uefau17.com

6 Fakta Bung Tomo, Pahlawan dari Surabaya yang Wafat di Padang Arafah - Surabaya

, Surabaya - Salah satu pahlawan yang berjasa pada Kota Surabaya ialah Bung Tomo. Dia memberikan kobaran semangat yang mampu mendorong Arek-Arek Suroboyo untuk menghadapi dan mengusir penjajah Belanda.

Bung Tomo menjalankan aksi itu dengan memperdengarkan secara lantang pidatonya yang inspiratif, berapi-api, dan menggelora di hadapan rakyat Surabaya. Lalu, sebenarnya siapakah Bung Tomo itu? Bagaimana perjuangannya?

Berikut ini, menelusuri dari berbagai sumber mengenai hal-hal terkait dengan Bung Tomo.

1) Bung Tomo memiliki nama lengkap Sutomo, ia lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Bung Tomo adalah pahlawan yang dikenal sebagai penyemangat rakyat Surabaya dalam melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA.

2) Pertempuran itu berakhir dengan adanya peristiwa 10 November 1945. Walaupun rakyat Indonesia kalah dalam pertempuran tersebut, tetapi rakyat berhasil membuat penjajah mundur. Selanjutnya, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

3) Mengutip suarasurabaya.net, pada 18 September 1945, terjadi perobekan bendera merah-putih-biru di Hotel Oranje, hal itu karena Arek-Arek Suroboyo beserta Bung Tomo geram dengan adanya pengibaran bendera Belanda tersebut. Namun, sampai saat ini tidak diketahui siapa saja orang yang telah melakukan perobekan tersebut.

4) Bung Tomo menggunakan media elektronik Radio Republik Indonesia (RRI) untuk mengkomunikasikan orasi perjuangannya agar sampai ke seluruh penjuru daerah. Melalui siarannya itu pula, ia melancarkan agitasi dan propagandanya.

5) Pidato Bung Tomo sempat diperdengarkan di Jawa Timur oleh salah satu capres 2019, menyebutkan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia adalah hasil perjuangan semua kalangan masyarakat tanpa membedakan suku, dan agama.

6) Pada 7 Oktober 1981, Bung Tomo meninggal di Padang Arafah, ketika ia sedang menjalankan ibadah haji. Jenazahnya diterbangkan kembali ke tanah air dan dimakamkan di TPU Ngagel Surabaya. Gelar ‘Pahlawan Nasional’ diserahkan kepada Bung Tomo pada 10 November 2008.

Itulah alasan mengapa Bung Tomo kemudian diberi gelar pahlawan nasional. Jasa-jasanya begitu berarti bagi bangsa ini.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat