dari panel lima warga terpilih Norwegia, sebagian besar merupakan mantan politikus dan akademisi setempat, yang mencerminkan kekuatan berbeda di parlemen Norwegia.
Pada 2017, ketua komite, Berit Reiss-Andersen, juga mengatakan tidak akan menghapus penghargaan itu, menyusul kritik sebelumnya terhadap peran Aung San Suu Kyi dalam krisis Rohingya.
"Kami tidak melakukannya. Bukan tugas kami untuk mengawasi atau menyensor apa yang dilakukan seorang pemenang setelah hadiah dimenangkan," kata Reiss-Andersen.
"Para pemenang harus menjaga reputasi mereka sendiri," dia menegaskan.
Terkini Lainnya
AS: Militer Myanmar Terbukti Lakukan Pembunuhan Massal Rohingya, tapi...
FOTO: Temui Suu Kyi, Menlu Inggris Kunjungi Myanmar
Sekjen PBB Desak Pemerintah Myanmar Ampuni 2 Jurnalis Reuters yang Dipenjara
Norwegia Tak Akan Cabut Gelar Nobel Perdamaian
Myanmar
Kanada
Aung San Suu Kyi
Rekomendasi
Bank Sentral Myanmar Bantah Laporan PBB soal Transaksi Senjata: Warga Sipil Sangat Dirugikan
DPR Usul Dibentuk Task Force dalam Forum AIPA untuk Myanmar
Di Oslo Forum, Menlu Retno Desak Negara di Dunia Berkontribusi Wujudkan Perdamaian Dunia
Junta Militer Myanmar Bom Pesta Pernikahan Warga, 20 Orang Tewas
Mengenal Ibu Kota Myanmar, Sepi Penduduk Meski Wilayahnya Tergolong Luas
Kekerasan Meningkat di Rakhine Myanmar, Lebih dari 45.000 Warga Rohingya Mengungsi
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Minibus di Ukraina Barat Kecelakaan, 14 Orang Tewas
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Berita Terkini
Laporan Keuangan Kuartal II 2024 Bakal Menguat, 3 Saham Ini Wajib Dicermati Investor
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Dalai Lama Ungkap Kondisi Kesehatan di Usia 89: Dalam Masa Pemulihan dari Operasi Lutut
Top 3 Tekno: Bocoran Harga Samsung Galaxy Ring hingga 3 iPad Baru
Manchester United Temukan Pengganti Rashford, Bagnaia Dapat Durian Runtuh di MotoGP Jerman 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Pahami Risiko Operasi Hidung yang Diduga Dijalani Mahalini
6 Potret Ussy Sulistiawaty dan Anak di Momen Libur Sekolah, Elea Curi Perhatian
Cerita Napi Lapas Pohuwato Pamerkan Karya Lukisan dari Balik Jeruji Besi
Raffi Ahmad Beber Alasan Dukung Jeje Govinda di Pilkada Bandung Barat, Bukan karena Masih Keluarga
Cegah Judi Online, Kalapas Sidak HP Petugas Lapas Parepare Usai Apel Pagi
Berburu Promo Menarik di HUT KB Bank ke-54, Diskon hingga 54% di Berbagai Merchant Favorit
BPK Beri Predikat WTP ke LKPP 2023, Jokowi: Ini Bukan Prestasi, tapi Kewajiban
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini