uefau17.com

Nestapa Keluarga Renta di Sukabumi dalam Rumah Tua yang Nyaris Ambruk - Regional

, Sukabumi Di tengah wacana kemajuan Kota Sukabumi dengan perkembangan akses jalan tol dari Ibu Kota, masih terdapat rumah warga yang tak layak huni. Rumah itu ditempati Yadi Suryadi (52) bersama sang ibu, Onih yang memasuki usia senja 90 tahun.

Rumah tak layak huni itu berlokasi di Kampung Cisarua RT 02/04, Kelurahan Tipar, Kota Sukabumi, Yadi membutuhkan uluran tangan untuk biaya pengobatan dan pembenahan rumahnya. 

Rumah dengan ukuran kurang lebih 60 meter persegi itu terlihat kumuh dan tak terawat. Bagian plafon rumah nyaris ambruk. Yadi mengaku dibayang-bayangi ketakutan saat hujan deras turun. Saat disambangi, dia tampak kesulitan untuk melihat. 

Bukan tak ingin untuk memperbaiki rumah tak layak huni (Rutilahu) tersebut dan memulihkan kesehatannya, Yadi menuturkan, kondisi yang mengalami kesulitan melihat, membuat ia tak dapat bekerja.

"Saya hidup berdua dengan ibu saya yang sudah lanjut usia. Keseharian saya hanya pengangguran, tidak bekerja karena kondisi kurang bisa melihat. Di tambah saya harus mengurus ibu yang sudah berusia 90 tahun. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk biaya keseharian saja kami mengalami kesulitan," ungkap Yadi, Rabu (29/5/2024). 

Dia mengatakan, saat hujan turun, rumahnya kerap digenangi banjir. Atap rumahnya sudah lapuk karena termakan usia. Dia tak bisa berbuat banyak, hanya dapat bertahan dan berharap atap itu tak ambruk, sambil mengurus ibunya. 

"Ya, kalau turun hujan sering terjadi banjir. Selain itu, saya pun khawatir atap rumah ambruk. Tapi mau bagaimana, untuk kondisi saat ini sepertinya tidak bisa melakukan perbaikan rumah. Jadi hanya bisa bertahan di sini saja," tuturnya. 

Rumah itu sudah ditinggali sejak 1980. Namun, karena cuaca hujan disertai angin kencang yang terjadi dalam empat bulan terakhir, memperparah kondisi bangunan tersebut. Besar harapan Yadi mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari pemerintah. 

"Jujur kami was-was dengan kondisi rumah seperti ini," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Pengajuan Bantuan Perbaikan Rumah

Lurah Tipar, Cecep Kuswandi M mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya mengajukan bantuan perbaikan rumah Yadi. Namun, perbaikan rumah tak layak huni itu tidak bisa dilakukan sepenuhnya. 

"Kami sudah lama mengajukan perbaikan rumah tersebut, tapi kan namanya bantuan Rutilahu (rumah tak layak huni) anggarannya cukup minim paling sebesar Rp20 juta. Sehingga, dengan kondisi luas rumah tersebut tidak bisa semuanya diperbaiki," ujar Cecep. 

Dia menyebut, pada 2021 silam, Yadi sempat akan mendapatkan bantuan perbaikan. Namun, pihak keluarga menolak karena tidak ada untuk swadaya untuk pengerjaan pembangunan. Sehingga, bantuan dialihkan untuk pembangunan rutilahu warga lainnya. 

"Sebetulnya 2021 lalu mau ada bantuan, karena pihak keluarga tidak ada swadayanya sehingga harus dialihkan kepada warga lainnya. Karena memang pemilik rumahnya saat ini tidak bekerja," jelasnya. 

Kendati demikian, lanjut dia, pihak keluarga setiap tiga dan enam bulan sekali mendapatkan bantuan sembako dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Sukabumi. Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun sudah menyalurkan terpal untuk menutup plafon rumah sementara waktu. 

Cecep mengatakan, usai berkoordinasi dengan Pemkot, rumah Yadi akan diperbaiki melalui anggaran perubahan APBD Kota Sukabumi.

"Ya, informasinya sudah masuk pada anggaran perubahan nanti tapi sekali lagi dari bantuan tersebut tidak bisa memperbaiki bangunan rumah semuanya karena anggarannya terbatas," ujarnya. 

Terpisah, Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji membenarkan, pihaknya akan memberikan bantuan bagi keluarga Yadi. Anggaran perbaikan rumah Yadi itu direncanakan masuk dalam anggaran perubahan. 

Kusmana menjelaskan, penyaluran bantuan bagi rumah yang terdampak bencana sudah separuhnya disalurkan melalui Dinas Sosial, Baznas, DKP3 hingga BPBD Kota Sukabumi. 

"Karena di kelurahan yang sama ada tiga titik memerlukan pembangunan kembali pasca bencana. Pada alokasi anggaran murni, baru dua titik. Rutilahu (rumah Yadi) ini mudah-mudahan bisa di perubahan karena luasannya agak luas," jelasnya.

 

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat