, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terus tertekan. Pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masuk ke zona 14.000. Bidang usaha apa yang paling terkena dampak jika kurs rupiah terus melemah terhadap dolar AS?
Mulai Selasa pekan ini (8/5/2018), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di zona Rp 14.000. Berdasarkan kurs referensi di Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan di level Rp 14.036 per dolar AS. Sehari sebelumnya masih di level Rp 13.956 per dolar AS.
Di Bank BCA, rupiah juga ditransaksikan di level Rp 14.000. Kurs jual Rupiah di BCA masing-masing Rp 14.046 (e-rate) dan Rp 14.200 di konter. Kurs e-rate digunakan untuk transaksi secara online melalui e-banking.
Advertisement
Baca Juga
Di konter valuta asing, nilai tukar rupiah bahkan telah mencapai Rp 14.000 per dolar AS sejak sepekan lalu. Maklum konter valas biasanya lebih cepat bergerak naik dibandingkan konter bank.
Rupiah melemah terhadap dolar karena para investor di bursa saham dan pasar utang pemerintah menjual kepemilikan mereka. Saat itu mereka melepas rupiah dan mengoleksi dolar AS. Sebab itulah dolar AS menguat, dan sebaliknya rupiah melemah.
Para investor tersebut, umumnya asing, mencari peruntungan baru di AS yang dinilai lebih menarik karena suku bunga acuan akan dinaikkan sebanyak tiga kali dalam tahun ini. Namanya saja negara dengan peraturan devisa bebas, Indonesia tidak bisa berbuat banyak menghalangi investor asing yang berbondong-bondong memindahkan aset keuangannya.
Belum lagi permintaan perusahaan terhadap dolar AS untuk membayar utang kepada lembaga keuangan di luar negeri. Perusahaan tersebut tentu akan mengoleksi dolar dan melepas rupiahnya. Rupiah pun semakin melemah di hadapan Paman Sam (dolar AS).
Bukan pertama kali
Pelemahan nilai tukar rupiah ke zona Rp 14.000 per dolar AS sebenarnya tidak terjadi kali ini saja. Sebelumnya, tiga tahun lalu, tepatnya pada 29 September 2015, nilai tukar rupiah tersungkur hingga Rp 14.728 per dolar AS, melemah dari Januari 2015 yang masih Rp 12.474 per dolar.
Tidak heran jika pelaku ekonomi saat ini dibayang-bayangi masa-masa krisis 1998. Maklum, saat ini, nilai tukar rupiah hanya selisih Rp 2.000 dibanding nilai tukar saat krisis 1998. Pada Juni 1998, rupiah berada di posisi Rp 16.800 per USD, nilai terburuk sepanjang catatan sejarah republik ini.
Padahal setahun sebelum krisis terjadi, tepatnya 1997, rupiah aman di angka Rp 2.400 per USD. Saat itu, pergerakan keterpurukan rupiah berlangsung cepat. Dari Rp 2.400 menjadi Rp 3.200 lalu bergerak ke level Rp 5.500 per USD.
Ketika tanda-tanda krisis muncul, rupiah langsung ambruk ke posisi Rp 15.400 per USD pada Januari 1998. Rupiah sempat mereda ke angka Rp 800 per USD pada Februari-Mei 1998. Namun, kondisi itu ternyata hanya sementara. Badai lebih besar datang dan menghantam rupiah ke level paling buruk, yakni Rp 16.800 per USD pada Juni 1998.
Perbedaannya dengan pelemahan rupiah sekarang, pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi cukup lambat. Pelemahan rupiah tidak terjadi secara ekstrem sehingga para pelaku pasar dan sektor usaha masih bisa menyesuaikan.
Pelemahan kali ini lebih banyak disebabkan oleh pengaruh Amerika Serikat. Para investor asing pun mencari negara tempat beternak atas dana mereka sebagai safe haven baru. Baca juga: Promo Gojek Terbaru: GoRide, GoFood dan Layanan Gojek Lainnya.
Rupiah Sentuh 14.000 per dolar AS, Money Changer Diserbu
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sektor Usaha Paling Rentan
Saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, kamu yang berprofesi sebagai karyawan mungkin tenang-tenang saja. Berbeda halnya dengan pimpinan perusahaan: mereka akan sulit tidur karena pelemahan rupiah akan berdampak kepada keuangan perusahaan.
Jika dibiarkan terus melemah, bisa-bisa perusahaan akan gulung tikar. Pertanyaannya, sektor usaha apa yang paling terkena dampak dari pelemahan rupiah? Saat ini prosesnya masih berlangsung sehingga dampaknya belum begitu jelas diketahui. Cuma kita bisa melihat dampak pelemahan dari pelemahan rupiah yang terjadi dua puluh tahun silam.
Dari riset yang dilakukan peneliti Bank Indonesia pada 1998, secara umum disebutkan, perusahaan yang memiliki sumber daya di dalam negeri yang kuat, berorientasi ekspor, memiliki sumber pembiayaan non-rupiah yang rendah, mereka mampu bertahan jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sedang tertekan. Bahkan perusahaan itu tetap bisa tumbuh positif.
Berikut ini hasil riset yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan tahun 1998. Riset yang dilakukan oleh Noor Yudanto dan M. Setyawan Santoso terasa masih relevan hingga saat ini:
1. Industri pengolahan
Sektor ini memiliki kandungan impor yang tinggi sehingga sangat terpengaruh dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Kegiatan produksi sektor ini menjadi sangat mahal dengan kondisi rupiah yang sedang melemah. Saat bank menaikkan suku bunga kredit, sektor ini juga akan mengalami tekanan baru.
Baca juga: Paket Umroh Murah 2018 Namun Relatif Aman
Advertisement
2. Sektor bangunan/properti
Pelamahan nilai tukar rupiah diperkirakan cukup memukul sektor properti ini, bersama sektor industri pengolahan. Maklum di sektor bangunan ini banyak menggunakan bahan baku impor, terutama perlengkapan pembangunan properti, dan pinjaman non-rupiah. Tekanan dari sisi suku bunga juga cukup besar. Sebab konsumen mengerem membeli bangunan jika suku bunga bank naik.
3. Sektor perdagangan
Pelemahan rupiah cukup berpengaruh terutama pada sektor perdagangan consumer goods, barang-barang mewah, peralatan elektronik, dan barang kebutuhan lain yang puna kandungan impor tinggi. Dari sisi kenaikan suku bunga, sektor ini juga cukup rentan karena memiliki kredit perbankan untuk kegiatan usaha maupun kredit konsumsi oleh konsumen.
Dampak ke enam sektor usaha lainnya, bisa dibaca di blog HaloMoney.co.id.
Terkini Lainnya
Banyak Tawaran Pinjaman Online, Hati-Hati Jebakan Rentenir Online
Ingin Ajukan Kartu Kredit? Kenali Dulu Syarat Umum Ini
7 Rahasia Sukses Mark Zuckerberg yang Wajib Kamu Tiru
Sektor Usaha Paling Rentan
2. Sektor bangunan/properti
Rupiah Melemah
HaloMoney.co.id
Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Swiss Percaya Diri Jinakkan Tim Tiga Singa Inggris
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Timnas Inggris Temui Lawan Berat di Babak Perempat Final Euro 2024
Copa America 2024
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Lewat Relawan Rindu, Milenial Indramayu Punya Wadah Sampaikan Aspirasi Jelang Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bacagub NTB Lalu Muhamad Iqbal Bertemu Kaesang
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya
10 Provinsi dengan Jumlah Lowongan Kerja Terbanyak
Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, D3 hingga S1, Cek Syaratnya
Populer
Cegah Pungli, 59 Pelabuhan Target Terapkan Gerbang Otomatis pada Akhir 2024
Mau Bebas Bayar PBB Harus Perbarui Data NIK Wajib Pajak, Begini Caranya
Shopee Bagikan Tren Produk Lokal Paling Dicari Pengguna di Berbagai Daerah Indonesia
Bos Garuda Indonesia: Kita Sudah Jadi Perusahaan Untung pada 2023 Seperti Janji saat PKPU
Pedagang Pasar Protes soal Larangan Jualan Rokok 200 Meter dari Zona Sekolah
Jadi Megaproyek Perdana, Donald Trump Mau Bangun Gedung Mewah di Arab Saudi
Bukan Digantikan TKA China, Ini Kata Pengusaha soal PHK Induk TikTok Shop
SKK Migas Bidik 133 Proyek Non PSN pada 2029, Segini Nilainya
China Perketat Aturan Tambang Tanah Jarang, Berlaku Mulai 1 Oktober 2024
Potensi Transaksi BSI International Expo 2024 Capai Rp 110,2 Miliar, Buyer Mesir Ambil Peluang
Ketua KPU
Harga Kekayaan Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Dipecat Usai Kasus Tindak Asusila Terbongkar
DKPP Pecat Hasyim Asy'ari, KPU Diminta Berbenah untuk Pilkada 2024
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Harus Rela Lepas Gaji Segini Usai Dipecat Gara-Gara Tindak Asusila
Diberhentikan DKPP Karena Kasus Asusila, Hasyim Asy'ari: Terima Kasih Telah Membebaskan Saya dari Tugas Berat KPU
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Berita Terkini
VIDEO: Terbukti Melanggar Etik, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Diberhentikan Sebagai Ketua KPU
Rupiah Perkasa Hari Ini, Ekonomi AS jadi Penolong
Pengantin Minta Fotonya Diedit, 6 Hasil Buatan Netizen Ini Totalitas Bikin Kagum
33 Negara Ikut International Mayors' Forum 2024 di Jakarta, Diskusi Pemerintah Kota untuk Percepat Pembangunan Berkelanjutan
Tarif Batas Atas Tak Naik 5 Tahun, Biaya Operasional Garuda Indonesia Jebol
Jurus BEI Antisipasi Risiko Liquidity Provider untuk Saham
Puasa Muharram Tasu’a dan Asyura 2024: Dalil, Keutamaan, Jadwal, Niat dan Tata Caranya
7 Potret Sandy Kristian, Peserta Clash of Champions dengan IPK 5,0
Alasan Rain Enggan Pakai Pemeran Pengganti di Drakor Red Swan, Malu Kalau Magabut
Ada SBY di Line Up Konser Pestapora 2024, Segini Daftar Harga Tiketnya
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Jerman dan AS Ramai-Ramai Pindahkan Aset Kripto, Nilainya Fantastis
Kredit Macet LPEI Tembus Rp 32 Triliun, Apa yang Salah?
Pemuda Muhammadiyah Pekanbaru Tak Menyangka Dapat Umrah Gratis dari Bobby Nasution
Potensi Transaksi BSI International Expo 2024 Capai Rp 110,2 Miliar, Buyer Mesir Ambil Peluang