, Cilacap - Kala itu, malam semakin dingin, waktu menunjukkan pukul 23.23 WIB. Kendati hari hampir berganti, aktivitas di Gang Jalan Puncak itu seolah baru saja dimulai. Ini adalah lokalisasi prostutisi, pusatnya bisnis esek-esek di Majenang, Cilacap, Jawa tengah.
Perempuan-perempuan berbusana irit duduk santai di warung malam dan di bilik-bilik rumah di bawah temaram lampu remang-remang.
Terlihat bayangan mereka berbincang dengan teman mereka sembari mengisap rokok. Di sudut lain laki-laki hidung belang datang dan para perempuan itu segera melancarkan rayuan mautnya seraya memintanya mampir. Dengan laki-laki itu pula mereka masuk ke rumah bilik remang yang teresedia di kawasan prostitusi ini.
Advertisement
Baca Juga
Pada siang hari, sepanjang jalan beraspal tidak seberapa lebar tersebut lengang. Kondisi ini berubah 180 derajat saat malam tiba.
Jalan itu cukup legendaris di kalangan lelaki hidung belang beberapa tahun lampau. Di jalan kompleks lokalisasi itu lah para penjaja seks komersial (PSK) mangkal dan menyapa ramah lelaki yang berkunjung atau sekadar melintas di wilayah tersebut.
Tercatat, di Cilacap pernah ada banyak tempat lokalisasi. Misalnya, di sekitar Benteng Pendem dan darmaga Tanjung Intan. Namun kini kebaradaannya gelap tak kentara.
Di Kecamatan Kesugihan, di sana ada lokalisasi komplek Slarang. Hingga kini masih terang lokalisasi itu dijumpai. Para pekerja seks di sana barangkali masih suka menjajakan diri. Sementara di Kecamatan Majenang ada kawasan prostitusi, Puncak yang dalam kilasan sejarah dan peristiwa, dari waktu ke waktu, pernah menjadi surganya pria hidung belang.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Hikayat SMK dan Pesantren Durian di Pegunungan Cilacap
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kawasan Legendaris Bisnis Esek-Esek
![KH Hizbullah Huda atau Gus Huda, menyulap kawasan prostitusi jadi kompleks pondok pesantren, di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: /Imam Hamidi untuk )](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/CDhrRcwIHqMzgoQJkafLD6GF1hM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3363897/original/007780700_1612010135-KIAI_HUDA_2.jpg)
Kisah di atas adalah sepenggal kisah kelam kawasan Puncak, Majenang, Cilacap Jawa Tengah, sekitar 15 tahun silam. Kala itu, Puncak tengah moncer sebagai pusat prostitusi.
Cerita ini dikisahkan seorang mantan muncikari, Kustiwa (55), yang kini hijrah bahkan jadi penggerak mujahadah Annahdiyah dan Banser NU. Praktik prostitusi sebagaimana cerita di atas kerap hadir di ingatannya.
Kebalikannya, saat ini Puncak sebagai nama tempat tujuan pelesiran esek-esek itu telah berubah suasana menjadi pesona ilmu kebaikan dan pendididikan. Di sini, telah berdiri pusat pendidikan keagamaan, pondok pesantren.
Kustiwa bercerita, Kompleks Lokalisasi Puncak Majenang. Diceritakan, tempat itu sudah ada sejak tahun 1960-an. Pasalnya, Ada yang menyebutkan lokalisasi itu merupakan pindahan dari Cigobang, Jenang area Kawedanan Majenang yang sudah ada sejak zaman Jepang, sekitar tahun 1943.
Perpindahan di sebabkan adanya prahara, penolakan masyarakat sekitar. Lalu pindah lah lokalisasi ini ke Puncak, tiga kilometer timur laut Kota Majenang. Di Puncak, hampir 85 persen rumah dijadikan tempat mesum. PSK-nya ada 300-an.
Keberadaan lokalisasi prostitusi di Puncak Majenang menjadi keprihatinan ulama Majenang. Perlahan, di tangan seorang kiai bersahaja bernama Hizbullah Huda, lokalisasi tersebut berhasil diubahnya menjadi kompleks penyebar semangat kebaikan dan tolabul ilmi.
Usaha dakwahnya juga sempat memantik pro dan kontra. Jalan dakwahnya pun menjadi buah bibir masyarakat karena dianggap bukan di tempat seharusnya. Namun, ia tetap berkukuh dan isiqamah di jalan yang dipilihnya.
Advertisement
Masa Kecil Gus Huud
![KH Hizbullah Huda atau Gus Huda, menyulap kawasan prostitusi jadi kompleks pondok pesantren, di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: /Imam Hamidi untuk )](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/N3MgrcfcjIpymFPU6cr-5fIrHbI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3363898/original/020711800_1612010135-KIAI_HUDA_3.jpg)
Kiai Huud bukanlah warga asli Puncak. Namun sepak terjang dakwahnya hingga sampai di sana. Inilah hebatnya, pejuang gigih dan tulus.
Hizbullah Huda adalah anak sulung dari pasangan Kiai Imam Mahdy bin KH Maqsudy dan Ibu Mahabbah Hidayah binti H. Zainuddun Darudy. Hizbullah Huda kecil, banyak di antara teman sebayanya memanggilnya Gus Huda, di samping anak kiai, ia nyemedulur, mumpuni berbahasa Inggris-Jawa-Sunda, apalagi kitab kuning.
Kedua orangtuanya tinggal di Kampung Baru, Sindangsari, Majenang. Medio 1970, di kampung itulah orangtuanya membuka pesantren dan sekolah, di bawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif NU. Di tempat inilah Kiai Huud lahir dan dibesarkan.
Orangtua Kiai Huud memutuskan mengirimkan anaknya belajar ilmu agama dan kepesantrenan. Belajar langsung kepada temannya, yang adalah kiai Pesantren. Di antaranya Pondok Pesantren Matlabul Anwar Salebu, Majenang, PP Annur Cigulingharjo, Padangjaya, Majenang, PP Cijantung, Ciamis dan terkahir PP Attaujieh Al-Islamy Leler, Kebasen, Banyumas.
Saat mesantren di Leler, Randegan, Banyumas sembari belajar menempuh kesarjanaan di perguruan tinggi Universitas Wijaya Kusuma mengambil Fakultas Hukum Hingga lulus dan menyandang gelar, Hizbulloh Huda, SH.
Setelah mendapat banyak ilmu dan pengalaman, Kiai Huud pulang kampung. Ia meneruskan apa yang dilakukan ayahnya, mengasuh pesantren, mengembangkan dunia pendidikan.
Di samping ia prihatin dengan kondisi kampung Puncak. Karena itu ia berdakwah di tempat lokalisasi meski awalnya sempat pesimis. Namun berkat kegigihan, keberaniannya, jalan dakwahnya lambat laun diterima kalangan PSK.
Jalan Santun sang Kiai
Elbayan dan Nurjalin: Menimang Pesantren Menuai Teknologi
Gus Huud bercerita, semula ia bersilaturahmi, bertamu kepada salahsatu pemilik rumah bordir di kompleks, di situ ia mengajak mereka (psk sekaligus micikari) berbagi cerita, bejibun suka dukanya, sambil medang bareng-ngudud bareng, metodologi atau cara khas sang kiai mengadvokasi sekaligus mengedukasi mereka.
Kiai Huud mengedepankan amar ma'ruf, komunikasi persuasif, dan lambat laun mereka pun saling mengenal. Kegiatan bersilaturahmi itu sebagai ajang bertukar kaweruh yang lama-lama kemudian menjelma layaknya orang pesantren menyebut mujahadah bil wujuh, cara kiai memperbaiki lahir batin santrinya (mantan PSK dan muncikari).
Hari-hari berjalan gerakan perjuangan Kiai Huud pun terus dilakukan. Kegiatan Mujahadah pun menjadi kegiatan rutinan. Kiai Huud bersama jamaahnya menamainya Mujahadah Istighotsah '@syieq ilalloh Almahdy Puncak yang berarti bahwa '@syieq bermakna Bronto (Jawa) atau rindu berat, ilalloh kepada pangeran Alloh SWT, Almahdy ialah dengan penuh harapan mendapat hidayah, selain bermaksud mahabbah nyadong berkah Almagfurlah KH Imam Mahdi dan Puncak simbol lokalisasi berubah sebagai simpul tempat ngaji, diharap pengaji.
Dakwahnya mendapat respons baik hingga kemudian kawasan puncak yang dikenal sebagai lokalisasi alias pusat prostisui, kini telah berdiri sebuah Madrasah Diniyah Awaliyah dan Wathoniyah. Bahkan Lembaga Pendidikan Formal, Madrasah Ibtida'iyyah Al Mahdi.
Seiring berjalannya waktu, Kiai Huud sampai dikenal dengan 'Kiai Puncak' sebagai analogi 'Kiainya WTS dan mnucikari". Mendapat julukan itu, Kiai Huud, ikhlas, tidak mempersoalkannya.
"Kiprahnya yang gigih dan berani, bukti dakwahnya meneladani, menginspirasi kami untuk menitii, alani kebaikan menuju ridho illahi," kata Kustiwa, warga puncak, salah satu saksi sejarah kiai huud berdakwah.
Jalan dakwah Kiai Huud mengubah lokalisasi puncak, menjadi pesona kebaikan dan pendidikan Islam diketahui Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, H. Imam Tobroni. Lewat akun sosmednya, ia mengaku dan mengapresiasi terhadap perjuangan Kiai Huud disampaikan.
"Saya Mengenal Beliau Gus Huda (panggilan kerennya) sejak muda Bersama. Tatkala saya tinggal 9 Tahun di Majenang, Bahkan saya sempat sering sowan ke Abahnya KH. Imam Mahdi untuk ngangsu kaweruh banyak hal, kini beliau telah mengubah wajah daerah kumuh, dunia hitam dengan pesona kebaikan dan pendidikan Islam. Selamat Gus..Terima kasih dan turut bangga.. Dan sangat inspiratif bagi semuanya," tulis Imam.
Penulis: Imam Hamidi (Lesbumi Majenang, Cilacap)
Terkini Lainnya
Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Prostitusi Online Artis TA
Kasus Prostitusi Online Artis TA, dari Model hingga Pramugari Bakal Diperiksa Penyidik
Nasib Artis TA Usai Terjerat Kasus Prostitusi Online
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kawasan Legendaris Bisnis Esek-Esek
Masa Kecil Gus Huud
Jalan Santun sang Kiai
PSK
Prostitusi
Lokalisasi
Prostitusi Cilacap
Pesantren
Cilacap
esek-esek
Harlah NU
Harlah ke-95 NU
nu
Rekomendasi
Pengungkapan Polemik Nasab Habib Ba’Lawi Mulai Dapat Dukungan Kiai di Garut, Bagaimana Daerah Lain?
Kapan Izin Kelola Tambang untuk NU Keluar? Ini Jawaban Menteri ESDM
Ormas Keagamaan Dapat Jatah Izin Tambang: PBNU Senang, Lainnya Tolak
Bahlil Soal Ormas yang Ajukan Izin Tambang: Baru NU yang Datang, yang Lain Belum
Menteri Bahlil Jamin Ormas Keagamaan Tak Rugi Garap Tambang Batu Bara
Ormas Keagamaan Dapat Konsesi Tambang dari Jokowi, DPR Bilang Begini
Kasih Konsesi Tambang ke NU Disebut karena Janji Politik, Ini Penjelasan Menteri Bahlil
Bakal Dibuka Jokowi, Ini Agenda Kongres VI JQH NU di Ponpes Tebuireng
Syarifah Salma Istri Habib Luthfi Wafat, Dimakamkan di Pekalongan
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Judi Online
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Pilkada 2024
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
PPP Sebut Pernyataan KPU soal Usia Cagub-Cawagub Bukan Hanya untuk Kaesang
TOPIK POPULER
Populer
Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan
Seperti Apa Penyakit TBC Paru? Kenali 7 Gejalanya
Bantah Salah Tangkap, Polda Jabar Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Sudah Sesuai Prosedur
Peta Politik Pilgub Banten 2024, Airin-Andra Semakin Seru
2 Kawah Danau Kelimutu Mendadak Berubah Warna, Ada Apa?
Mengenal Sape, Alat Musik Tradisional Masyarakat Dayak
Pendaftaran Beasiswa Unggulan Kemdikbud 2024 Telah Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
Cara Masyarakat Jambi Melestarikan Adat Istiadat dan Lingkungan Lewat Lubuk Larangan
Gunung Ibu Meletus Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3.000 Meter
Fakta Menarik Lombok Dijuluki Kota Seribu Masjid, Begini Asal Usulnya
Euro 2024
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Hasil Euro 2024: Segel Perempat Final, 2 Gol Mantan Bek Juventus Antarkan Turki Sikat Austria
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Jangan Biarkan Pelek Sepeda Motor Peyang, Akibatnya Bisa Fatal
3 Ribu Polisi Siap Amankan Suroan dan Suran Agung di Madiun 6-7 Juli 2024, Pesilat Diimbau Tertib
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi Besar
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah
Gejala Awal Hepatitis pada Anak Sering Disepelekan, Apa Saja?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Stablecoin USDT jadi Pembayaran Program Asuransi di Filipina
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Polri Bantah Ada Masalah Koordinasi dan Supervisi dengan KPK, Ini Buktinya
Geger Anak di Bawah Umur Dinikahi Pengurus Pesantren Tanpa Izin Orangtua, Kiai Said Aqil: Jangan Digeneralisir, Itu Oknum