, Yogyakarta Kampung Bakpia di Yogyakarta tidak seramai dulu, sekalipun suasana dan aktivitas di setiap rumah yang berada di gang sempit itu masih sama. Aroma makanan berbahan baku tepung dan kacang hijau yang dipanggang menyeruak tatkala melangkahkan kaki di sepanjang Sanggrahan, Pathuk, Ngampilan.
Pada kanan dan kiri jalan terpasang plang merek bakpia. Beberapa menggunakan nama orang, tetapi lebih banyak yang memasang merek berdasarkan nomor rumah atau angka kesukaan mereka.
Di dalam rumah warga, orang-orang duduk berhadapan mengelilingi meja. Adonan kulit dan isi bakpia berwarna ungu dan kuning terang menggunung di depan mereka.
Advertisement
Baca Juga
Dengan lincah, jari-jari itu membungkus isi dengan kulit bakpia. Warna ungu untuk adonan isi dari ubi ungu, sedangkan warna kuning terang merupakan adonan kacang hijau.
"Satu kampung ini memang usahanya bikin dan jual bakpia semua, bisa dihitung pakai jari yang tidak bikin bakpia itu pun karena bekerja sebagai PNS," ujar Anastasia Suryani, pemilik usaha Bakpia 757 Mayang, kepada , Kamis (25/1/2018).
Perempuan berusia 47 tahun itu merupakan salah satu pembuat bakpia di kampung itu. Usahanya berdiri pada 1993, ketika ia mulai berumah tangga. Bakpia bukan hal baru dalam kehidupan ibu dari tiga anak ini. Ibunya lebih dulu memulai usaha ini sejak 1980. Adik bungsunya juga membuat bakpia, hanya saja beda merek.
Suaminya juga berasal dari keluarga pembuat bakpia. "Saya dapat (suami), tetangga sendiri," kenang Suryani.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bakpia Masih Jadi Idola
Dalam sehari ia bisa menjual 100-150 dus bakpia. Kalau musim liburan, ia bisa menjual sampai 400 dus per hari. Biasanya, Suryani menitipkan kepada pedagang di seputar Pasar Beringharjo dan Malioboro. Harga bakpia beragam, tergantung ukuran dan rasa, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 25.000 per dus.
Untuk membuat 100 dus bakpia, ia membutuhkan sekitar 10 kilogram tepung terigu. Satu dus bakpia bisa berisi 15 sampai 20 buah bakpia. Semula, bakpia identik dengan isi kacang hijau, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, isi bakpia lebih variatif. Konsumen bisa memilih rasa keju, cokelat, stroberi, green tea, dan sebagainya.
Bakpia pun ada dua jenis, kering dan basah. Bakpia basah bisa bertahan sampai seminggu, sedangkan yang kering bisa awet hingga tiga minggu.
Advertisement
Kampung Bakpia Sepi Wisatawan
Situasi sekarang berbeda dengan masa lalu, sebelum tahun 2000. Dulu, masih banyak wisatawan yang lalu lalang masuk ke Kampung Bakpia untuk membeli langsung dari pembuatnya.
Walaupun harganya sama, membeli langsung ke perajin bakpia lebih menyenangkan. Pasalnya, pembeli bisa melihat langsung cara pembuatan bakpia tersebut.
Jajanan itu juga bisa dinikmati dalam kondisi hangat. Fresh from the oven.
Suryani menilai, saat ini nyaris tidak ada wisatawan yang berjalan masuk ke Kampung Bakpia. Hal ini diperkirakan karena toko oleh-oleh di Yogyakarta menjamur. Pemiliknya berani memberikan uang tips lebih kepada pemandu wisata yang membawa rombongan wisatawan ke toko mereka.
"Kalau tidak punya toko ya harus aktif menitipkan ke pedagang supaya laku terjual," tuturnya.
Tergabung dalam Koperasi
Perajin bakpia rumahan di Yogyakarta tergabung dalam sebuah koperasi yang sudah berbadan hukum pada 2012. Sebelumnya, pada 1990-an mereka lebih dulu bernaung di dalam sebuah paguyuban. Koperasi bernama Sumekar itu terdiri dari 68 anggota.
Mereka kerap mendapat pelatihan dari dinas terkait dan difasilitasi sejumlah kegiatan. Tiga tahun lalu, grebeg bakpia pertama kali digelar.
Seharusnya, kegiatan itu menjadi perhatian tahunan yang mampu mengusung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Ngampilan. Namun, kegiatan itu tidak diselenggarakan pada tahun lalu.
"Ada beberapa urusan yang membuat acara itu tidak terwujud pada 2017, salah satunya pergantian lurah," kata Suryani yang juga menjabat sebagai bendahara Koperasi Sumekar.
Advertisement
Cerita Warga soal Asal Muasal Bakpia di Kampung Sanggrahan
Sanggrahan dikenal sebagai Kampung Bakpia sejak 1980-an. Banyak cerita yang berkembang perihal orang yang pertama kali mengenalkan bakpia ke dalam kawasan itu.
Sumiati, Ketua Koperasi Sumekar, menceritakan kakak laki-lakinya yang bernama Suwarsono sebagai orang pertama di kampung itu yang membawa resep bakpia. Sonder, demikian sapaan Suwarsono, merupakan salah satu pekerja di Bakpia Pathuk 75. Dia mencoba membuat bakpia setelah mengetahui resep dan cara pembuatan dari tempatnya bekerja.
Sumiati pun melabeli tempat usahanya dengan Bakpia 543 Sonder. Nama Sonder seolah tidak bisa dilepaskan dari kampung bakpia sebagai salah satu orang yang ikut menyosialisasikan resep kue tersebut.
Di kampung itu juga ada perajin bakpia yang memiliki sekitar 20 karyawan. Namanya Bakpia Pathuk 52. Sastro Sariyem (77) merupakan pemilik usaha itu bercerita mendapatkan resep membuat bakpia dari pemilik Bakpia Pathuk 75. Kemudian, ia mengajarkan cara membuat bakpia kepada ibu-ibu PKK di kampung itu.
"Sebenarnya nomor rumah saya itu 522, tetapi ada yang bilang dua nomor saja untuk merek, akhirnya jadi Bakpia Pathuk 52," ucap Sariyem.
Sang Pelopor
Berbicara Bakpia Pathuk tidak bisa lepas dari Bakpia Pathuk 75. Semua orang percaya, produsen bakpia itu yang pertama kali berdiri di sana.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bakpia masuk ke Yogyakarta dibawa oleh seorang Tionghoa bernama Kwik Sun Kwok pada 1940-an. Ia mencoba berdagang jajanan khas Tionghoa yakni bakpia.
Semula bakpia merupakan kue berisi bak atau daging babi. Akan tetapi, masyarakat Jawa yang tidak mengonsumsi daging babi membuat makanan itu mengalami akulturasi. Isinya bukan lagi daging babi, melainkan kacang hijau.
Cara memasaknya pun tidak lagi menggunakan minyak babi, melainkan dengan dipanggang menggunakan arang. Kwik membeli arang dari temannya yang juga seorang Tionghoa bernama Liem Bok Sing.
Kwik menjual bakpia dengan menyewa sebidang lahan dari orang Jawa bernama Niti Gurnito di kampung Suryowijayan.
Pada 1960-an, Kwik wafat. Niti Gurnito dan Liem membuat usaha bakpia di tempatnya masing-masing. Liem membuka toko bakpia di Jalan KS Tubun Nomor 75 yang kini dikenal dengan Bakpia Pathuk 75.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terkini Lainnya
Ribuan Bakpia Dibagikan Gratis di Ngampilan Yogyakarta Sore Ini
Serunya Miss Universe 2013 Gabriela Isler, Belajar Bikin Bakpia
Belum ke Jogja Jika Tak Beli Bakpia
Bakpia Masih Jadi Idola
Kampung Bakpia Sepi Wisatawan
Tergabung dalam Koperasi
Cerita Warga soal Asal Muasal Bakpia di Kampung Sanggrahan
Sang Pelopor
Yogyakarta
bakpia pathok
Bakpia
Bakpia Pathuk
Tionghoa
Legenda
Wisatawan
Rekomendasi
Imbas Overtourism Barcelona Kembali Naikkan Pajak Turis Oktober 2024, Berapa Besarnya?
Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Tidak Berdampak pada Pariwisata tapi Diharapkan Tak Terulang Lagi
Korea Selatan Perketat Aturan Grup Turis Asal China, Imbas Keluhan Wisatawan yang Dipaksa Belanja
2 Wisatawan di Pantai Rio by The Beach Tenggelam Saat Berenang, 1 Masih Hilang
Jauh-Jauh ke Thailand, Turis Indonesia Sebut Nuansa Phuket Mirip Lamongan
Turis, Waspadai Wabah Bakteri Pemakan Daging Saat Liburan ke Jepang
Barcelona Ingin Jadi Zona Bebas Airbnb, Wisatawan Dilarang Sewa Apartemen Mulai 2028
Indonesia Belajar dari Penyelenggara Lari Marathon Dunia agar Sukses Gelar JAKIM 2024
Festival Asia Afrika Digelar di Bandung 6-7 Juli, Delegasi 18 Negara Isi Daftar Hadir
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Judi Online
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Populer
Siap Debut Solo, Lee Seung Hoon WINNER Siapkan Mini Album MY TYPE
Kuasa Hukum Pegi Setiawan Ungkap 5 Kejanggalan Penyidik di Praperadilan Kasus Vina Cirebon
Memajukan Jurnalisme Warga dan Jurnalisme Pangan Berkualitas
2 Kawah Danau Kelimutu Mendadak Berubah Warna, Ada Apa?
Marah Tak Disiapkan Makan Siang, Pria di NTT Tega Bunuh Istrinya
Dico Ganinduto Jadi Top of Mind Versi LSI
2 Kasus Pembunuhan Cor di Palembang, Para Tersangka Masih Berkeliaran Bebas
Mengenal Latar Belakang Pendirian Museum Konferensi Asia Afrika Bandung
Fakta Menarik Lombok Dijuluki Kota Seribu Masjid, Begini Asal Usulnya
Polisi Masih Selidiki Sosok Mister X Korban Mutilasi Garut Selatan
Euro 2024
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Berita Terkini
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Jakarta Urutan Ketiga Destinasi Paling Bikin Stres di Dunia, Sandiaga Uno: Jangan Baper
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
IHSG Berpeluang Rawan Koreksi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 3 Juli 2024
Simak, Tips Agar Cat Rumah Tidak Cepat Pudar
Cara Menghitung Zakat Mal Menurut Islam, Simak Pula Syarat dan Ketentuannya
Aditya Zoni Akan Perjuangkan Hak Asuh Anak dalam Sidang Cerai dengan Yasmine Ow
Akun Facebook Saya Diretas, Ini Cara Memulihkan Akun yang Dihack
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
PKB Sebut PDIP Oke dengan Anies di Pilgub Jakarta, Tapi Masih Pertimbangkan Cawagub
Sarana Menara Nusantara Rampungkan Akuisisi 90 % Saham IBST
10 Smartphone Paling Ngebut di Bulan Juni 2024, Apa Saja?
Harga Emas Melorot Lagi, Ini Gara-garanya
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
60 Ucapan Anniversary Pernikahan Islami, Kata-Kata Romantis Penuh Doa dan Harapan