, Semarang - Kisah dua siswa SMA 1 Semarang yang dikeluarkan karena menjalankan tugas sebagai pengurus OSIS ternyata mendapat respons dari adik-adik kelas mereka. Rata-rata mereka menyebutkan bahwa sekolah bertindak sewenang-wenang.
Atun, bukan nama sebenarnya, adalah salah satu peserta LDK. Ia mengaku bahwa kejadian semacam itu tiap tahun terjadi, bahkan ada yang lebih parah. Namun, menurut Atun, itu tidak bisa dikategorikan perundungan atau bullying. Menurut Atun, tak ada kebencian ketika ada kontak fisik dan kata kasar dalam LDK.
"Saya juga mengalami. Saya yakin sekolah tahu karena pas kegiatan kan ada guru yang mengawasi juga," kata Atun.
Advertisement
Kejadian ini, ujar Atun, sudah tradisi turun-temurun dan sekolah tidak bisa membantah mengetahui adanya LDK. Atun pun mempertanyakan kasus Anin sama Afif, kenapa menjadi besar dan berlarut-larut, bahkan sampai dikeluarkan.
Baca Juga
"Ini bukan bullying, bagaimana bisa bullying, ini ada kesepakatan dua belah pihak. Jadi kalau seorang siswa dipukul karena ada rasa kebencian bisa masuk tindak bullying. Ini masuknya sistem pelatihan. Terlebih, SMANSA kental dalam memegang tradisi, karena sekolah ini juga masuk cagar budaya," kata Atun, Selasa (27/2/2018).
Atun juga menjelaskan bahwa di sekolah diberlakukan sistem peringatan, yakni SP 1, 2, dan 3. Pemberiannya pun dilakukan secara bertahap. Setelah diberi peringatan ketiga baru proses pengembalian atau pengeluaran siswa. Itu pun tidak bisa langsung diberikan peringatan ketiga.
"Ini tiba-tiba ada peraturan baru, yakni pemberlakuan poin mulai Januari 2018. Peraturan ini berlaku dua bulan setelah proses LDK. Entahlah apa yang terjadi," katanya.
Dengan sistem poin itu, siswa akan dikembalikan pada orangtua jika perolehan poinnya melebihi 100 poin. Atun mengaku tak masalah dengan peraturan itu. Namun, ia mengingatkan sanksi kepada Anin dan Afif sangat tidak manusiawi. Sebab, kata Atun, masuk SMA Negeri 1 Semarang sangat ketat dan seleksinya berbeda dengan SMA lainnya.
"Dua bulan lagi ujian, mereka tiga tahun di sini percuma. Mereka membawa nama baik sekolah sudah tiga tahun, justru di saat akhir kena sliding tackle dengan keras dan tak ada pembelaan," kata Atun.
Yang paling menyesakkan, mereka tidak diberi surat dikembalikan ke orang tua, tapi direkayasa seakan-akan mereka mengundurkan diri.
"Anin tidak mau tanda tangan, Afif dipaksa tanda tangan dengan ancaman. Ini kan SMA Negeri 1 Semarang juga melanggar karena mengancam. Mengintimidasi," kata Atun.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kepsek Mengaku Memberi Poin Seketika
![sma 1](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/EAeeapHAH5pKj-h7-dMzAw-nc64=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/1943422/original/029872000_1519748068-WhatsApp_Image_2018-02-27_at_20.29.57.jpeg)
Sebenarnya banyak siswa yang merasa itu tak adil. Para siswa itu menolak disebut korban bullying.
"Mereka tidak nge-bully. Sekolah tidak tahu hubungan kami yang seperti kakak adik. Bukan kedua orang yang saling membenci. Saling memberi ilmu, itu yang dirasa. Bukan ditindas bukan di-bully. Kalau mereka melakukan kekerasan, kami yang melapor," kata Atun.
Atas tindakan sepihak dari sekolah tersebut, siswa-siswa merasa kecewa. Namun, mereka tidak bisa mencampuri birokrasi sekolah. Dia mengatakan bahwa di sini mereka cuma sebagai pelajar. Para siswa itu kini merasa ketakutan karena sekolah menjadi tidak nyaman.
"Dilema. Kami tidak tahu peraturannya harus bagaimana. Yang merasa dipukul saja tidak mempermasalahkan atau merasa disakiti. Mestinya sekolah jadi pihak ketiga, sebagai mediator, bukan pemberi keputusan," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Semarang, Endang Suyatmi L, mengatakan bahwa dalam memberikan pembinaan terhadap dua siswa tersebut, pihak sekolah telah melakukan pemikiran dan penelusuran panjang. Sanksi dari sekolah sesuai regulasi yang ada di sekolah berupa tatib. Bentuk pembinaannya supaya terjadi kondusivitas, agar terjadi sekolah ramah anak di SMAN 1 Semarang.
"Akhirnya kami kembalikan pada orangtua. Dan alhamdulillah difasilitasi kepala dinas di sekolah Semarang bagian timur, yakni SMA 11 dan yang satu di daerah Mangkang, yakni SMA 13. Juga karena kurikulum yang dipakai di sekolah itu sama dengan SMA 1, yakni kurikulum 2013," kata Endang di kantor Dinas Pendidikan dan kebudayaan Jateng, Selasa (27/2/2018).
Menurut Endang kekerasan sekecil apa pun tidak dibenarkan. Ini adalah proses pembenahan moral mental, agar lebih baik, terlebih dia mengklaim bahwa SMANSA menjadi salah satu SMA favorit.
"Ini menjadi shock therapy, agar anak-anak kami lebih memahami tata tertib sekolah. Meskipun sebelum buku tatib terbit," kata Endang.
Dia menjelaskan poin yang diterima Anin adalah memakai fasilitas tidak semestinya sebanyak 5 poin, menyakiti 20 poin, mengancam di dalam sekolah 50, mengintimidasi 50 poin. Jadi total poin kesalahan Anin 135 poin, sementara Afif 130 poin.
"Poin itu memang diberikan dalam waktu bersamaan. Dalam satu waktu," kata Endang.
Advertisement
Media Dilarang Melihat Video Bukti
![sma 1](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/-JPVj4xuQSFvnb316RSjN76mnzU=/0x150:1040x736/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/1943423/original/011725300_1519748241-WhatsApp_Image_2018-02-27_at_20.29.58.jpeg)
Sementara itu salah satu guru BP, Priti, ketika ditanya terkait mediasi dia mengatakan tidak perlu mediasi karena itu bukan laporan, tapi temuan sekolah dan sekolah punya otoritas.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Gatot, menambahkan bahwa apa yang dilakukan pihak SMAN 1 Semarang sudah sesuai, karena menggandeng komite sekolah guru, OSIS, dan siswa.
"Setelah mengumpulkan data, dua anak dikembalikan pada orangtua. Yang lain kena skors," katanya.
Indah, salah satu orangtua siswa yang terkena sanksi mengatakan bahwa pada awal pertemuan antara sekolah dengan wali murid siswa terkena sanksi, Kepala Sekolah SMAN 1 Semarang, Endang sempat menyinggung keterkaitan video yang di dalamnya terdapat Anin dan Afif dengan kematian salah satu siswa di kolam renang Jati Diri, BT pada 7 Januari silam.
"Kepala sekolah menyebutkan bahwa adegan dalam video itu terkait dengan kematian Bintang. Ini ngawur. LDK bulan November 2017, kematian bintang bulan Januari 2018 di kolam renang stadion Jatidiri. Jauh banget," kata Indah.
Namun, memang pada akhir Januari 2018 itu ada tiga orangtua siswa yang mengadu ke sekolah karena merasa anaknya menjadi korban bullying. Salah satunya orangtua BT.
"Setelah itu pihak sekolah melakukan razia handphone siswa. Dan ditemukan video di LDK tersebut," katanya.
Menurut Indah, atas dasar video tersebut, Kepala Sekolah bersikeras telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan utamanya oleh Anin dan Afif. Video itu diputarkan oleh kepala sekolah kepada pihak-pihak yang tak terkait. Justru kepada wali murid siswa terkena skorsing tak ditunjukkan.
"Kami tidak pernah dikasih lihat," katanya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Semarang, Endang juga sempat menawarkan memutar video itu saat berada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Sayangnya, oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dilarang.
"Tidak usah tidak usah. Tidak usah diputar," kata Gatot Bambang Hastowo.
Simak video menarik pilihan berikut di bawah ini :
Terkini Lainnya
Tragedi Siswa SMAN 1 Semarang, Tugas OSIS Berujung Pemecatan dari Sekolah
Bantah Mengeluarkan 2 Siswa, SMAN 1 Semarang Sebut Hanya Jalankan Sanksi
Dituduh Aniaya Junior, 2 Siswa SMA di Semarang Dipaksa Keluar dari Sekolah
Kepsek Mengaku Memberi Poin Seketika
Media Dilarang Melihat Video Bukti
SMA Negeri 1 Semarang
sman 1 semarang
Kasus SMA N 1 Semarang
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Profil Ayu Aulia, Selebgram yang Viral Jadi Sorotan Warganet
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka
Cerita Perjuangan Tunardi, Pustakawan Sukoharjo yang Berkawan dengan Kemajuan Teknologi
Gempa Magnitudo 4,8 Terasa di Sinabang Aceh
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
Intip, Cara Cek Status NIK KTP Elektronik Secara Online
Nasib Warga Tagulandang Terdampak Erupsi Gunung yang Bakal Direlokasi ke Bolmong Selatan
Euro 2024
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Pemkot Depok Optimis Bisa Kurangi Kemacetan, Beberkan Solusinya
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Mau Dosa saat Pacaran Berguguran? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasianya
Satgas Judi Online Sudah Serahkan Nama Diduga Terlibat Judol ke Masing-masing Kementerian Hingga Pemda
Kemuliaan Tahun Baru Islam, Menyingkap Rahasia Muharam
Uber di Eropa Kini Bisa Sewa Kapal hingga Perahu Limousine untuk Wisata, Berapa Tarifnya?
30 Ucapan Tahun Baru Islam 1446 H dalam Bahasa Arab, Penuh Doa dan Harapan
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik