, Magelang - Rumeksa ingsun laku nista ngayawara
(kujaga diriku dari perbuatan nista)
Kelawan mekak hawa, hawa kang dur angkara
Advertisement
(dengan mengendalikan hawa, hawa nafsu yang diliputi angkara murka)
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda
(walaupun setan gentayangan selalu membuat gangguan)
Engga pupusing zaman
(hingga akhir zaman)
........
Sepenggal lirik lagu "Kidung Wahyu Kalaseba" mengalun. Serangkaian topeng-topeng kesenian jatilan milik kelompok Catur Turonggo Jati, Desa Jagang Kidul, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, masih berjajar rapi di dinding.
Kidung Wahyu Kalaseba gubahan Habib Asyhari Adzomat Khon belum tuntas berkumandang. Namun, tiba-tiba salah satu topeng tersebut bergerak-gerak. Kidung mistis terus mengalun dan respons topeng juga semakin kuat, diikuti topeng-topeng lain.
Tak perlu diceritakan siapa yang sengaja bermain-main dengan alam berbeda ini. Namun, bisa diapresiasi sebagai upaya silaturahmi para penghuni semesta.
Baca Juga
Kabupaten Magelang memang menjadi surga kesenian rakyat. Disebut kesenian rakyat, karena hidupnya memang dihidupi rakyat. Tak ada tarif khusus untuk mengundang kelompok jatilan ini pentas, meski kolosal.
Suhadi, Ketua Kelompok Seni Jathilan Rukun Agawe Santosa (RAS) dari Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, menyebutkan bahwa keberadaan kelompok seni ini cukup menjaga denyut seni tari kolosal di Magelang.
Suhadi lalu bercerita tentang hal mistis seperti direkam dalam video mistis kelompok Catur Turonggo Jati itu sebenarnya hal yang wajar dalam jatilan. Jatilan di sekitar Gunung Merapi memang seni rakyat, tetapi juga dianggap mistis karena melibatkan makhluk lain penghuni semesta.
"Sebenarnya semesta berisi berbagai makhluk. Ada manusia, binatang, tumbuhan, lelembut, batu, air, tanah dan banyak lagi. Dunia mereka sangat berbeda dengan dunia manusia. Dengan jatilan kami bersama-sama sederjat bersenang-senang bergembira," kata Suhadi kepada , Kamis (1/10/2018).
Simak video terkait laporan berikut ini:
simak video menarik berikut
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perbedaan Lelembut dan Setan
![topeng hidup](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/0d1Mp2xQWOqlC2PqYjdyuQk5WqY=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2398145/original/036671400_1541074210-toples_ndadi.jpg)
Interaksi dengan dunia lain, kemudian menjadi mistis terutama ketika interaksi dengan dunia lelembut atau makhluk halus. Lelembut atau makhluk halus memang ada. Dan mereka bukanlah setan.
"Sering disalahpahami, lelembut adalah setan. Sehingga ketika ada yang kesurupan, selalu diusir. Lelembut bukanlah setan. Mereka adalah dunia berbeda yang memiliki berbagai makhluk pula, mulai dari tuyul, buto, wewe, kuntilanak, genderuwo, jin, dan banyak lagi jenisnya," kata Suhadi.
Adapun setan, itu serupa energi negatif yang bersifat destruktif, sehingga setan juga ada di dalam setiap makhluk, termasuk binatang dan para lelembut.
"Orang kota menyebut lelembut dengan setan. Ini barangkali beda pemahaman dengan kami," katanya.
Sementara itu, Santoso Thoples seorang pemain jatilan dari Kridho Turonggo Muntilan mengaku, saat mengalami trance, tidak merasakan apa-apa. Yang dirasakan hanyalah bersenang-senang bersama.
"Jadi kami berpesta. Manusia berpesta dengan menari, kemudian direspons penghuni semesta lain yang ikut menari. Karena mereka tak memiliki badan wadag, maka meminjam tubuh kami," kata Santoso.
Namun dijelaskan pula, bahwa kondisi ndadi atau trance itu tak melulu melibatkan makhluk halus atau lelembut. Gerakan menari itu juga diperlakukan sebagai sebuah zikir, sehingga ketika sangat asyik dengan zikirnya, akan terlupa kondisi alam keduniaan.
"Ada tari Sufi yang berputar itu kan juga sambil mulutnya berzikir. Itu enggak pusing juga karena zikir sudah sedemikian merasuk. Ini tak sama, tapi mirip karena zikir kami masih butuh alat bantu berupa gamelan, tetembangan, dan sejenisnya," kata Santoso.
Serupa dengan Santoso, Sujarwo yang berasal dari Dukuh Sengi dan kini tinggal di Tangerang menyebutkan bahwa jatilan bisa menjadi media mendekatkan diri dengan pencipta melalui tari.
Itulah sebabnya Sujarwo dan beberapa diaspora kaki Gunung Merapi di Tangerang mendirikan kelompok Sekti Kridho Budoyo, sebuah kelompok kesenian jatilan.
"Tentu saja kami tetap menjalankan ritual keagamaan kami masing-masing. Namun, tari ini adalah sebuah upaya lain untuk berinteraksi dengan semesta berbeda agar kita bisa memiliki sikap saling menghormati," kata Sujarwo.
Advertisement
Interaksi Penghuni Semesta
![topeng hidup](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/x0drO0UJBS9jrGggx8yaOWmA8yw=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2398129/original/061600500_1541073814-skb.jpg)
Kidung Wahyu Kalaseba sejatinya adalah sebuah kidung untuk mawas diri. Berisi semacam janji kepada diri sendiri untuk menjauhi hal-hal yang merusak, serta yang mengumbar nafsu angkara.
"Makanya dalam kidung itu disebut mekak hawa, hawa kang dur angkara (dengan mengendalikan hawa, hawa nafsu yang diliputi angkara murka). Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda (walaupun setan gentayangan selalu membuat gangguan). Enggo pupusing zaman (hingga akhir zaman)," kata Suhadi.
Suhadi juga menyebutkan bahwa banyak pihak yang salah paham dengan menyebutkan bahwa hal-hal yang dilakukan dalam kelompok jatilan hingga trance itu sebagai perbuatan sirik. Namun, ia mengingatkan bahwa interaksi yang dilakukan sebatas untuk saling mengakui, saling menghormati, dan saling peduli atas kehidupan di luar alam manusia.
Jatilan selalu berisi banyak karakter. Misalnya, pasukan berkuda, buto (raksasa), tokoh pewayangan, karakter binatang dan karakter lain yang imajinatif. Karakter-karakter imajinatif itu mewakili adanya kehidupan di luar kehidupan manusia awam.
Perbedaan-perbedaan itu ternyata tetap bisa disatukan oleh musik pengiring atau musik illustrasi. Jatilan masa kini memang berbeda dengan jatilan klasik, ilustrasi musik di beberapa kelompok ditambah dengan alat musik diatonis dan perkusi modern seperti keyboard dan juga drum.
"Tapi lihatlah, karakter-karakter yang berbeda watak itu bisa menyatukan gerak mereka mengikuti ritme musik," kata Suhadi.
Pluralisme Nyata
![topeng hidup](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/v9PuzYTNCFA7BFaGaAFae4Pi5Z4=/0x169:1501x1015/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2398133/original/073454000_1541074002-toples_nimbul.jpg)
Dalam sebuah pertunjukan jatilan, ada babak yang bernama kiprah. Babak ini adalah tarian bebas menyesuaikan dengan karakter yang ada. Sosok buto (raksasa) akan menari dengan berangasan, karakter binatang akan menyesuaikan dengan gerak-gerik binatang.
"Meski memiliki ciri gerak berbeda, mereka disatukan oleh ilustrasi musik, sehingga mereka tidak saling mengganggu. Memang ada semacam drama. Misalnya karakter binatang macan akan selalu mengejar karakter binatang yang menjadi mangsanya. Namun, karena ada kesadaran ruang, mereka malah membentuk suatu harmoni yang bisa menghibur penontonnya," kata Suhadi.
Yang paling penting, dengan menjadi pemain jatilan, sikap-sikap toleran otomatis akan menyatu dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Desa-desa di kaki Gunung Merapi memiliki tradisi muslim yang kuat, tapi mampu menyatu dengan tradisi di luar muslim yang hidup.
Semua karakter yang ditarikan secara skenario memang dibuat bermusuhan. Misalnya pasukan berkuda dibuat dua kelompok yang bermusuhan. Namun, sebagai bahan kontemplasi, dalam sebuah peperangan mereka akan bergantian mengalami kekalahan.
"Yang menang tak boleh jumawa dan merasa hebat, yang kalah tak perlu malu dan rendah diri. Hidup itu berputar. Baik dan jahat itu ada di benak masing-masing orang. Sejauh mana mampu mengelola dan mengubahnya menjadi baik sangka, itu intisari hidup," kata Suhadi.
Perbedaan yang terjadi akhir-akhir ini lebih berlatar belakang beda agama, keyakinan, atau etnis. Namun dalam sebuah seni jatilan, ternyata perbedaan justru lebih kompleks. Bukan hanya isi kepala, tapi juga berbeda wujud, berbeda dunia.
Terkini Lainnya
Harmoni Keberagaman Semesta dalam Tarian Agraris
Penuh Suasana Mistis, Penayangan Perdana Film Asih Bikin Merinding
Cerita Mistis Bocah-Bocah Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng
Perbedaan Lelembut dan Setan
Interaksi Penghuni Semesta
Pluralisme Nyata
Topeng Mistik
Jathilan Magelang
Kidung Wahyu Kalaseba
Misteri Topeng Hidup
Topeng
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
600 Ribu Ton Sampah Hanyut ke Sungai Berujung di Laut, 4 Juta Ton Dibakar Cemari Udara
Gempa Magnitudo 4,8 Terasa di Sinabang Aceh
Baifern Pimchanok dan Nine Naphat Resmi Putus Usai pacaran 2 Tahun
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Projo Siap Menangkan Danny Pomanto di Pilgub Sulsel, Jokowi Tersenyum
Mengenal Rawon Kalkulator, Kuliner Unik dan Enak di Surabaya
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Nasib Warga Tagulandang Terdampak Erupsi Gunung yang Bakal Direlokasi ke Bolmong Selatan
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Parlemen Eropa Dorong Bahan Bakar Alternatif untuk Selamatkan Mobil ICE
Memilih Perlengkapan Outdoor di Indofest 2024
Warga Sinjai Meninggal Dunia Saat Menanti Kunjungan Jokowi, Istana Sampaikan Duka Cita
Simak Rekayasa Lalin di Jalan Tanjung Karang-Jalan Kota Bumi Jakpus Imbas Pembangunan MRT Tunnel
Berbasis MicroPET/CT, BRIN Kembangkan Radiofarmaka Baru untuk Deteksi Dini Kanker
Hands-On Oppo A79 5G: Smartphone Ringan dengan Layar Besar dan Kamera 50MP
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Manchester United Dapat Titik Terang untuk Jual Pemain Tak Berguna, Ada Klub Prancis yang Mau Tawar Mahal
Menu yang Dikonsumsi Prilly Latuconsina hingga Berat Badan Turun 12 Kilogram
8 Potret Hewan Tersembunyi Ini Bikin Geleng Kepala, Uji Kejelian Mata
Waspada, Hujan Lebat dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Sulut hingga 7 Juli 2024
Influencer Saham Gagal Kelola Dana Investor Rp 71 Miliar Bukan Peserta Influencer Incubator BEI
Mendag Izinkan China Tarik Bea Masuk Tambahan dari Produk Ekspor RI
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Jangan Lewatkan Sinetron Saleha di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 18.15 WIB, Simak Sinopsisnya