, Cilacap - Buaya Nusakambangan kini tak lagi sekadar mitos. Penampakan buaya yang terekam lewat foto dan video itu mengonfirmasi keberadaaan hewan purba yang sebelumnya, seolah hanya semacam legenda Laguna Segara Anakan, Cilacap.
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah wilayah Konservasi Resor Cilacap terus berkoordinasi dengan instansi lain untuk memutuskan langkah terbaik. Sebabnya, kawasan sekitar Nusakambangan, sebenarnya memang habitat buaya.
Laju kerusakan Laguna Segara Anakan yang begitu cepat merampas berbagai peri kehidupan plasma nutfah endemiknya, termasuk buaya Nusakambangan. Laguna yang pada mulanya seluas 6.000 hektare lebih, berkurang secara drastis.
Advertisement
Baca Juga
Kini, Laguna Segara Anakan yang merupakan ekosistem air payau itu telah berubah wajah. Kedalaman airnya yang dulu sampai 20 meter, kini hanya kisaran tak sampai tujuh meter. Beberapa kapal terkadang kandas, ketika melaju di jalur-jalur air yang tersisa.
Hutan nipah dan bakau maha luas terbentang di kiri dan kanan jalur air itu. Laguna ini merupakan muara dari setidaknya dua sungai utama, Sungai Citanduy dan Cibeureum-Cimeneng.
Tiap tahun, berjuta-juta kubik material dari hulu dimuntahkan oleh sungai, terutama Sungai Citanduy. Material itu lantas mengubah Laguna Segara Anakan dengan sedimentasi yang menciptakan daratan.
Aliran sungai itu menelan urat-urat aliran di sepanjang kawasan rawa dan Laguna Segara Anakan, membelah hutan nipah dan hutan bakau. Aliran sungai itu, menusuk hingga jantung Laguna Segara Anakan yang masih tersisa hingga saat ini.
Sebelum tampak akhir-akhir ini, buaya Nusakambangan terakhir kali terdeteksi pada tahun 1999. Pada 20 tahun lalu itu, enam ekor buaya terdeteksi di kawasan Laguna Segara Anakan. Satu di antaranya, terjerat jaring nelayan dalam kondisi mati.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kisah Candra Pangin, Leluhur Warga Kampung Laut
![Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa tengah, merupakan habitat buaya. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/bIhmEcyRLPJjdK4dA2XfmHOFtRI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2807846/original/060904600_1558020609-LAGUNA_SEGARA_ANAKAN-Muhamad_Ridlo.jpg)
"Salah satunya masuk jaring, mati. Terus batire ilang. Lah, saiki nongol maning. (Salah satu buaya masuk ke jaring, mati. Terus temannya hilang. Lah sekarang kelihatan lagi)," ucap Kustoro, warga Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, Cilacap.
Pada masa sebelumnya, buaya telah mewarnai kehidupan warga Kampung Laut yang sejak ratusan tahun lampau berdiam di kawasan Laguna Segara Anakan. Bahkan, ada sebuah tikungan sungai payau di Laguna Segara Anakan yang diberi nama, Tikungan Buaya.
Kustoro bercerita, ada sebuah kisah tentang konflik manusia dan buaya yang diceritakan secara turun-temurun. Ini adalah kisah Candra Pangin, tokoh masa lalu yang dipercaya adalah kakek buyut warga Kampung Laut.
Pada masa awal Laguna Segara Anakan menjadi tempat tinggal manusia, ketika sampan-sampan kayu dan rumah panggung baru terbangun di pinggiran laguna.
Syahdan, Candra Pangin berseteru dengan saudara seperguruannya yang sama-sama berasal dari wilayah Mataram. Keduanya memiliki guru yang sama, di lereng Gunung Lawu.
Candra Pangin difitnah, diadu domba dengan sang guru. Sang guru lantas marah dan membawakan tepes, atau kulit kelapa ke saudara seperguruan Candra Pangin.
Sesampai di Laguna Segara Anakan atau Kampung Laut, tepes itu diletakkan ke atas air. Setelah dilepas ke air, mendadak tepes berubah menjadi buaya.
"Tidak lama dari itu kakek buyutku dikabarkan hilang diterkam buaya," Kustoro menerangkan.
Advertisement
Langkah BKSDA Jateng di Perairan Nusakambangan
![Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa tengah, merupakan habitat buaya. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/t_9a2x0DIuEbgnXZiYCH9dJ2ch4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2807847/original/066123400_1558020609-LAGUNA_SEGARA_ANAKAN2-Muhamad_Ridlo.jpg)
Kustoro memperkirakan peristiwa itu terjadi kisaran tahun 1840-an. Sejak saat itu, warga Kampung Laut menyebut nama buaya atau baya dengan sebutan yang berkelindan dengan hawa segan atau hormat, yakni Luhur.
Luhur, dalam budaya Jawa bisa diartikan sebagai roh atau kekuatan tak kasat mata. Luhur, biasa juga diartikan sebagai nenek moyang, leluhur. Penyebutan buaya sebagai Luhur adalah wujud penghormatan masyarakat Kampung Laut kepada buaya.
"Biasanya di sini menyebut buaya itu, Luhur, leluhur. Tapi kepercayaan yang sampai berakibat kepada perubahan budaya dan tingkah laku masyarakat sih kelihatannya tidak ada," Kustoro menjelaskan.
Terlepas benar tidaknya kisah berbalut aroma mistis ini, warga Kampung Laut masa lalu begitu akrab dengan buaya. Buaya menjadi raja di Laguna Segara Anakan, jauh hari sebelum umat manusia tinggal di kawasan ini.
Perlu harmoni dan keselarasan agar tak terjadi konflik yang bisa memicu korban jiwa di kedua belah pihak, baik manusia maupun buaya. Karena, alam diciptakan bukan untuk dikuasai, melainkan saling berbagi.
Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Wilayah Konservasi Cilacap, Endi Suryo Heksianto mengatakan masih mengkaji keberadaan buaya di perairan Nusakambangan ini. Itu termasuk tujuh buaya yang dilaporkan di sisi barat utara Pulau Nusakambangan.
Kemungkinan pertama, buaya itu akan dievakuasi. Namun, tentu perlu pertimbangan matang untuk mengevakuasi buaya dari habitatnya.
Dia menegaskan, semua jenis buaya adalah hewan dilndungi. Itu termasuk buaya diduga buaya mura (Crocodylus porosus) yang tampak di perairan Nusakambangan.
Karenanya, sebagai langkah awal penanganan, BKSDA menyosialisasikan kepada masyarakat dan juga membuat pengumuman agar nelayan dan warga berhati-hati saat beraktivitas di sekitar perairan di mana pernah terdeteksi keberadaan buaya.
"Ya jelas ini kan satwa dilindungi. Masyarakat kalau melihat atau menjumpai ya jangan dibunuh. Tapi dilaporkan kepada kami, BKSDA. Kemudian kalau melakukan aktivitas, seperti nelayan, jangan naik perahu tidak sendirian," ujar Endi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Viral Penampakan Buaya di Perairan Teluk Penyu dan Nusakambangan Cilacap
Terkini Lainnya
Kisah Mistis di Balik Munculnya 7 Buaya Nusakambangan
Menelisik Muasal Buaya di Perairan Nusakambangan
Buaya Mondar-Mandir di Perairan Nusakambangan Bikin Ciut Nyali Nelayan
Kisah Candra Pangin, Leluhur Warga Kampung Laut
Langkah BKSDA Jateng di Perairan Nusakambangan
Buaya Nusakambangan
Buaya Cilacap
Kisah Mistis Buaya
Legenda Buaya Nusakambangan
Nusakambangan
Cilacap
Euro 2024
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
TOPIK POPULER
Populer
50 Anggota DPRD Makassar Bakal Diberi Pin Emas, Total Harga Capai Rp2 Miliar
Profil Dosma Hazenbosch, Aktris dan Model Blasteran yang Jadi Sorotan Publik
Vonis Salman Raziq, Perekrut 12 Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditunda
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
72 Titik Longsor Terjang Kabupaten Tasikmalaya, PJ Gubernur Jabar Pastikan Penanganan Berjalan Optimal
Daya Rusak Sama dengan Narkoba, Ini Kata PP Persis Soal Judi Online
Guru Besar ITB: Warga Indonesia Telan 52 Juta Partikel Mikroplastik per Bulan
Mengintip Pesona Sanghyang Heuleut, Wisata Alam Indah di Bandung Barat
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Indonesia Mau Pasok Cangkang Sawit Pelet Kayu untuk Energi Terbarukan Jepang
15 Aplikasi Translate Indonesia ke Arab, Kenali Kelebihan Masing-Masing
Seorang Warga Sinjai Meninggal Dunia saat Hendak Mendekati Iringan Presiden Jokowi
Saham IPO Babak Belur, Begini Kata BEI
Cara Membuat Ayam Kentucky Ala KFC, Krispi Tahan Lama Anak-anak Pasti Suka
Vasanta Group dan Anak Usaha Mitsubishi Mulai Bangun Cluster Laguna di Sawangan, Harga per Unit Mulai Rp 1,8 Miliar
Menghadapi Konflik Rumah Tangga Cara Islami, Simak Kata Buya Yahya
Ibu Muhammad Fardhana Pasrah Anaknya Batal Nikah dengan Ayu Ting Ting: Kalau Takdirnya Belum Jodoh Akan Pisah dengan Sendirinya
Balas Kematian Komandan Top, 200 Roket dan 1 Skuadron Drone Peledak Hizbullah Serang Israel
Upaya Wisata Taiwan Ramah Muslim, Ada Musala dan Pojok Produk Makanan Halal
Pemerintah Hibah Rp 2,7 Triliun Aset Eks BLBI ke 9 Kementerian dan Lembaga
Lukisan Gua Prasejarah Berusia 51.200 Tahun dari Sulawesi Indonesia Jadi Temuan Seni Naratif Tertua di Dunia
AHM Kembali Gelar Kompetisi Safety Riding, Ini Tujuan dan Daftar Pemenangnya
Gempa Letusan Dominasi Aktivitas Gunung Semeru, Warga Diimbau Waspada Potensi Awan Panas
Dirjen Aptika Mundur Pasca Serangan Siber, DPR: Harus Menterinya yang Mundur