uefau17.com

Jejak Langkah Ismail Marzuki dalam Serial Musikal Payung Fantasi, Penuh Aransemen Indah! - ShowBiz

, Jakarta Serial Musikal Payung Fantasi yang menceritakan kisah hidup sang maestro musik, komposer, dan Pahlawan Nasional Ismail Marzuki akan bisa disaksikan. Serial yang terinspirasi dari karya musik Ismail Marzuki ini terdiri dari enam episode dan akan ditayangkan di kanal YouTube IndonesiaKaya mulai tanggal 26 dan 27 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB. Serial Musikal Payung Fantasi ini merupakan hasil kolaborasi IndonesiaKaya dengan Garin Nugroho dan BOOW Live.

"Berangkat dari kesuksesan di tahun 2021 melalui Serial Musikal Nurbaya yang telah disaksikan lebih dari 20 juta penonton di kanal YouTube IndonesiaKaya, juga antusiasme dari masyarakat, serta pencinta seni, kami menghadirkan dan memproduksi serial musikal lainnya," ungkap Program Director IndonesiaKaya Renitasari Adrian yang hadir dalam penayangan eksklusif Serial Musikal Payung Fantasi di XXI Plaza Indonesia, Senin (24/10/2022).

Renitasari berharap dengan diangkatnya kisah Ismail Marzuki diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam format serial musikal yang bertajuk Payung Fantasi.

"Semoga sajian ini dapat diterima dengan baik dan memperoleh apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni dari berbagai wilayah di Indonesia,” harapnya.

Lakon Ismail Marzuki

Ismail Marzuki atau Maing merupakan seorang komposer yang sangat aktif dan produktif. Ia lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Sudah ratusan karyanya yang tak pernah padam, hingga kini. Guratan lirik yang penuh nuansa nasionalis cum romantis, syair yang indah, melodi yang syahdu, memiliki nilai keabadian yang tinggi.

Memulai karir bermusiknya saat ia bergabung dengan Lief Java dan menciptakan lagu O, Sarinah. Lagu ditulis dalam bahasa Belanda dan menjadi simbol ketertindasan masyarakat Indonesia di era penjajahan sekaligus menjadi sebuah penghargaan pada kehidupan warga yang sederhana. 

Dalam bermusik, komposer yang mendapat julukan Buaya Keroncong dari Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.

Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail Marzuki wafat di Kampung Bali, Tanah Abang dalam usia 44 tahun. Meski raganya sudah tiada, namanya masih harum dalam dunia seni di Indonesia. Bahkan, namanya diabadikan menjadi nama pusat seni yang ada di Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Dan berkat karya-karyanya yang menggabungkan sisi nasionalisme dan romantisme, ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Suguhkan Keindahan Aransemen

Tampilan visual Serial Payung Fantasi mampu memanjakan mata dan telinga dari para pencinta musik dan seni tanah air. Melalui serial enam episode ini, lebih dari 25 karya sang maestro Tanah Air dibawakan dengan apik oleh para pemain.

Kita bisa merasakan keindahan aransemen dari lagu-lagu Ismail Marzuki yang menyentuh sisi romantisme kehidupan, yaitu Seperti Jauh di Mata, Payung Fantasi, Juwita Malam, Dari Mana Datangnya Asmara, Sepasang Mata Bola, Sabda Alam, Melati Tapal Batas, Sapu Tangan dari Bandung Selatan.

Selain itu, ada pula karya-karya dalam balutan nasionalisme, seperti Gagah Perwira, Indonesia Pusaka, Datang Pahlawan Muda, Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, dan juga O, Sarinah.

Dalam penayangan eksklusif tanggal 24 Oktober 2022, dua episode awal sudah ditayangkan. Dari dua episode tersebut, kita bisa merasakan bagaimana nuansa era pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Kita juga disuguhkan secara apik problematika kehidupan musisi pra kemerdekaan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, penggambaran dari setiap perannya sangat kuat, membuat kita yang menyaksikannya cukup relate dengan apa yang terjadi pada masa itu. Dan yang menjadi kunci adalah bagaimana aransemen yang indah dari setiap lagu Ismail Marzuki. Melalui aransemen tersebut, karya-karya sang maestro mampu mencapai keabadiannya.

3 dari 5 halaman

Proyek Kolaborasi Berbagai Pihak

Serial Musikal Payung Fantasi ini merupakan proyek kolaborasi dengan banyak pihak, antara lain beberapa produser seperti Billy Gamaliel, Bayu Pontiagust dan Fia Cinte. Proyek ini juga menggabungkan teknik panggung dan teknik film dengan arahan Pasha Prakasa yang berperan sebagai sutradara teater, Naya Anindita sebagai sutradara film, dan Chriskevin Adefrid bersama Teguh Yasa Abratama sebagai penulis naskah.

Dari segi musik ada Ivan Tangkulung sebagai penata vokal dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) sebagai konsultan vokal dan musik. Mereka merupakan orang di balik lantunan suara indah nan musik yang memanjakan telinga sepanjang cerita ini. Serial musikal ini juga semakin semarak dengan hadirnya koreografi indah karya Ufa Sofura.

Perjalanan yang berawal dari panggung beralih ke ranah virtual, hingga diproduksi sebuah film menjadi pengalaman baru bagi hampir sebagian besar yang terlibat dalam proyek ini. Namun, walau sebagai pengalaman baru, Serial Payung Fantasi mampu memberikan pengalaman yang menawan bagi siapapun yang menyaksikannya.

Pasha Prakarsa selaku sutradara teater mengungkapkan bahwa ragam karya Ismail Marzuki memiliki lirik yang sederhana namun sarat makna. Ia pun menambahkan bahwa karya-karya sang maestro membuat proses adaptasi dari kisah yang ada di buku, lirik lagu, serta notasi musik dapat mengalun mudah untuk diimajinasikan serta menyenangkan dijadikan tarian.

"Para pemain pun memberikan energi yang luar biasa sehingga proses produksi serial musikal ini berjalan dengan lancar. Dalam produksi ini, saya juga berkolaborasi dengan Naya Anindita selaku sutradara film untuk memberikan suguhan yang memanjakan mata bagi para penikmat seni,” ujarnya.

Naya Anindita yang merupakan sutradara proyek ini hadir dalam penayangan eksklusif Serial Musikal Payung Fantasi mengatakan bahwa proses kreatif Serial Musikal berkisah tentang Ismail Marzuki jauh lebih matang dibanding Nurbaya.

“Kebanyakan dari kami mencari formula menggabungkan film dan teatrikal. Dan di serial musik ini, kita sudah tahu porsi film seperti apa dan porsi teater seperti apa. Perubahan dibanding sebelumnya, jauh lebih sehat,” ungkapnya.

4 dari 5 halaman

Dimulai Sejak Januari 2022

Proses panjang telah dilalui untuk melakukan produksi Serial Musikal Payung Fantasi. Sejak Januari 2022, sudah dimulai audisi secara daring dengan tajuk "Mentjari Bang Maing dan Djoewita," yang diikuti oleh 250 pendaftar dari berbagai wilayah di luar pulau Jawa seperti Bali dan juga mencakup wilayah Indonesia Timur.

Setelah proses audisi yang cukup panjang dan dilakukan secara hybrid, terpilihlah 29 peserta untuk ikut meramaikan produksi Serial Musikal Payung Fantasi. Salah duanya yang menjadi pemeran utama adala Gusty Pratama dan Mariska Setiawan.

Dalam kesempatan ini, Gusty Pratama yang hadir dalam penayangan eksklusif Serial Musikal Payung Fantasi mengungkapkan rasa gembiranya. Pria yang berperan sebagai Ismail Marzuki itu menceritakan bahwa ketika lolos audisi, mendapatkan banyak pelajaran berharga dari para mentor profesional.

"Sangat bangga bisa memerankan sosok Ismail Marzuki, dengan melakukan pendalaman kurang lebih dua bulan. Semoga sajian musikal ini dapat menarik dan mengena di hati generasi muda," ungkapnya dengan sumringah.

“Walau terdapat tantangan karena karakter sangat beda dengan diri saya, tapi banyak pelajaran yang didapat. Seperti merasa vokal dan yakin dengan apa yang dilakuin. Mendobrak tembok diri sendiri untuk bisa menjadi Maing,” tambahnya.

Serial Musikal Payung Fantasi juga diisi oleh penampilan dari Mariska Setiawan sebagai Eulis Andjung, seorang penyanyi sopran asal Surabaya yang pernah terlibat dalam berbagai pertunjukan musik klasik.

Mariska Setiawan juga menyampaikan tantangannya dalam serial musikal ini. Ia mengatakan bahwa ini kali pertamanya terjun secara langsung ke dunia keaktoran. Selain itu, ia yang termasuk dalam wanita modern dan milenial, harus memerankan wanita di era 40-an, ada lintas generasi dan budaya menjadi tantangan.

“Di sini ada pelajaran, bahwa perempuan merupakan sosok yang sangat mulia dan pantas mendapatkan tempat yang terhormat,” katanya.

Selain itu, juga dimeriahkan beberapa tokoh yang menjadi cameo, seperti Sal Priadi sebagai Syaiful Bahri, Afgan sebagai Bing Slamet, Daniel Adnan sebagai Perwira Belanda, dan juga Titiek Puspa sebagai Eyang Putri. Penasaran dengan Serial Musikal ini, nonton video Serial Musikal Payung Fantasi di YouTube Indonesia Kaya.

5 dari 5 halaman

Infografis

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat