uefau17.com

Kisah Tragis Dr. Victor Chang, Ahli Jantung Australia yang Tewas Dibunuh Karena Pemerasan - Citizen6

, Jakarta Dr. Victor Chang terpilih menjadi sosok yang ditampilkan oleh Google Doodle pada Selasa (21/11/2023). Pemilihan tanggal tersebut disesuaikan dengan tanggal kelahiran Chang yang lahir pada 21 November 1936 di Shanghai, China.

Andai saja tidak dibunuh di pinggiran kota Sydney lebih dari tiga dekade lalu, ia kini telah menjadi seorang ahli bedah jantung terkenal yang berusia 87 tahun.

Lahir di Tiongkok, Dr. Victor Chang kemudian menjadi salah satu ahli bedah jantung terpenting di Australia, melakukan transplantasi jantung pada anak berusia 14 tahun dan menyelamatkan ratusan nyawa.

Pindah dari Hongkong ke Sydney karena mendapatkan beasiswa kedokteran, ia kemudian bekerja bersama para dokter yang melakukan transplantasi jantung pertama di Australia pada tahun 1968.

Chang melakukan transplantasi jantung pertama yang berhasil di negara itu pada tahun 1984. Sebulan kemudian, dia mengoperasi Fiona Coote yang berusia 14 tahun, yang kemudian menjadi penerima transplantasi jantung yang paling lama bertahan hidup di negara tersebut.

Ia juga dikenal karena mengembangkan katup jantung buatan yang dapat digunakan dalam pembedahan.

Ahli bedah ini dianugerahi penghargaan tertinggi Australia pada tahun 1986 "sebagai pengakuan atas pengabdiannya terhadap hubungan internasional antara Australia dan Tiongkok dan terhadap ilmu kedokteran".

Melansir dari Euronews, Chang dibunuh pada tahun 1991 pada usia 54 tahun dalam upaya pemerasan yang gagal. Tiga tahun kemudian, sebuah lembaga penelitian didirikan atas namanya.

Menurut Institut Penelitian Jantung Victor Chang, kematian ibu Chang pada tahun 1948 akibat kanker payudara memengaruhi pilihannya untuk menekuni kedokteran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejarah transplantasi jantung

Transplantasi jantung manusia ke manusia pertama yang berhasil, dimana jantung pasien digantikan dengan jantung donor, dilakukan oleh Christiaan Barnard pada tahun 1967 di Afrika Selatan.

Penerimanya meninggal sebulan kemudian tetapi transplantasinya dianggap berhasil.

Tahun berikutnya ada sekitar 100 transplantasi jantung yang dilakukan namun tingkat kelangsungan hidupnya rendah, dengan hanya 10 penerima yang bertahan hidup dua tahun kemudian.

Transplantasi jantung pertama di Eropa dilakukan pada bulan April 1968 di rumah sakit Paris la Pitié-Salpêtrière.

Namun pada tahun 1970, transplantasi jantung mengalami penurunan karena penerimanya memiliki “tingkat penolakan dini dan kematian yang tinggi,” menurut sebuah publikasi di jurnal Circulation.

Kemajuan dalam imunosupresi dan perawatan pasien pada dekade yang sama akan meningkatkan hasil kelangsungan hidup.

Lebih dari 8.000 transplantasi jantung dilakukan secara global pada tahun 2021, menurut Global Observatory on Donation and Transplantation.

Namun, permintaan organ manusia lebih tinggi dibandingkan jumlah yang tersedia untuk transplantasi. Lebih dari 150.000 orang Eropa berada dalam daftar tunggu untuk transplantasi organ pada tahun 2018.

Dokter terus mempelajari apakah xenotransplantasi, yaitu transplantasi organ hewan ke manusia, bisa menjadi solusi.

 

3 dari 3 halaman

Kekaguman Dr. Chang pada keluarga donor

Awal bulan ini, orang kedua yang menerima jantung babi hasil rekayasa genetika dalam transplantasi eksperimental meninggal hampir enam minggu setelah operasi.

Para dokter di balik percobaan transplantasi ini berterima kasih kepada pasien Lawrence Faucette karena telah mengizinkan mereka maju dalam mewujudkan xenotransplantasi menjadi kenyataan.

Dalam sebuah video yang mengenang kembali kehidupan Chang, dia terdengar mengatakan bahwa dia mengagumi keluarga donor.

“Di saat krisis, membuat keputusan untuk memberikan kesempatan hidup kepada orang lain, saya pikir itu adalah hadiah terbesar yang dapat Anda berikan kepada orang-orang,” kata Chang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat