uefau17.com

Jokowi Sebut Industri Sawit Jadi Penolong Petani Keluar dari Kemiskinan - Bisnis

, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan industri sawit telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Hasil produksi sawit nasional telah dimanfaatkan untuk berbagai produk makanan sehat, energi baru terbarukan dan produk sehari-hari.

"Sawit telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagi produk makanan sehat, energi baru terbarukan maupun menghasilkan berbabgai produk kebutuhan sehari-hari kita," tutur Presiden Joko Widodo dalam video rekaman di acara Penandatangan Perjanjian Penelitian dan Pengembangan antara BPDPKS dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Jakarta, Kamis (19/8).

Kepala negara ini menyebut industri sawit telah menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Mulai dari membantu peningakatan kualitas kehidupan masyarakat pedesaan, membantu jutaan petani kebun skala kecil keluar dari kemiskinan, memberikan akses pendidikan dan layanan teknolgi informasi.

Presiden Jokowi mengatakan saat ini sudah saatnya masyarakat dunia mengetahui keseriusan Indonesia dalam mengubah industri sawit menjadi lebih baik. Caranya dengan menerapkan prakti-praktik terbaik dan elemen berkelanjutan di berbagai aspek sepanng rantai industri sawit.

"Saya akan terus memastikan industri ini memegang teguh komitmen mengelola sawit dengan berkelanjutan untuk mewujudkan hari esok lebih baik," kata dia.

"Saya yakin dengan industri sawit yang bertanggungjawab dan pengelolaan berkelanjutan kita sambut masa depan yang lebih baik," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Airlangga: Pemerintah Komitmen Replanting 180 Ribu Hektar Kebun Kelapa Sawit Petani

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia menguasai 58 persen pangsa pasar minyak sawit dunia. Dengan jumlah ini seharusnya Indonesia sudah menjadi price leader dan bukan lagi price taker. Hal ini disampaikan dalam Webinar Kontribusi Aktif Kelapa Sawit dalam Mendukung Green Economy Nasional pada Rabu (18/8/2021).

Industri kelapa sawit nasional telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja untuk lebih dari 16 juta pekerja.

“Dengan kata lain, industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi perekonomian masyarakat yang perlu dikawal tidak hanya oleh Pemerintah saja, namun oleh semua komponen masyarakat,” ujar Menko Airlangga.

Pemerintah saat ini terus mengembangkan kebijakan yang mendorong domestic demand dari produk sawit, antara lain melalui pengembangan biodiesel (B30) sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar berbasis fosil. Program B30 telah berkontribusi dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk sekitar 23,3 juta ton karbondioksida (CO2) pada 2020.

Pemerintah berkomitmen untuk mendukung program B30 pada tahun 2021 yang bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga CPO. Dengan target alokasi penyaluran sebesar 9,2 juta KL, komitmen Pemerintah ini dapat menghemat devisa sebesar USD 8 miliar akibat dari berkurangnya impor solar.

Selain itu, pada tahun 2021 ini Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk melakukan peremajaan (replanting) sebanyak 180 ribu hektar kebun kelapa sawit milik petani. Upaya ini dilakukan dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat dengan umur tanaman tua yang produktivitasnya kurang dari 3-4 ton per ha.

Replanting dilakukan dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practices (GAP), sehingga terjadi peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatannya secaraoptimal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat