, Sumba - "Cokelat bisa dikonsumsi hampir oleh semua orang, dari anak-anak sampai lansia, itu salah satu alasan saya memilih membudidayakan tanaman kakao yang menjadi bahan utama pembuatan cokelat," tutur Aloysius Rangga Jakadana (75), petani Sumba Barat Daya, dilansir Antara, Jumat, 8 Juni 2018.
Pensiunan guru yang mulai menanam kakao sejak 2003 di Desa Mangganipi, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur itu, menanam 500 pohon kakao di pekarangannya.
Kini, ia sudah menikmati hasilnya untuk menambah pendapatan keluarga. Bahkan, ia bisa membantu biaya pendidikan bagi cucu-cucunya yang berjumlah 20 orang.
Advertisement
"Tadi, saya petik delapan butir buah kakao dari pohon ini," ujarnya bangga sambil menunjuk sebatang pohon kakao rindang yang terletak di depan rumah yang menghadap ke Jalan Raya Kodi, sambil duduk di bangku bambu yang ditempatkan di bawah pohon tersebut.
Di belakangnya terdapat ribuan kantong polybag berisi anakan kakao yang siap diambil pemesan, yaitu dua kelompok tani dari dua desa di sekitarnya, masing-masing memesan 2.000 dan 3.000 bibit.
Baca Juga
Meskipun mengaku kegiatan membudidayakan kakao dilakukannya sebagai perintang waktu, pria yang akrab disapa dengan Alo itu tetap bekerja keras untuk merawat pohon dan menyiapkan bibit tanaman tersebut.
Tidak semua anakan yang dipetiknya dari pohon induk bisa tumbuh subur dan siap ditanam. Beberapa di antaranya akan mati, sehingga dia harus menggantinya sampai tanaman baru itu siap untuk dijual.
"Untung banyak anakan dari pohon-pohon saya sehingga tinggal ambil dan menyiapkannya di kantong serta merawatnya sekitar 2-3 bulan untuk sampai siap dipindahkan ke lahan," kata Ketua Kelompok Belajar Kakao di Kodi Utara itu.
Harga jual bibit kakao yang tergolong unggul itu adalah Rp 10.000 per kantong, sedangkan biji kakao dengan pengeringan alami biasa dibeli dengan harga Rp 25.000 per kilogram.
Jika pemesannya akan mengambil, Alo mengatakan akan membeli satu tangki air dan mencelupkan kantong-kantong itu untuk melembapkannya agar siap ditanam. Perlakuannya pada kakao itu bukan sekadar menjual dan memetik keuntungan.
Ia mengaku mencintai tanaman, sehingga bersedia repot-repot untuk mengurus bibit kakao agar pemesan dapat langsung menanamnya. Alo juga mulai memfermentasi biji kakao sebelum dikeringkan dan dijual.
Sedikit upaya pengelolaan pascapanen itu mampu meningkatkan kualitas panen dan memberikan keuntungan baginya. Selain harganya tinggi, bobot kakao fermentasi lebih tinggi dibandingkan dengan biji kakao yang dikeringkan secara alami.
Sejak mengetahui keunggulan pohon kakao yang mampu berbuah tanpa mengenal musim, Alo mengurangi pohon jambu mete yang dahulu banyak di lahannya.
"Kakao seperti kelapa, tidak kenal musim dan terus-menerus berbuah, apalagi bila perawatannya bagus," tutur pria yang memiliki tujuh anak itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Di Happiness Festival 2018, Wall's memperkenalkan produk es krim terbarunya yakni Es Krim Wall's Selfie Sandwich, es krim cokelat-vanila lezat dengan biskuit bergambar yang bisa dipakai buat selfie keren!
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kecintaan Para Pensiunan
![Biji Kakao](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
Selain Alo, di Mangganipi juga ada pria lain yang mulai mengolah lahannya dengan budidaya kakao. Pria itu menekuni usaha budi daya kakao setelah purnatugas sebagai seorang pegawai negeri.
Paulus Ramone baru memulai menanam kakao di lahan di samping rumahnya seluas kurang dari satu hektare pada 2013, di bawah bimbingan Yayasan Pengembangan Kemanusiaan (YPK) Donders.
Kebunnya yang terlihat dirawat dengan baik, mampu menghasilkan buah-buah unggul yang dapat dijual dengan harga Rp 25.000 per kilogram biji kering. "Saya tidak menghitung berapa kilo hasil panen rata-rata tiap tahun atau tiap bulan. Namun, sekali menjual rata-rata antara 3-5 kg," ujarnya.
Pohon-pohon ditanam rapi dan setiap celah dari empat pohon disediakan tanah galian untuk menampung air dan daun-daun kering yang menjadi sumber makanan bagi pohon-pohon tersebut.
Kakao dikenal sebagai tanaman yang setia, yaitu akan berbunga pada tempat yang sama, sehingga untuk memanen buahnya harus hati-hati dan menggunakan gunting serta menyisakan sebagian tangkai yang menempel di batang.
Pater Rivan Narang dari YPK Donders sebagai pendamping petani kakao, memperagakan teknik memanen buah atau membuang buah-buah yang rusak kering dan busuk, agar di tempat yang sama akan tumbuh bakal bunga dan buah yang baru.
Beberapa buah terlihat dipenuhi semut, predator ulat yang membantu merawat buah kakao. "Semakin banyak semutnya akan semakin baik agar ulat tidak bersarang di buah dan pohon," katanya.
Pohon kakao juga memerlukan perawatan, yaitu pemangkasan dahan-dahan yang tidak diperlukan, misalnya dahan yang merupakan tiang air, karena dahan tersebut tumbuh subur menyerap banyak air dan nutrisi lain sehingga membuat pohon malas berbuah.
Dahan lain yang harus dipangkas adalah bila tumpang tindih atau berbalik mengarah ke batang utama pohon.
Perawatan yang baik akan membuat pohon tidak berhenti berbunga serta menghasilkan buah-buah yang bagus, yaitu yang bisa menghasilkan antara 40-50 biji kakao dalam satu butir buah.
YPK Donders membina para petani kakao, antara lain dengan membagikan bibit tanaman, bimbingan, dan penyuluhan hingga pascapanen.
Advertisement
Sabar pada 3 Tahun Pertama
![[Bintang] Bubuk Kakao](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ZsL8mNzYlJXkZRxLc1e7wH8hGFg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1546299/original/002690700_1490339643-kakao.jpg)
Lahan di Sumba Barat Daya, cocok untuk tanaman kakao, kecuali di beberapa tempat yang sangat kering, karena tanaman muda memerlukan banyak air saat awal pertumbuhan.
Willem Wora Pandak, mantan kepala desa di Kampung Kenggor, Desa Onggol, Kecamatan Kodi, salah seorang petani yang menanam seribu bibit kakao pemberian pemerintah pada 2004-2005.
"Hanya 340 pohon yang hidup dan sudah menghasilkan buah dan sekarang mulai menanam lagi dengan teknik sambung (okulasi) hasil bimbingan dari YPK Donders," ujar dia.
Pada saat Willem menjadi kepala desa, pemerintah menyediakan bibir kakao, tapi saat itu belum banyak yang tertarik menanam. Sekarang, ketika hasil panen kakao dipandang menguntungkan, mulai banyak petani yang melirik tanaman tersebut sehingga dia pun mengajak anak dan tetangga untuk menanamnya.
Dia membagikan 240 bibit secara gratis pada tetangga dan anaknya untuk mulai membudidayakan kakao. "Hasilnya lumayan, seperti kemarin saya menjual enam kilo biji kakao ke Waitabula karena ada keperluan untuk anak sekolah," ujar pria dengan tujuh anak itu.
Dua dari anaknya saat ini bersekolah di Jawa, seorang belajar di akademi keperawatan di Jakarta, dan seorang lainnya di Malang, Jawa Timur belajar akutansi.
Kampung Onggol termasuk daerah yang mengalami kesulitan air. Pada awal menanam kakao, Willem bahkan harus membeli air yang dikirim dengan truk tangki untuk menyirami tanaman kakao setiap pagi dan sore, dan dilakukannya selama satu tahun penuh.
Pada saat tanaman sudah cukup kuat, penyiraman bisa dikurangi. Setelah dua-tiga tahun penyiraman, tidak dilakukan secara khusus dan mengandalkan air hujan saja.
"Banyak petani kurang sabar pada tiga tahun pertama, padahal setelah itu tanaman kakao akan berbuah terus menerus, hanya perlu memangkas dahan dan mengusir hama ulat, jamur dengan cara-cara ramah lingkungan, misalnya dengan air sabun," kata Rivan Narang.
Biji cokelat yang dihasilkan di Sumba Barat Daya selama ini dibeli dan ditampung oleh pedagang di Waitabula dengan harga Rp 18.000-Rp 30.000 per kilogram, sedangkan YPK Donders dengan kemitraan pernah membeli biji unggul yang difermentasi dengan harga Rp 50.000 per kilogram.
Banyak petani Sumba yang mulai tertarik dan jatuh hati pada kakao, perlahan-lahan mengurangi jenis tanaman lain, seperti jambu mete, pinang, dan nangka di halaman mereka dan menanam kakao lebih banyak lagi.
"Siapa yang tidak suka cokelat, ibaratnya anak umur nol tahun sampai nenek-nenek suka cokelat, maka saya ingin menanam lebih banyak cokelat," kata Alo.
Terkini Lainnya
Belajar dari Kasus Nenek Minah Pencuri Kakao
Unggahan Medsos Terakhir Rina Karina, Wanita Korban Pembunuhan dalam Kardus
Cerita Gadis Batam Diundang Jokowi Setelah Makan Mangga dengan Kulitnya
Kecintaan Para Pensiunan
Sabar pada 3 Tahun Pertama
Kakao
Sumba
Petani Kakao
Rekomendasi
Raih Penghargaan Setelah Fokus Berdayakan Petani Kakao
Sambangi Berau, Wamenaker Puji Politeknik Sinar Mas Berau Coal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
Populer
Simak, Cara Efektif Membangun Kemampuan Sosialisasi yang Baik
Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan
2 Kasus Pembunuhan Cor di Palembang, Para Tersangka Masih Berkeliaran Bebas
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Laughing Matryoshka sudah Tayang 28 Juni, Intrik Politik saat Pencarian Rahasia si Calon Perdana Menteri
Bantah Salah Tangkap, Polda Jabar Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Sudah Sesuai Prosedur
Profil Audrey Davis, Putri David Bayu Eks Naif
Marah Tak Disiapkan Makan Siang, Pria di NTT Tega Bunuh Istrinya
Liburan Sekolah, Ini 5 Spot Street Food di Kota Bandung yang Patut Dicoba
6 Rekomendasi Kafe Dekat Kampus UNISBA Bandung
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Berita Terkini
10 Anime Seinen Terbaik Tahun 2020-an yang Wajib Ditonton
Skandal Gaun Pengantin Putri Susan Sarandon, Dianggap Terlalu Ekspose Belahan Dada
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
6 Potret Estetik Kamar Mandi Tahun 90-an, Kini Jadi Inspirasi
Di Cikarang Ada Pabrik Susu Raksasa, Luasnya Capai 35 Lapangan Bola
Harga Komoditas Pangan di Gorontalo Tidak Stabil, Ini Penyebabnya
Yasmine Ow Tak Menutut Nafkah Anak ke Aditya Zoni: Saya Mampu
Peristiwa Kebakaran Rumah Wartawan di Karo, Polda Sumut Bentuk Posko Pengaduan
KPK Sebut Korupsi Asuransi Fiktif di PT Pelni Rugikan Negara Rp9 Miliar
Rincian Biaya Admin BRI 2024 per Bulan, Simak Pula Bank Lainnya
IHSG Dibuka Perkasa, Sektor Saham Transportasi Menjulang Tinggi
Ribuan Buruh Mau Kepung Istana Negara, Minta PHK Sektor Tekstil hingga logistik Dihentikan
Haji Thoriq Jadi Meme di Mana-Mana, Thariq Halilintar Siapkan Umrah Gratis bagi Orang Terkreatif
Pekerja Tekstil yang Dipecat Tak Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan, DPR Minta BPJS Telusuri
7 Khasiat Torpedo Sapi yang Jarang Diketahui, Tak Kalah dari Torpedo Kambing