uefau17.com

Ibadah Utama Sya'ban, Bulan Ketika Malaikat Laporan Amal Perbuatan Manusia - Regional

, Jakarta - Bulan Sya’ban merupakan bulan mulia yang diapit juga oleh dua bulan mulia lainnya, Rajab dan Ramadan.

Nabi Muhammad SAW memuliakan bulan Sya’ban dengan menambah amalan ibadah pada bulan ini. Berikut ini amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Sya’ban terutama pada malam Nishfu Sya’ban.

1. Berpuasa

Rasulullah Saw selalu berpuasa di bulan Syaban. Hal ini karena beliau ingin saat Malaikat melaporkan amal perbuatannya, dalam keadaan sedang berpuasa. Selain itu, bulan Sya’ban ini merupakan bulan latihan dan persiapan menyambut bulan Ramadan. Oleh sebab itu, berpuasa pada bulan ini mengandung maksud agar kita tidak terasa berat ketika menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

Dari Aisyah ra berkata: “Saya tidak pernah mengetahui Nabi Saw puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui dia lebih banyak berpuasa dari pada di bulan sya’ban”. (HR. Bukhari: 1969, Muslim: 782).

2. Memperbanyak Doa

Selain memperbanyak puasa, pada bukan Sya’ban ini kita dianjurkan untuk banyak berdo’a kepada Allah Swt. Sebab, doa yang dipanjatkan di malam Nisfu Sya’ban akan diterima oleh Allah.

Hal ini berdasarkan hadis riwayat al-Imam al-Baihaqi dari Usman bin Abi al-’Ash dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Apabila datang malam Nisfu Sya’ban, ada pemanggil (Allah) berseru: Apakah ada orang yang memohon ampun dan Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta dan Aku akan memberinya? Tidak ada seseorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik”.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memohon Ampun kepada Allah

3. Memohon Ampun Kepada Allah

Pada malam Nishfu Sya’ban Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang bermusuhan. Oleh sebab itu, pada bulan ini dianjurkan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.

Hal ini berdasarkan hadis riwayat al-Imam al-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu’adz bin Jabal dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Allah Swt melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.”

4. Melaksanakan Salat Sunah

Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin jilid 1 halaman 203 menerangkan waktu dan tata cara salat pada malam nisfu Sya’ban. Menurutnya pelaksanaan salat sunah Sya’ban dilakukan pada malam kelima belas bulan Sya‘ban.

Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam.

Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat salat sebanyak 10 rakaat.

Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya dan kemungkinan dilakukan secara berjamaah.

 

3 dari 4 halaman

Memperbanyak Salawat

5. Memperbanyak Baca Salawat

Bulan Sya’ban disebut sebagai Syahru sholaati ‘ala Nabiyi shalallahu alaihi wassalam, yaitu bulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Di bulan Sya’ban ini, Allah SWT menurunkan ayat yang memerintahkan untuk bersholawat dan menyampaikan salam kepada Rasulullah.

Ayat yang dimaksud yaitu Surat Al Azhab 56: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

 

 

4 dari 4 halaman

Memperbanyak Membaca Al-Qur'an, Terutama Surat Yasin

6. Membaca Surat Yasin atau yang Lainnya

Mengutip buku Keutamaan dan Ibadah Malam Nishfu Sya’ban karya Muhammad Juriyanto, Lc bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki menyebutkan, seseorang yang membaca surat Yasin atau surat lain dari al-Qur’an karena Allah dan disertai dengan niat mencari keberkahan umur, keberkahan harta, keberkahan kesehatan, maka tidak ada dosa baginya.

Justru ia telah menempuh jalan kebaikan dalam rangka memenuhi hajatnya tersebut. Kita tidak dilarang menyelipkan permintaan dan hajat apa pun, baik dunia atau akhirat, dhahir atau batin, pada saat beribadah kepada Allah.

Dalam rangka menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, kaum muslim khususnya di Nusantara berkumpul di masjid-masjid atau surau-surau untuk berzikir dan membaca Yasin 3 kali secara berjemaah. Pada setiap bacaan Yasin, terdapat permohonan berbeda yang dipanjatkan kepada Allah. Pada bacaan Yasin pertama, memohon panjang umur serta mendapat taufik untuk menjalankan ketaatan.

Bacaan Yasin kedua, memohon perlindungan diri dari mara bahaya, penyakit-penyakit dan niat melapangkan rezki. Sedangkan ketiga untuk meraih kekayaan hati dan khusnul khatimah.

Semua rangkaian bacaan ini dengan segala permohonan yang dipanjatkan termasuk amal perbuatan yang dianjurkan dan disyariatkan. Karena hal ini termasuk dalam tawassul dengan amal shalih dan al-Qur’an untuk mendapatkan hajat tertentu. Dan semua ulama’ sepakat tentang kebolehan bertawassul dengan amal shalih dan al Qur’an untuk keperluan dan hajat tertentu.

 

Penulis: Khazim Mahrur

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat