uefau17.com

Kinerja Keuangan Korporasi di Amerika Serikat Membaik - Saham

, Jakarta - Analis menyerukan tren resesi korporasi di Amerika Serikat (AS) telah berakhir. Hal ini merujuk pada sebagian besar perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan hasil laporan keuangan kuartal akhir 2020.

Dilansir dari CNN, Jumat (5/3/2021), 96 persen perusahaan Amerika Serikattelah melaporkan laporan keuangan untuk kuartal IV-2020. Menurut estimasi terbaru analis John Butters, laba perusahaan di S&P 500 tumbuh 3,9 persen pada kuartal IV. Itu menandai peningkatan tahun ke tahun pertama sejak akhir 2019.

CEO The Earnings Scout, Nick Raich mengatakan secara blak-blakan resesi laba sudah berakhir. Sebelumnya, ekonomi AS tumbuh sebesar 4,1 persen yoy pada kuartal keempat di tengah angka COVID-19 yang terus meningkat. 

Dibandingkan kuartal sebelumnya, angka ini melambat, tetapi mengingat penyebaran COVID-19 yang masih tinggi, capaian tersebut relatif kuat. Pendapatan Amerika Serikat pun diprediksi turun 11 persen.

Kendati begitu, ada angin segar dari pasar properti, khususnya perumahan yang tengah berkembang pesat dan tingkat investasi bisnis yang sehat. Seperti perusahaan perumahan, Lowe's yang melaporkan pertumbuhan penjualannya sebesar 28 persen pada kuartal IV. 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prospek 2021

Selain itu, ada penjualan Home Depot (HD) juga melonjak 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski berpotensi turun saat kehidupan kembali normal, sebagian perusahaan optimistis dengan keadaan masa depan. Menurut FactSet, analis memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dua digit untuk keempat kuartal 2021. 

"Prospek untuk 2021 cukup positif untuk mendorong peningkatan yang cukup besar dalam perkiraan. Mungkin pertanda pendapatan yang lebih baik di masa depan," kata ahli strategi Keuangan LPL Jeffrey Buchbinder. 

Keyakinan inilah yang menjadi salah satu alasan utama pelaku pasar Wall Street berpikir saham dapat terus berkinerja kuat. Bahkan ketika kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah memberi tekanan pada aset berisiko.

Ada beberapa faktor yang dapat menguntungkan perusahaan. Salah satunya paket stimulus besar dan kuat lainnya diharapkan terjadi di Amerika Serikat akhir bulan ini.

Di sisi lain, dolar Amerika Serikat yang lebih lemah akan membantu perusahaan multinasional meningkatkan nilai penjualan dan keuntungan internasional.

Namun, Buchbinder menunjukkan dua kemungkinan masalah. Pertama, pendapatan cenderung kurang dari perkiraan konsensus di sebagian besar tahun, meskipun tahun ini mungkin berbeda Kedua, COVID-19 masih membawa risiko.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat