, Jakarta - Selain mudah digunakan, Google Chrome juga menyediakan beragam fitur tambahan yang dapat dipasang sesuai kebutuhan pengguna.
Namun, popularitasnya membuatnya menjadi target empuk bagi para hacker dan penyebar malware yang ingin mengeksploitasi celah keamanan di dalamnya.
Tapi jangan khawatir, Google tidak tinggal diam. Mereka terus memperbarui celah keamanan di Google Chrome agar data pengguna tetap aman dan tidak jatuh ke tangan penjahat siber.
Advertisement
Terutama untuk pengguna bisnis, Google memberikan peningkatan keamanan melalui Chrome Enterprise Premium (Google Chrome berbayar).
Browser versi baru ini hadir dengan keamanan tingkat tinggi yang dapat memberikan perlindungan data yang lebih aman saat pengguna sedang online.
Chrome Enterprise Premium hadir dengan dua opsi, yaitu Core (gratis) dan Premium (berbayar). Apa bedanya?
Opsi berbayar dilengkapi dengan fitur pencegah kehilangan data dan pemindai malware yang lebih mendalam.
Sementara itu, opsi gratisnya tetap menawarkan perlindungan umum terhadap phishing dan malware. Namun, Google tidak melupakan pengguna Chrome standar.
Mereka juga menguji fitur keamanan baru yang memberikan pengguna kontrol lebih besar atas situs mana yang dapat mengakses mouse dan keyboard mereka.
Meskipun terlihat sebagai fitur kecil, hal ini sangat bermanfaat dalam membatasi akses pelaku kejahatan terhadap informasi sensitif pengguna. Jadi, tidak perlu khawatir menggunakan Google Chrome.
Dengan peningkatan keamanan yang terus dilakukan Google, pengguna dapat menjelajahi internet dengan aman dan nyaman.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Google Akan Menghapus Semua Jejak Pencarian Pengguna Chrome Mode Incognito
Google akan menghapus 'miliaran data' yang diperoleh secara tidak sah dari pengguna Chrome Incognito.
Selain itu, perusahaan juga akan menjadi lebih transparan tentang pengumpulan data dan akan menjaga pengaturan yang memblokir cookies pihak ketiga di Chrome secara default selama lima tahun ke depan.
Langkah ini diambil oleh Google sebagai respons terhadap gugatan class action yang diajukan terhadap perusahaan terkait pelacakan pengguna Incognito oleh Chrome.
Gugatan ini diajukan pada tahun 2020 dan mengharuskan Google membayar ganti rugi sebesar USD 5 miliar atau sekitar Rp 79,6 triliun.
Gugatan tersebut menuduh Google telah menyesatkan pengguna Chrome tentang fitur Incognito.
Meskipun perusahaan mengklaim telah memberi tahu pelanggan bahwa informasi mereka bersifat pribadi, mereka tetap memantau aktivitas pengguna.
Advertisement
Google Digugat Pengguna Chrome
Google mempertahankan praktiknya dengan mengklaim telah memberi peringatan kepada pengguna Chrome bahwa mode Incognito "tidak berarti 'tidak terlihat'" dan situs masih dapat melihat aktivitas mereka.
Dikutip dari Engadget, pada Selasa (2/4/2024), gugatan tersebut awalnya menuntut ganti rugi sebesar USD 5.000 (sekitar Rp 79,6 juta) per pengguna atas dugaan pelanggaran terkait penyadapan telepon federal dan undang-undang privasi California.
Google berusaha melawan gugatan tersebut, namun upayanya gagal. Hakim Lucy Koh memutuskan pada tahun 2021 bahwa perusahaan "tidak memberi tahu" pengguna bahwa mereka masih mengumpulkan data saat mode Incognito aktif.
Gugatan tersebut mencakup email, yang pada akhir tahun 2022 secara publik mengungkapkan sejumlah kekhawatiran perusahaan mengenai privasi palsu dalam mode Incognito.
Pada tahun 2019, Chief Marketing Officer Google, Lorraine Twohill, menyarankan kepada CEO Sundar Pichai bahwa istilah "private" adalah istilah yang salah untuk mode Incognito pada Google Chrome karena dapat memperburuk kesalahpahaman.
Google Tingkatkan Fitur AI di Google Chrome
Sebelumnya, Google membawa pendekatan AI ke proses belajar guru dan siswa. Dengan teknologi AI ini, Google berupaya meningkatkan fitur untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan aman.
Melalui blog perusahaan, Google menyebut ada beberapa cara yang kini tersedia agar siswa dan guru lebih mudah mengakses sesi belajar dan mengajar bersama Google.
Pengguna kini bisa mengekstrak teks dari PDF menggunakan Optical Character Recognition (OCR) di ChromeOS.
Mode membaca di browser Google Chrome juga mendapatkan fitur baru yang bermanfaat, seperti kemampuan untuk menyorot teks, membaca teks dengan lantang, dan suara (text-to-speech) yang terdengar lebih alami. Fitur-fitur ini akan membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Selain itu, dalam blognya disebutkan, Google menambahkan 30 bahasa lagi untuk fitur Closed Caption (CC) di Google Meet yang secara otomatis dapat menerjemahkan percakapan ke dalam teks.
Host juga bisa menempatkan beberapa video tiles pada saat yang bersamaan di tampilan layar utama bagi seluruh peserta yang menghadiri sebuah sesi pertemuan.
Fitur baru Google Chrome ini membantu, layaknya saat sedang melakukan presentasi dengan penerjemah bahasa isyarat.
Advertisement
Infografis Fakta Fenomena Ngemis Online di Media Sosial. (/Abdillah)
Terkini Lainnya
Google Akan Menghapus Semua Jejak Pencarian Pengguna Chrome Mode Incognito
Google Digugat Pengguna Chrome
Google Tingkatkan Fitur AI di Google Chrome
Infografis Fakta Fenomena Ngemis Online di Media Sosial. (Liputan6.com/Abdillah)
Google
Google Chrome Berbayar
Fitur Google Chrome Berbayar
Google Chrome
Chrome
Browser
Chrome Enterprise Premium
Perbedaan Google Chrome Berbayar dengan Versi Gratis
TOPIK POPULER
TIPS TEKNO
3 Rekomendasi Gadget untuk yang Doyan Traveler, Apa Saja?
HP Xiaomi Lemot setelah Update ke HyperOS? Matikan Fitur ini Sekarang
Cara Bikin CV Anti Gagal dalam Hitungan Menit Pakai ChatGPT, Biar Gampang Cari Kerjaan
Populer
Ini Strategi Kominfo dan ASIOTI untuk Dorong Inovasi IoT di Indonesia
Model 'Bayar atau Izinkan Iklan' Facebook dan IG Dinilai Langgar Aturan Uni Eropa
3 Perangkat Pintar Samsung Ini Bisa Menjaga Udara Rumah Tetap Bersih meski Ada Anabul
Waspada Pilah Informasi, Konten Deepfake di Media Sosial Dapat Timbulkan Kerugian
Kebocoran Data Instansi Pemerintah Mungkin Tak Terkait Serangan Ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara
Data Diduga Milik Kominfo Bocor, Dijual Rp 1,9 Miliar di BreachForums
Sambut Peluncuran Zenless Zone Zero, HoYoverse Rilis Lagu Bareng DJ Tiesto
12 HP Samsung Galaxy bakal Dapat Update Android 15 untuk Terakhir Kalinya
SnackVideo Gaet Kreator Konten Daerah untuk Menginspirasi Orang Indonesia
Assassin's Creed Mirage di iPhone 15 Pro Max: Seperti Apa Pengalaman Main Game Konsol di Genggaman?
Euro 2024
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Hasil Euro 2024: Segel Perempat Final, 2 Gol Mantan Bek Juventus Antarkan Turki Sikat Austria
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Jangan Biarkan Pelek Sepeda Motor Peyang, Akibatnya Bisa Fatal
3 Ribu Polisi Siap Amankan Suroan dan Suran Agung di Madiun 6-7 Juli 2024, Pesilat Diimbau Tertib
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi Besar
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah
Gejala Awal Hepatitis pada Anak Sering Disepelekan, Apa Saja?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Stablecoin USDT jadi Pembayaran Program Asuransi di Filipina
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Polri Bantah Ada Masalah Koordinasi dan Supervisi dengan KPK, Ini Buktinya
Geger Anak di Bawah Umur Dinikahi Pengurus Pesantren Tanpa Izin Orangtua, Kiai Said Aqil: Jangan Digeneralisir, Itu Oknum