uefau17.com

Tradisi Budaya Tabut Bengkulu 2018 Mulai Digelar - Regional

, Bengkulu - Menyambut tahun baru Islam 1440 hijriah, Bengkulu memiliki tradisi budaya turun temurun yang diberi nama Tabut. Prosesi ritual adat ini dimulai pada malam satu suro dengan prosesi awal mengambik tanah. 

Ketua Kerukunan Keluarga Tabut Bencoolen (KKT) Syiafri Syahbuddin mengatakan, ada dua rombongan besar yaitu keluarga Tabut Imam yang melakukan prosesi ambik tanah di kawasan Pantai Nala. Satu rombongan lagi yaitu keluarga Tabut Bangsal melakukan ambik tanah di bawah Benteng Marlborough.

"Sebelum berangkat ke lokasi ambik tanah, kami berkumpul dan pamit kepada raja agung atau Gubernur Bengkulu terlebih dahulu," ujar Syiafril di Bengkulu Senin malam 10 September 2018.

Tradisi Tabut dibawa oleh para pekerja Islam dari Madras dan Bengali, India bagian selatan, yang dibawa oleh tentara Inggris untuk membangun Benteng Marlborough (1713—1719) di Kota Bengkulu.

Tradisi Tabut ini digelar selama 10 hari berturut turut terdiri dari sembilan rangkaian ritual. Pertama mulai dari menggambik tanah (mengambil tanah) dari tempat khusus yang di keramatkan atau biasa disebut Gerga.

Kedua, Duduk Penja (mencuci jari-jari) Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari.

Ketiga, Meradai atau mengumpulkan dana yang dilakukan oleh Jola (orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan). Acara Meradai diadakan pada tanggal 6 Muharam.

Keempat, Menjara (mengandun) artinya berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding dol, sejenis beduk yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.

Tahap kelima adalah Arak Penja, yang mana penja diletakkan di dalam Tabut dan diarak di jalan-jalan utama Kota Bengkulu.

Tahap keenam merupakan acara mengarak penja yang ditambah dengan serban (sorban) putih dan diletakkan pada Tabut kecil.

Tahap ketujuh adalah Gam (tenang/berkabung), merupakan tahapan dalam upacara Tabot yang wajib ditaati. Tahap Gam merupakan saat di mana tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun.

Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 9 Muharam juga yang disebut dengan Arak Gendang. Tahap ini dimulai dengan pelepasan Tabut Besanding di gerga masing-masing.

Tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabot disebut dengan Tabut Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam. Puluhan ribu Masyarakat Bengkulu akan tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui rombongan pembawa Bangunan Tabut dari lapangan Merdeka menuju pemakaman Syekh Burhanuddin bergelar Imam Senggolo di kawasan Karballa.

"Ada 14 keluarga keturunan Tabut yang menggelar tradisi ini setiap tahun," ungkap Syiafril.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikemas Dalam Festival Tahunan

Perayaaan tradisi budaya tabut Bengkulu dikemas dalam Fastival tahunan yang masuk dalam Kalender Wonderful Indonesia Kementrian Pariwisata RI.

Staf Ahli Menteri Pariwisata Resti Eko Astuti mengatakan, daya tarik wisata yang dimiliki Bengkulu membuka peluang wisatawan yang memiliki tarikan sejarah dengan Bengkulu sangat kuat. Selain wisatawan dari Timur Tengah, Bengkulu juga memiliki sejarah panjang pendudukan Inggris dan negara Eropa lain.

"Peluang pengembangan pariwisata sangat tinggi disini," tegas Esti.

Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan, saat ini Bengkulu sedang berbenah dan mentargetkan tahun kunjungan wisata Bengkulu 2020 dimulai tahun ini.

"Tidak hanya di Kota Bengkulu saja, sembilan kabupaten juga memiliki tradisi unik dan kami akan dorong secara bersamaan," ungkap Rohidin.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat