uefau17.com

Terkuak, Rusia Jadi Negara dengan Penambang Terbesar Kedua di Dunia - Crypto

, Jakarta Rusia sekarang menjadi penambang Bitcoin terbesar kedua setelah AS. Data terbaru ini muncul menurut laporan dari media Rusia Kommersant. 

Peringkat baru Rusia muncul di tengah langkah AS untuk mengenakan pajak dan mengatur penambangan kripto di tingkat negara bagian dan federal, yang menghasilkan lingkungan yang kurang ramah bagi industri di AS.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (25/4/2023), Rusia mengantongi posisi kedua secara global dalam hal kapasitas penambangannya antara Januari dan Maret 2023, sebesar 1 gigawatt (GW), laporan media mengutip BitRiver, penyedia solusi untuk penambangan cryptocurrency.

AS memimpin dengan kapasitas penambangan sebesar 3-4 GW. Lainnya di 10 teratas termasuk Teluk Persia dengan 700 MW, Kanada dengan 400 MW, dan Malaysia dengan 300 MW, kata laporan itu.

Rusia berada di posisi ketiga pada akhir 2021, di atas AS dan Kazakhstan dalam hal kapasitas penambangan bitcoin, mengutip data dari The Cambridge Center for Alternative Finance.

Kegiatan Ilegal Penambangan Kripto di Rusia

Dengan meningkatnya penambangan kripto di Rusia, hal ini tak luput dari kejahatan yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan penambangan. 

Belum lama ini, polisi dan pemasok listrik Rusia telah melakukan penutupan dan membongkar instalasi penambangan kripto ilegal di Siberia dan Rusia Selatan. Dalam salah satu kasus, penyelenggara perusahaan pertambangan dituduh mencuri listrik dalam jumlah besar.

Perusahaan listrik di kawasan itu mengumumkan pada Jumat, 17 Maret 2023, bersama dengan penegak hukum, mereka menyita 66 alat penambang. 

Seorang penduduk desa Nadezhda, yang menempatkan peralatan penambangan kripto di rumahnya dan menghubungkannya ke jaringan listrik, sekarang dapat menghadapi tuntutan pidana karena menjalankan fasilitas bawah tanah tersebut. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temuan Lain

Insinyur listrik memperkirakan itu membakar 954.000 kWh listrik selama lebih dari 6 juta USD 78.000 atau setara Rp 1,1 miliar (asumsi kurs Rp 14.953 per dolar AS). 

Instalasi serupa ditemukan di loteng sebuah sekolah di kota Shelekhov, ketika polisi menanggapi laporan oleh perusahaan listrik setempat tentang konsumsi listrik yang luar biasa tinggi dan kebisingan yang berasal dari atap gedung. 

Petugas menyita 25 unit alat tambang yang dipasang oleh tukang listrik sekolah dan seorang temannya yang merupakan spesialis IT.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat