, Malang - Lantunan selawat berkumandang. Ratusan lelaki berpeci beranjak dari lantai beralas karpet. Mereka beriringan keluar dari aula yang dikelilingi terali besi. Siang itu, baru saja selesai pengajian di Pondok Pesantren At Taubah di Lapas Lowokwaru , Malang, Jawa Timur.
Sebanyak 491 orang jemaah pengajian itu adalah warga binaan Lapas Lowokwaru, Malang. Abdurahman Thaib turut keluar dari ruangan besar itu. Mantan narapidana atau napi teroris itu jadi pemateri pengajian tersebut. Ia banyak bercerita awal terpapar radikalisme.
"Saya hanya berbagi cerita. Agar mereka di dalam sini tak terpapar pemahaman jihad yang tak baik seperti yang pernah saya alami," ucap Abdurahman usai pengajian di Malang, Selasa, 5 Juni 2018.
Advertisement
Abdurahman Thaib ditangkap pada 2008. Ia merupakan pemimpin kelompok Palembang yang terhubung dengan jaringan terorisme Noordin M Top. Abdurahman Thaib divonis 12 tahun penjara dan bebas bersyarat setelah menjalani tujuh tahun masa hukuman di Lapas Merah Mata, Palembang.
Baca Juga
Selama mengisi pengajian, ia banyak bercerita pengalamannya terpapar paham radikalisme. Mulai dari awal mula mengenal pemahaman itu hingga terlibat aksi terorisme, termasuk mendapat pemahaman yang baik tentang Islam saat di dalam Lapas Merah Mata, Palembang.
"Di dalam lapas, seorang narapidana rawan terpapar paham radikalisme. Terutama bagi mereka yang mulai tertarik mendalami ilmu agama," ujar Abdurahman.
Apalagi, kebijakan lembaga pemasyarakatan mencampur narapidana umum dengan narapidana khusus kasus terorisme. Harus ada pengenalan agama dengan baik terhadap narapidana agar bisa bersikap hati-hati terhadap ajakan dari narapidana lainnya untuk berjihad.
"Harus ada bekal yang baik di dalam penjara, sehingga ketika seseorang dihadapkan dengan ajakan jihad, bisa menyaring bagaimana yang baik. Tak keliru pemahaman,” urai Abdurahman.
Pengalamannya jadi guru berharga. Dari semula tertarik memperdalam ilmu agama dengan mengikuti semua pengajian. Semua diterimanya tanpa dicerna. Pemahaman jihad dengan berperang makin matang tatkala bertemu seorang warga Singapura.
Hingga berlanjut bertemu Noordin M Top. Abdurahman tak bisa membantah semua yang dipaparkan oleh teman barunya itu. Apalagi, bekal ilmu dari mengikuti sejumlah pengajian dirasa belum kuat. Alhasil, perlahan tapi pasti terpapar radikalisme dan turut terlibat aksi terorisme.
"Keyakinan dan paling tinggi motivasinya saat itu adalah jihad paling mulia dengan mati sahid. Saya tak bisa menyangkal karena memang pemahaman masih kurang," ujar Abdurahman.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cerita Mantan Napi Teroris Keliru Memahami Konsep Jihad
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pemahaman Berubah
![Agar Virus Radikalisme Tak Mewabah di balik Jeruji Penjara](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ZyfKSTK98hMZvAQN5IUziWDkRhs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2239837/original/058977300_1528233362-IMG_20180606_025812.jpg)
Abdurahman mengingat pengalamannya sebagai napi teroris di dalam Lapas Merah Mata, Palembang. Penangkapan dirinya oleh Densus 88 Antiteror menjadi titik balik pemahamannya. Ini membuatnya memikirkan kembali pemahaman radikal yang didapatnya.
Penjara jadi tempatnya merenungkan ulang segalanya. Mempertanyakan ke diri sendiri tentang makna jihad dengan jalan kekerasan yang sudah ditempuhnya. Ia harus mencari jalan untuk menafsir ulang tentang konsep jihad yang sebelumnya diyakini.
"Memang ada pengajian dari lapas, tapi itu belum tentu mengubah ideologi kita dengan cepat. Butuh proses panjang," ujar Abdurahman.
Program deradikalisasi yang dilakukan dalam lapas belum menyentuh seluruhnya. Menurut Abdurahman, pendekatan yang paling efektif adalah perlakuan yang baik dari petugas. Kebijakan yang memanusiakan narapidana dengan contoh langsung dari petugas itu sendiri.
Selama di dalam lapas, pendekatan petugas yang lebih manusiawi itulah yang mengubah pola pikirnya. Saat itu, Kepala Lapas Merah Mata, Palembang, Farid Junaidi mau belajar agama kepadanya. Justru itulah yang jadi pintu masuk perubahan pemahaman bagi Abdurahman.
Farid setiap hari bisa mengamalkan membaca 1 juz Alquran, sedangkan Abdurahman malah belum pernah mengamalkan itu. Farid pun bisa memaparkan pemahaman Islam dengan dalil-dalil yang jauh lebih kuat. Alhasil, ada proses saling mengisi antarsatu dengan lainnya.
"Ternyata Pak Farid ibadahnya jauh lebih bagus dibanding saya yang mengaku mujahid. Allah membuka hati saya sedikit demi sedikit," papar Abbdurahman.
Perlakuan yang tak tepat, justru semakin memperkuat militansi napi teroris selama di penjara. Pola pendekatan terhadap napi teroris harus diubah agar berdampak pada pemahaman mereka. Jika semakin ditekan, berpeluang perlawanan semakin kuat.
"Pola pendekatan itu harus diperbaiki. Memang butuh waktu panjang, tapi perlahan saja saya yakin bisa mengubah pemahaman," tutur Abdurahman.
Advertisement
Relasi Sosial
![Agar Virus Radikalisme Tak Mewabah di balik Jeruji Penjara](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/WaBWoFDMC5teql34fZKizWK4Kh8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2239838/original/000581700_1528233363-IMG_20180605_154138.jpg)
Sebuah pesantren di dalam lapas bisa menjadi tempat yang baik bagi narapidana umum untuk menggali pemahaman keagamaan. Pesantren At Taubah di Lapas Lowokwaru, Malang, misalnya, harus maksimalkan untuk mengajarkan Islam sebagai agama yang damai.
"Bagi narapidana yang haus belajar agama, pesantren ini bisa dimanfaatkan untuk belajar. Ketika keluar, bisa turut andil memahamkan keberagamaan yang baik ke masyarakat," ujar Abdurahman.
Apalagi, relasi sosial mereka yang terpapar paham radikal di masyarakat selama ini sulit ditebak. Tak semua pelaku terorisme berangkat dari rendahnya interaksi sosial. Bukan berarti juga seseorang yang sudah divonis sebagai pelaku terorisme direspons berlebihan ketika pulang ke rumah.
Abdurahman sendiri bersyukur sejak bebas bersyarat sampai hari ini mendapat perlakuan berbeda dari warga di kampungnya di Palembang. Apalagi, jauh sebelum mengenal ajaran ini, hubungannya dengan masyarakat juga cukup terbuka.
"Alhamdulillah hubungan saya dengan tetangga sangat terbuka, sehingga saat ini pun tak ada perlakuan berlebihan, apa adanya saja," ucap Abdurahman.
Ia mengaku sejauh ini masih berkomunikasi dengan rekan-rekannya saat masih di kelompok Palembang pendukung jaringan Noordin M Top. Namun, komunikasi itu sebatas silaturahmi biasa, bukan tentang peta jaringan aksi terorisme yang baru.
"Saya sudah tak lagi mencari informasi soal aksi–aksi itu. Siapa kelompok sekarang setelah Jamaah Ansharut Tauhid, saya tidak tahu,” kata Abdurahman.
Ia menyebut ada pergeseran gerakan saat ini. Justru berbagai serangan bom saat ini seperti memerangi umat Islam sendiri. Tak ayal, gerakan itu justru memburukkan jihad sebenarnya. "Justru jihad seperti itu yang membuat Islam buruk di mata umat lain," ujar Abdurahman.
Menangkal Bibit Radikalisme
![Agar Virus Radikalisme Tak Mewabah di balik Jeruji Penjara](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/wAW6TbgmL7x-dzcyLBCdp4Tsy6o=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2239839/original/006863700_1528233363-IMG_20180606_025719.jpg)
Narapidana kasus kejahatan umum rawan terpapar paham radikal. Di Lapas Lowokwaru, Malang, yang dihuni lebih dari 2.500 narapidana, dua di antaranya adalah napi teroris. Butuh penanganan khusus agar radikalisme tak menyebar ke narapidana lainnya.
Rachmatullah, seorang narapidana di Lapas Lowokwaru, Malang, tak memungkiri potensi penyebaran radikalisme di balik jeruji penjara. Apalagi, lapas dihuni oleh orang dengan beragam latar belakang berbeda.
"Dulu saat pertama kali masuk, sempat didatangi oleh seseorang narapidana yang punya pandangan radikal," kata pria yang menjalani hukuman 22 bulan penjara ini.
Diskusi antarkeduanya pun terjadi. Rachmatullah menyimpulkan, orang tersebut tak memiliki pemahaman agama yang cukup. Apalagi, tak mampu membaca Alquran dengan sempurna. Maka, diragukan orang seperti itu bisa memahami isi Alquran dengan baik.
"Kalau pemahaman agama itu tak disentuh, bisa berbahaya. Radikalisme bisa menular ke narapidana yang lain," ujar Rachmatullah yang dipercaya mengasuh Pesantren At-Taubah, Lapas Lowokwaru, Malang.
Ia sendiri memiliki latar belakang seorang santri, pernah 12 tahun mengajar di sebuah pondok pesantren sebelum terlibat persoalan hukum. Bagi Rachmatullah, seorang narapidana yang baru tergerak belajar agama ketika berada di dalam penjara rawan terpapar paham radikalisme.
"Kalau salah guru ya berbahaya. Mendatangkan mantan napi teroris yang mau mengakui kekeliruan mereka dan berbagi pengalaman itu sangat baik," ucapnya.
Advertisement
Pendekatan Jadi Kunci
![Agar Virus Radikalisme Tak Mewabah di balik Jeruji Penjara](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/vi8yIsunYYfoIPf1CsotGLr_gHs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2239840/original/042682500_1528233363-IMG_20180605_145414.jpg)
Kepala Lapas Lowokwaru, Malang, Farid Junaidi menyebut kebijakannya mendatangkan Abdurahman Thaib sebagai upaya memberikan pemahaman pada narapidana tentang pengertian jihad yang salah.
"Kami khawatir narapidana yang baru semangat belajar agama, malah terjerumus ke pemahaman yang salah," ujar Farid.
Pria yang sebelumnya menjabat Kepala Lapas Merah Mata, Palembang ini menambahkan, tak menutup kemungkinan narapidana khusus kasus terorisme merekrut anggota ketika berada dalam lapas. Karena itu, butuh penanganan khusus agar virus radikalisme tak menular ke yang lain.
Dua napi teroris di Lapas Lowokwaru, Malang saat ini berada dalam area terbatas. Tak digabung dalam satu sel, tapi masing–masing menghuni sel sendirian. Petugas juga menerapkan mengidentifikasi masing-masing narapidana berdasarkan tamu yang mengunjunginya.
"Sosialisasi antara petugas dengan napi teroris juga berlangsung. Beri pemahaman perlahan dan kasih contoh tingkah laku kita pasti mereka terpengaruh baik," ujar Farid.
Farid pun tak segan mengajak kedua napi teroris itu belajar bersama tentang agama. Dialog kecil itu sekaligus jadi ajang untuk memasukkan pemahaman ajaran islam yang damai. Sebab, napi teroris pasti menolah ustaz yang didatangkan khusus untuk mereka.
"Tapi, kita sendiri harus sudah punya bekal yang kuat sebelum mengajak diskusi orang yang sudah terpapar radikalisme ini," kata Farid.
Sedangkan untuk Pesantren At-Taubah, Lapas Lowokwaru Malang, ada kerja sama dengan sejumlah pondok pesantren di Malang, yakni menyusun kurikulum untuk pengajian rutin di dalam lapas. Sebab, para kiai dari pesantren itu lebih memahami karakter masyarakat.
"Alhamdulillah para kiai sukacita menyambut gagasan ini. Pesantren di dalam lapas ini bisa menjadi tempat belajar agama yang baik para narapidana," ujar Farid.
Terkini Lainnya
Paham Radikal Mengintai Mahasiswa Baru Kampus di Malang
Napi teroris di daerah akan dipindah ke Nusa Kambangan
Pindah dari Lampung ke Nusakambangan, 50 Napi Teroris Tinggal di Sel Isolasi
Pemahaman Berubah
Relasi Sosial
Menangkal Bibit Radikalisme
Pendekatan Jadi Kunci
malang
Napi Teroris
Radikalisme
radikalisme dan terorisme
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Dalam 3 Bulan Polda Lampung Blokir 259 Situs Judi Online
MKD Akan Rapat Internal, Bahas Sanksi Tegas Bagi Anggota Dewan Terlibat Judi Online
Nama Jurnalis Dicatut untuk Hoaks Promosi Situs Judi, Simak Daftarnya
PBNU Minta Ada Tindakan Tegas Terhadap Bandar Besar Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Pilkada 2024
Kapolri Pastikan Pemetaan Potensi Kerawanan Pilkada 2024 di HUT ke-78 Bhayangkara
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Minta Polri Jaga Netralitas dan Stabilitas
KPU Jakarta Tunggu PKPU soal Batas Usia Kepala Daerah
Santun dan Sederhana, Dukungan pada Eman Suherman Maju Cabup Disebut Terus Datang
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
TOPIK POPULER
Populer
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Dampingi UMKM Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri, Kideco Raih Penghargaan
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Melihat Kebangkitan Lukisan Mooi Indie dengan Balutan Teknik Modern di Banyumas
Polres Garut Tetapkan Tersangka Pelaku Mutilasi di Pinggir Jalan Garut Selatan
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Juli 2024
Praktisi Kesehatan Olahraga Wajib Miliki Sertifikasi
Upacara HUT ke-78 Bhayangkara, Kodam XIV Hasanuddin 'Demo' di Mapolda Sulsel
HUT ke-78 Bhayangkara, Paulus Sinambela: Polri Semakin Presisi dan Dicintai Rakyat
Gunung Ibu Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik 1.500 Meter ke Arah Barat Daya
Euro 2024
Dapatkan Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Sesaat Lagi Tanding
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Dapatkan Link Live Streaming Babak 16 Besar Euro 2024 Prancis vs Belgia, Tayang Sesaat Lagi
Link Live Streaming 16 Besar Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Selasa 2 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Kenali Sifat Kepribadian Mencerminkan Caramu Menghadapi Masalah
Jadwal Puasa Sunnah Juli 2024: Puasa Muharram Tasu’a-Asyura, Ayyamul Bidh hingga Senin Kamis
Dapatkan Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Sesaat Lagi Tanding
Polisi Tangkap 3 Tersangka Distribusi Ilegal Tayangan Nex Parabola, Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara
Suami di Tangerang Tega Bakar Istri, Ini Alasannya
Fakta Unik Reog Ponorogo, Warisan Budaya Asal Jawa Timur
Mengenal Loki Patera Danau Lava di Bulan Jupiter
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Gus Baha Membalik Doa, Demi Sholat Menjaga Ekonomi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Lagu Ours to Keep Mewarnai TikTok dengan Narasi Menyentuh Hati, Buah Kolaborasi Kakak Beradik Kendis dan Adis
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
APBN Jatim Surplus Rp49,4 Triliun per Mei 2024, Ini Penyebabnya